Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Bocah 5 Tahun di Dieng Minta Dibelikan Motor Trail Merah Setelah Ritual Pemotongan Rambut Gimbal

Aksa bocah 5 tahun rambut gimbal minta dibelikan motor trail warna merah usai ritual cukur rambut di Dieng.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Daniel Ari Purnomo
Istimewa
Prosesi pemotongan rambut gimbal Aksa, anak desa Dieng Kulon Batur Banjarnegara. 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Tradisi pencukuran rambut gimbal di Dieng selalu menarik perhatian khalayak ataupun wisatawan.

Terlebih tradisi itu dikemas dalam even akbar Dieng Culture Festival (DCF) yang rutin digelar tiap tahun di komplek candi Arjuna Dieng.

Masyarakat dari berbagai daerah rela jauh-jauh ke Dieng hingga merogoh kocek dalam untuk menikmati kemegahan acara itu.

Video Kecelakaan Tunggal di Jatingaleh Semarang, Korban Meninggal

KISAH NYATA: Petugas KUA Nikahkan Mantan Istri dengan Teman Viral, Netizen: Penghuluku Mantanku

Hanya 6 Jam Ada Temuan 4 Mayat di Semarang, Ini Penyebab Kematian

13 Daerah di Jateng yang Dilewati Gerhana Matahari Cincin 21 Juni, Masyarakat Diimbau Tenang

Sebenarnya, jauh sebelum DCF digelar, tradisi pemotongan rambut gembel biasa diadakan masyarakat secara turun temurun.

Pelaksanaan prosesi atau selamatan biasanya di rumah masing-masing dengan mengundang tetangga atau kerabat.

Hanya belakangan, tradisi itu dikemas dalam even budaya DCF yang sekaligus untuk promosi wisata Dieng.

Tetapi tidak semua anak berambut gembel menjalani prosesi pencukuran rambutnya dalam even itu.

Sebagian orang tua ternyata memilih menggelar prosesi pencukuran rambut gimbal anaknya secara mandiri.

"Aslinya dari dulu tradisi itu digelar mandiri di rumah, DCF itu untuk promosi wisata,"kata Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiono, Jumat (19/6)

Seperti halnya Aksa (5), anak berambut gimbal dari Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur Banjarnegara.

Orang tuanya menggelar tradisi cukur rambut gimbal di rumah, Rabu malam (17/6/2020).

Prosesi itu digelar secara sederhana, layaknya acara selamatan.

Hanya beberapa warga dan kerabat yang diundang dalam acara itu.

Ubo rampe yang menjadi prasyarat ritual itu pun disiapkan, semisal nasi ingkung dan lauk dengan jenis yang telah ditentukan.

Acara itu ditutup dengan doa secara Islam sebelum hadirin dipersilakan menyantap hidangan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved