Wabah Virus Corona
Takut Rapid Test, Warga 2 Kampung Mengungsi hingga Sewa Angkot, Begini Akhirnya
"Karena ada provokatornya juga, salah satu warga yang menghasut warga untuk menolak rapid test, sempat demo juga ke kelurahan menolak rapid test,"
"Kabur ada yang sendiri-sendiri, ada yang rombongan.
Pokoknya keluar dari wilayah Mesjid Priyayi.
Bahkan saya dengar kabar ada orang tua yang sakit juga ditarik-tarik mengungsi,
mereka nyarter kopas (angkot)," kata Titin.
Akhirnya bersedia di-rapid test
Pihak Dinas Kesehatan dan pemerintah setempat kemudian tetap melakukan sosialisasi.
Warga yang sebelumnya kabur, akhirnya pulang ke rumah setelah mendapat informasi yang sebenarnya terkait rapid test.
Titin meluruskan, rapid test akan digelar di Kelurahan Mesjid Priyayi,
namun tidak dilaksanakan door to door melainkan dikhususkan untuk petugas kelurahan dan juga warga yang sukarela mengikuti rapid test.
Kata dia, rapid test yang digelar merupakan program Pemerintah Kota Serang untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19.
Rapid test di Kelurahan Mesjid Priyayi, akhirnya tetap dilaksanakan sesuai jadwal di Puskesmas Pembantu (Pustu) pada Kamis (19/6/2020).
Terdapat 45 warga yang ikut serta dimana seluruh hasilnya nonreaktif. (*)
• Promo Superindo Akhir Pekan 19-21 Juni 2020, Diskon hingga 50 Persen, Simak Daftar Lengkapnya
• Rapid Test Massal di Semarang, Positif Covid-19 Langsung Karantina, Indonesia Kasus Terbanyak ASEAN
• Indennya Sampai Februari 2021, Ini Istimewanya Kreuz, Sepeda Brompton Made in Bandung
• Sedang Kencing, Seorang Pria di Semarang Tiba-tiba Ambruk dan Pingsan, Ternyata Begini Keadaannya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Duduk Perkara Warga Dua Kampung di Banten Mengungsi karena Takut Rapid Test