Wabah Virus Corona
Takut Rapid Test, Warga 2 Kampung Mengungsi hingga Sewa Angkot, Begini Akhirnya
"Karena ada provokatornya juga, salah satu warga yang menghasut warga untuk menolak rapid test, sempat demo juga ke kelurahan menolak rapid test,"
Takut Rapid Test, Warga 2 Kampung Mengungsi hingga Sewa Angkot, Begini Akhirnya
TRIBUNJATENG.COM - Ratusan warga di Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten kabur mengungsi untuk menghindari rapid test.
Lurah Mesjid Priyayi Titin Kurnia, mengatakan warga yang kabur berasal dari dua kampung, yakni Terwana Kiyata dan Masigit.
Mereka kabur setelah mendapat kabar keliru mengenai rapid test.
• Rapid Test Massal di Semarang, Positif Covid-19 Langsung Karantina, Indonesia Kasus Terbanyak ASEAN
• Sedang Kencing, Seorang Pria di Semarang Tiba-tiba Ambruk dan Pingsan, Ternyata Begini Keadaannya
• Promo Superindo Akhir Pekan 19-21 Juni 2020, Diskon hingga 50 Persen, Simak Daftar Lengkapnya
"Tapi paling banyak dari kampung Terwana Kiyata.
Informasi keliru disangka rapid test dilakukan door to door, kalau reaktif akan langsung dikarantina di rumah sakit.
Banyak informasi sesat sehingga warga melarikan diri," kata Titin dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (19/6/2020).
Peristiwa tersebut, kata Titin, terjadi pada Minggu (14/6/2020).
Saat ini, pihak Dinas Kesehatan Kota Serang akan melakukan sosialisasi soal rencana pelaksanaan rapid test di Kelurahan Mesjid Priyayi.
Namun, isu yang berkembang adalah rapid test akan dilakukan dari rumah ke rumah.
Sehingga banyak warga yang melarikan diri.
"Karena ada provokatornya juga, salah satu warga yang menghasut warga untuk menolak rapid test,
sempat demo juga ke kelurahan menolak rapid test," kata Titin.
Warga yang kabur, mayoritas kaum perempuan.
Mereka kabur pada Minggu malam, lantaran Senin paginya akan dilakukan sosialisasi.
"Kabur ada yang sendiri-sendiri, ada yang rombongan.
Pokoknya keluar dari wilayah Mesjid Priyayi.
Bahkan saya dengar kabar ada orang tua yang sakit juga ditarik-tarik mengungsi,
mereka nyarter kopas (angkot)," kata Titin.
Akhirnya bersedia di-rapid test
Pihak Dinas Kesehatan dan pemerintah setempat kemudian tetap melakukan sosialisasi.
Warga yang sebelumnya kabur, akhirnya pulang ke rumah setelah mendapat informasi yang sebenarnya terkait rapid test.
Titin meluruskan, rapid test akan digelar di Kelurahan Mesjid Priyayi,
namun tidak dilaksanakan door to door melainkan dikhususkan untuk petugas kelurahan dan juga warga yang sukarela mengikuti rapid test.
Kata dia, rapid test yang digelar merupakan program Pemerintah Kota Serang untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19.
Rapid test di Kelurahan Mesjid Priyayi, akhirnya tetap dilaksanakan sesuai jadwal di Puskesmas Pembantu (Pustu) pada Kamis (19/6/2020).
Terdapat 45 warga yang ikut serta dimana seluruh hasilnya nonreaktif. (*)
• Promo Superindo Akhir Pekan 19-21 Juni 2020, Diskon hingga 50 Persen, Simak Daftar Lengkapnya
• Rapid Test Massal di Semarang, Positif Covid-19 Langsung Karantina, Indonesia Kasus Terbanyak ASEAN
• Indennya Sampai Februari 2021, Ini Istimewanya Kreuz, Sepeda Brompton Made in Bandung
• Sedang Kencing, Seorang Pria di Semarang Tiba-tiba Ambruk dan Pingsan, Ternyata Begini Keadaannya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Duduk Perkara Warga Dua Kampung di Banten Mengungsi karena Takut Rapid Test