Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Ditolak di Madiun, Jenazah Penyerang Wakapolres Karanganyar Dimakamkan di Semarang

Jenazah pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar ditolak untuk dimakamkan di daerah asalnya Madiun. Akhirnya, dimakamkan jenazah di Semarang

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: galih permadi

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jenazah pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar ditolak untuk dimakamkan di daerah asalnya Madiun.

Akhirnya, Polisi memakamkan jenazah di Kedungmundu Semarang.

"Pertimbangan antara lain dari Dirintel Jatim ada penolakam dari sana.

Viral Video Anggota Yonif Para Raider Tempeleng Jambret Sampai Pipis di Celana

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Bayi 40 Hari Meninggal Kena Corona, Tertular Tamu yang Menjenguk

Kronologi Camat Ungaran Barat Meninggal Dunia, Tiba-tiba Tubuhnya Tegang dan Memegang Dada

54 Orang Tertipu Seleksi CPNS Pemalang, Slamet dan Isdiyo Raup Rp 4,3 Miliar, Begini Modus Aksinya

Sesuai kemanusiaan jenazah tersebut tetap manusia kami usahakan secara layak (pemakaman) di Kedungmundu," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, Kombes Pol Wihastono Yoga Pranoto di RS Bhayangkara Semarang, Senin (22/6/2020).

Pelaku atas nama Karyono Widodo itu meruapakan warga Manisrejo, Kecamatan Taman, Madiun.

Sementara terkait pemakaman, pihak keluarga pelaku telah menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian.

"Untuk pemakamam kami serahkan sepenuhnya pada Polisi," kata adik pelaku, Rohman Budi Santoso.

Wihastono melanjutkan, identitas pelaku terungkap setelah dilakukan tes DNA dan keterangan keluarga.

"Sidik jari kewenangan DVI, dari DVI mengatakan yang bersangkutan bernama Karyono sesuai dengan DNA dan dikuatkan keterangan pihak keluarga," ujar Wihastono.

Selanjutnya terkait penyelidikan, kata Wihastono, tengah dilakukan oleh Densus 88 Antiteror. Penyelidikan itu dilakukan apakah pelaku beraksi sendiri atau berkelompok.

"Masalah itu sedang dilidik Densus. Apakah pelaku bergerak sendiri atau kelompok," katanya.

Jaringan Bom Thamrin

Polisi mengungkap identitas terduga teroris penyerang Wakapolres Karanganyar, ajudan, dan seorang relawan di Cemoro Kandang, Tawangmangu.

Terduga teroris bernama Karyono yang menyerang Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni asal Kabupaten Madiun Jatim diduga masuk jaringan bom Thamrin. 

Ya, aksi penyerangan yang sempat mengebohkan dunia karena ada sejumlah terduga teroris tewas meladakkan diri dan warga ikut menjadi korban pada Januari 2016 di sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Pengamat radikalisme dan terorisme, Tayyip Malik menduga pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni dan rombongan yang menyebabkan dua orang terluka saberan sajam semacam celurit termasuk dalam jaringan bom Thamrin. 

"Prediksinya, mantan residivis (napiter) yang terlibat kasus bom Thamrin yang pernah ditangkap di Malang," tutur Tayyip kepada TribunSolo.com, Senin (22/6/2020).

"Kalau memang benar, ia pernah ditangkap setelah bersembunyi di sebuah makam pada tahun 2016," tambahnya.

Namun Tayyip masih belum mengetahui motif pelaku melakukan penyerangan terhadap rombongan Wakapolres Karanganyar itu.

Yakni saat kegiatan susur Gunung Lawu dalam rangka HUT ke-74 Bhayangkara, Minggu (21/6/2020) sekira pukul 10.20 WIB.

"Saya belum tahu, melihat di beberapa aksi terbaru, target masih pihak kepolisian," ucap dia. 

"Target yang lain apa? belum terlalu signifikan, memang semua dialihkan ke situ (polisi)," imbuhnya menekankan. 

Menurutnya, itu dipicu lantaran beredarnya foto-foto yang melibatkan personel kepolisian saat giat di pintu masuk jalur pendakian via Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar tersebut.

"Selama ini masih ada, misalnya beredar foto kepolisian, itu membuat semangat tinggi mereka melakukan balas dendam," kata Tayyip.

"Maka penting untuk tidak menyebarkan foto-foto itu, kalau sampai disebarkan itu bisa memunculkan potensi agitasi baru," papar dia. 

"Mereka bisa semakin semangat melakukan aksi balas dendam," tandasnya.

Didatangi Densus 88 Antiteror

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dibackup oleh Tim Inafis dan Satreskrim Polres Madiun mendatangi rumah di Perumahan Mojopurno, Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, pada Minggu (21/6/2020) sore.

Rumah tersebut merupakan rumah milik keluarga terduga teroris berinsial KW pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar, Kompol Busroni dan rombongannya Minggu (21/6/2020) sekira pukul 10.45 WIB.

Kedatangan Tim Densus 88 Antiteror untuk mengambil sample darah ibu terduga pelaku P (74) untuk dicocokan dengan terduga pelaku.

"Kami hanya backup saja, yang memiliki kewenangan dari Densus 88," kata Kapolres Madiun, AKBP Eddwi Kurniyanto, Senin (22/6/2020).

Sementara itu, adik kandung Karyono, Rohman, juga membenarkan rumahnya didatangi polisi dan mengambil sample darah ibunya.

Ia mengaku memiliki empat saudara kandung, dan satu di antaranya kakaknya berinisial KW

"Iya, ibu dimintai (sample darah) oleh tim inafis, untuk mencocokan DNA," ungkap dia.

Ia mengaku sudah lama tidak berkomunikasi dengan kakaknya tersebut.

Terakhir ia bertemu dengan kakaknya sekitar akhir tahun 2019. (*)

Pernah Ditangkap

Pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar telah diketahui identitasnya. Pelaku bernama Karyono warga Manisrejo, Kecamatan Taman, Madiun, Jawa Timur.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Wihastono Yoga Pranoto mengatakan, identitas itu terungkap setelah dilakukan tes DNA dan keterangan keluarga.

"Sidik jari kewenangan DVI, dari DVI mengatakan yang bersangkutan bernama Karyono sesuai dengan DNA dan dikuatkan keterangan pihak keluarga," ujar Wihastono di RS Bhayangkara Semarang, Senin (22/6/2020).

Selanjutnya terkait penyelidikan, kata Wihastono, tengah dilakukan oleh Densus 88 Antiteror. Penyelidikan itu dilakukan apakah pelaku beraksi sendiri atau berkelompok.

"Masalah itu sedang dilidik Densus. Apakah pelaku bergerak sendiri atau kelompok," katanya.

Saat ini pihak keluarga pelaku telah dipanggil ke RS Bhayangkara. Yang mewakili adalah adik pelaku, Rohman Budi Santoso.

Menurutnya, DNA diambil dari sang ibu.

Pihaknya juga telah menyerahkan jenazah kakaknya untuk ke pihak Polda Jateng guna pemakaman.

"Dia (pelaku) orangnya terlalu tertutup," kata Rohman.

Rohman mengatakan, setahu dia sang kakak sebelumnya pernah mendekam di sel Mako Brimob.

Baru kemudian dipindah ke Sumatera. Baru keluar pada 2019. Terkait kasus yang menjerat Karyono, Rohman kurang begitu paham.

"Kasusnya apa kurang tahu," kata dia.

Dua kali datangi lokasi

Diberitakan sebelumnya, pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar sebelum melancarkan aksi beberapa hari sebelumnya pernah datang ke tempat kejadian.

Hal itu berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga sekitar.

"Kalau menurut dari warga, beberapa hari sebelum itu memang dia sudah datang ke sana habis itu pergi lagi. Sudah sempat (datang) dua kali. Ada warga yang melihat. Tetapi memang karena tidak mencurigakan, tidak dilaporkan," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, Senin (22/6/2020).

Sementara itu barang bukti yang ditemukan dalam kejadian tersebut selain clurit yang digunakan pelaku terdapat sebuah tas.

"Barang bukti yang kita temukan di pelaku ini itu satu buah tas. Selain celurit yang dia gunakan, kami temukan juga ada pisau. Seperti pisau dapur.

Lalu kemudian ada juga odol sikat gigi. Lalu ada beberapa kertas dengan tulisan-tulisan yang memang tidak bisa terbaca jelas, karena kertasnya sudah cukup lama. Jadi kertasnya memang agak kabur," katanya.

Diketahui pada Minggu 21 Juni 2020 sekitar pukul 11.00 WIB terjadi penyerangan terhadap anggota Polres Karanganyar di Cemoro Kandang, Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar.

Menurut Iskandar, saat itu tengah ada kegiatan susur gunung atau membersihkan jalur pendakian Gunung Lawu.

Dalam kegiatan tersebut tidak hanya anggota Polres Karanganyar saja. Tapi juga melibatkan warga atau relawan.

Tak disangka, saat kegiatan tersebut ternyata ada orang tak dikenal yang menyerang anggota Polisi.

Dalam hal ini, Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni dan sopirnya Bripda Arif Hariyono menjadi korban.

Selain keduanya seorang warga bernama Jarot Broto Sarwono turut menjadi korban.

"Tiba-tiba memang ada seseorang yang tidak dikenal menyerang ajudan dari wakapolres, yang waktu itu sempat ditangkis dan mengenai tangan dan leher dan waktu itu Wakapolres Karanganyar juga diserang dengan celurit. Karena wakapolres ini memegang kayu, bisa ditangkis dengan kayu, tapi tangan kiri masih kena," katanya.

Mendapati adanya kejadian tersebut, kata Iskandar, ada seorang warga yang kemudian melempar batu mengenai kepala pelaku. Namun pelaku masih saja berusaha menyerang.

"Akhirnya personel kami dengan sigap dengan senjata api bisa melumpuhkan. Artinya dengan tembakan tiga kali ke kaki itu mengenai pelaku. Pelaku ini dibawa ke Puskesmas terdekat, namun mungkin karena kehabisan darah sampai di Puskesmas dinyatakan meninggal dunia," katanya.

Kerahkan Densus 88

Polisi menerjunkan tim gabungan untuk menyelidiki identitas pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni dan anggota Polres Karanganyar. Tim gabungan yang diterjunkan tersebut meliputi Inafis, Reskrim, intel, dan Densus 88.

"Ini sudah, tim gabungan yang diutus oleh Pak Kapolda dari Inafis, Reskrim, intel, kemudian Densus 88 sedang mendalami terhadap pelaku ini. Ini yang kami lakukan," ujar Iskandar.

Iskandar mengatakan, saat ini, jenazah pelaku telah berada di RS Bhayangkara Semarang. Rencananya akan dilakukan autopsi.

"Untuk pelaku sendiri ini masih dalam pendalaman, belum bisa kami sebutkan karena ini nanti akan dirilis ketika nanti kita sudah mendapatkan data lengkap tentang siapa pelaku ini," kata dia.

Sejurus dengan pendalaman identitas pelaku, Iskandar mengatakan, pihaknya juga belum mengetahui persis motif dari penyerangan tersebut.

Diketahui pada Minggu 21 Juni 2020 sekitar pukul 11.00 WIB terjadi penyerangan terhadap anggota Polres Karanganyar di Cemoro Kandang, Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar.

Menurut Iskandar, saat itu tengah ada kegiatan susur gunung atau membersihkan jalur pendakian Gunung Lawu.

Dalam kegiatan tersebut tidak hanya anggota Polres Karanganyar saja. Tapi juga melibatkan warga atau relawan.

"Artinya Gunung Lawu itu ditutup selama corona, menuju new normal akan dibuka tentu jalur ini akan dibersihkan rumputnya. Polri bersama masyarakat ini sama-sama membersihkan. Jadi semua orang ini banyak yang memegang senjata tajam," kata Iskandar.

Sudah ada titik terang

Dilansir dari Kompas.com, Kapolres Karanganyar AKBP Leganek Mawardi mengatakan, sudah ada titik terang dalam upaya mengungkap motif di balik serangan tersebut.

Diketahui, pelaku tewas seusai dilumpuhkan dengan tiga kali tembakan di bagian kaki.

Saat ini pelaku sudah dibawa ke RS Bhayangkara untuk keperluan otopsi.

"Sudah ada titik terang, namun masih perlu pe-matchingan (penyesuaian) data. Artinya masih penyelidikan sebelum disampaikan lebih lanjut," kata Leganek Mawardi di Mapolres Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (22/6/2020).

"Saat ini tersangka sudah ada di RS Bhayangkara untuk dilaksanakan penyesuaian data. Kalau sudah pas benar itu nanti akan disampaikan," sambungnya.

Leganek juga menyampaikan, olah tempat kejadian perkara juga sudah berlangsung.

Tim gabungan dari Polres Karanganyar dan Jatanras Polda Jawa Tengah terlibat dalam penyelidikan kasus ini.

Selain mengamankan sanjata tajam milik pelaku penyerangan, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian berupa baju, pakaian, celana, alat mandi, alat makan dan juga ada beberapa tulisan di buku kecil.

Diberitakan sebelumnya, rombongan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni diserang orang tak dikenal saat melaksanakan susur Gunung Lawu bersama relawan di Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (21/6/2020).

Peristiwa yang terjadi sekitar 10.45 WIB itu membuat Busroni, sopirnya, dan satu orang relawan mengalami luka.

Busroni diserang oleh orang tak dikenal pada saat sedang memindahkan barang dari tas gunung ke tas kecil.

Namun, serangan itu berhasil ditangkis dengan menggunakan tongkat yang saat itu dia pegang dan mengenai tangan.

Busroni luka ringan di tangan dan sopirnya mengalami luka cukup serius di bagian leher dan punggung.

Sedangkan relawan bernama Jarot luka sobek di lengan kanan dan punggung.

Wakapolres Karanganyar, Kompol Busroni menyampaikan, penyerangan secara tiba-tiba itu terjadi saat dirinya duduk di musala dekat basecamp Cemoro Kandang.

Dia sedang memindahkan barang dari tas carrier atau gunung ke tas kecil.

"Saya tangkis serangannya dengan tongkat, terkena (celurit) bagian tangan.

Alhamdulillah, baik-baik saja," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Minggu (21/6).

Kompol Busroni menjalani rawat jalan lantaran mengalami luka pada bagian tangannya.

Sedangkan sopirnya, Bripda Arif Hariyono mendapatkan luka pada bagian leher kanan dan punggung.

Diketahui laki-laki tidak dikenal itu melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata sejenis celurit.

Pascakejadian itu, dirinya beserta sopir dan relawan langsung dibawa ke RSUD Karanganyar untuk mendapatkan perawatan.

Saat ini relawan sudah diperbolehkan pulang, sedangkan sopir masih berada di rumah sakit.

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengungkapkan, pelaku berhasil diamankan setelah dilumpuhkan oleh anggota dengan tembakan senjata api pada bagian kakinya.

Kapolda menjelaskan sampai saat ini belum mengetahui pasti identitas pelaku penyerangan beserta motif penyerangan.

"Pelaku ditembak dan terjatuh.

Dibawa ke rumah sakit (RSUD Karanganyar), kehabisan darah dan meninggal dunia.

Sejauh ini belum diketahui identitas dan dugaan motif pelaku," katanya saat ditemui di RSUD Karanganyar.

Setelah melihat kondisi anggota kepolisian yang dirawat di rumah sakit, Kapolda Jateng lantas meninjau olah tempat kejadian perkara (TKP) di Basecamp Cemoro Kandang.

Dari pantauan Tribunjateng.com sekira pukul 17.00, sekitar basecamp telah terpasang garis pengaman polisi.

Tim Inafis Polres Karanganyar dan anggota Polda Jateng terlihat melakukan olah TKP.

Adapun sampai saat ini anggota kepolisian dari Polda Jateng dan Polres Karanganyar masih melakukan penyelidikan terkait motif dan identitas pelaku penyerangan.(*)

Korea Utara Ancam Musnahkan Amerika Serikat dengan Nuklir Jika Terus Provokasi Korsel 

Karyono Penyerang Wakapolres Karanganyar Diduga Jaringan Bom Thamrin, Ini Kata Adiknya di Madiun

Benarkah Golongan Darah Menentukan Tingkat Keparahan Gejala Covid-19? Ini Hasil Studi Terbarunya

Benarkah Uang Koin Rp 1000 Kelapa Sawit Dibanderol Rp 100 Juta? Cek Dulu Fakta Ini Jangan Tertipu

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved