Berita Karanganyar
Karyono Penyerang Wakapolres Karanganyar Diduga Jaringan Bom Thamrin, Ini Kata Adiknya di Madiun
Polisi mengungkap identitas terduga teroris penyerang Wakapolres Karanganyar, ajudan, dan seorang relawan di Cemoro Kandang, Tawangmangu.
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Polisi mengungkap identitas terduga teroris penyerang Wakapolres Karanganyar, ajudan, dan seorang relawan di Cemoro Kandang, Tawangmangu.
Terduga teroris bernama Karyono yang menyerang Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni asal Kabupaten Madiun Jatim diduga masuk jaringan bom Thamrin.
Ya, aksi penyerangan yang sempat mengebohkan dunia karena ada sejumlah terduga teroris tewas meladakkan diri dan warga ikut menjadi korban pada Januari 2016 di sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
• Kronologi Camat Ungaran Barat Meninggal Dunia, Tiba-tiba Tubuhnya Tegang dan Memegang Dada
• Update Corona 22 Juni di Indonesia: Dalam Sehari, Pasien Positif Bertambah 954 Orang, 35 Meninggal
• Korea Utara Ancam Musnahkan Amerika Serikat dengan Nuklir Jika Terus Provokasi Korsel
• Baim Wong Dinyinyiri Netizen Seusai Ucapkan Ultah Presiden Jokowi
Pengamat radikalisme dan terorisme, Tayyip Malik menduga pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni dan rombongan yang menyebabkan dua orang terluka saberan sajam semacam celurit termasuk dalam jaringan bom Thamrin.
"Prediksinya, mantan residivis (napiter) yang terlibat kasus bom Thamrin yang pernah ditangkap di Malang," tutur Tayyip kepada TribunSolo.com, Senin (22/6/2020).
"Kalau memang benar, ia pernah ditangkap setelah bersembunyi di sebuah makam pada tahun 2016," tambahnya.
Namun Tayyip masih belum mengetahui motif pelaku melakukan penyerangan terhadap rombongan Wakapolres Karanganyar itu.
Yakni saat kegiatan susur Gunung Lawu dalam rangka HUT ke-74 Bhayangkara, Minggu (21/6/2020) sekira pukul 10.20 WIB.
"Saya belum tahu, melihat di beberapa aksi terbaru, target masih pihak kepolisian," ucap dia.
"Target yang lain apa? belum terlalu signifikan, memang semua dialihkan ke situ (polisi)," imbuhnya menekankan.
Menurutnya, itu dipicu lantaran beredarnya foto-foto yang melibatkan personel kepolisian saat giat di pintu masuk jalur pendakian via Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar tersebut.
"Selama ini masih ada, misalnya beredar foto kepolisian, itu membuat semangat tinggi mereka melakukan balas dendam," kata Tayyip.
"Maka penting untuk tidak menyebarkan foto-foto itu, kalau sampai disebarkan itu bisa memunculkan potensi agitasi baru," papar dia.
"Mereka bisa semakin semangat melakukan aksi balas dendam," tandasnya.
Didatangi Densus 88 Antiteror