Wabah Virus Corona
Hasil Tes Swab Telat hingga Banyak Warga Jadi ODP, Tenaga Medis Digeruduk dan Dimarahi
Karena banyak warga yang merasa pernah bersentuhan dengan pasien positif tersebut, akhirnya warga marah kepada petugas kesehatan.
TRIBUNJATENG.COM, GARUT – Beberapa hari ini, sebuah video warga yang marah kepada tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Leuwigoong, viral di media sosial.
Dalam video tersebut, dua orang tenaga medis dimaki warga yang berkumpul di Puskesmas Leuwigoong hingga nyaris terjadi baku hantam.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, ketika dimintai tanggapannya terkait video tersebut, mengakui video tersebut adalah peristiwa yang terjadi di Puskesmas Leuwigoong, pasca-bertambahnya satu pasien positif Covid-19 di Kecamatan Leuwigoong.
• Viral Ayah di Palembang Kehilangan Tiga Anak yang Ia Besarkan Sendirian
• Prediksi, H2H dan Link Live Streaming Barcelona Vs Athletic Bilbao La Liga Spanyol Malam Ini
• Jelang Tahun Ajaran Baru, Masker Berlogo Tut Wuri Handayani Mulai Laris
• 5 Pasar di Temanggung yang Sempat Tutup karena Corona Mulai Dibuka
“Iya betul itu di Puskesmas Leuwigoong, kejadiannya Jumat (19/06/2020),” jelas Helmi, Senin (22/06/2020).
Menurut Helmi, kedatangan warga yang marah ke petugas medis Puskesmas Leuwigoong berkaitan dengan pasien positif Covid-19 baru di Kecamatan Leuwigoong.
Pasien positif tersebut adalah seorang aparat desa yang kebetulan sempat mengurus seorang pasien positif Covid-19 di Kecamatan Leuwigoong sebelumnya.
“Dia kan pastinya bersentuhan dengan banyak orang sebelum hasil pemeriksaan swabnya keluar, mereka yang pernah bersentuhan ini marah,” katanya.
Menurut Helmi, mereka yang pernah bersentuhan erat dengan orang yang positif Covid-19, bisa jadi orang dalam pemantauan ( ODP), atau bisa saja jadi pasien dalam pengawasan (PDP).
Karena banyak warga yang merasa pernah bersentuhan dengan pasien positif tersebut, akhirnya warga marah kepada petugas kesehatan.
Menurut Helmi, saat ini banyak kejadian serupa seperti di Kecamatan Leuwigoong ketika warga marah saat ditetapkan menjadi ODP atau PDP.
Bahkan, tidak sedikit warga menekan petugas kesehatan yang melakukan tracking dan tracing.
Akibatnya, petugas tidak mau melanjutkan pemeriksaan terhadap mereka yang bersentuhan erat dengan pasien positif Covid-19.
Menurut Helmi, sampai saat ini, hasil pemeriksaan swab yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat terbilang lama.
Akibatnya, upaya penanganan yang dilakukan pun terlambat.
Jika hasil pemeriksaan swab cepat, risiko warga bersentuhan dengan pasien positif Covid-19 bisa diminimalisasi.