Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kegigihan Kakek 70 Tahun di Semarang, Jualan Sate Dini Hari hingga Azan Subuh, Seporsi Boleh 5 Ribu

Ketika suara adzan subuh dari masjid terdekat berkumandang dini hari ini, ia bergegas dan membereskan barang-barang dagangannya

Editor: muslimah

Kegigihan Kakek 70 Tahun di Semarang, Jualan Sate Dini Hari hingga Azan Subuh, Seporsi Boleh 5 Ribu

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ini merupakan kisah pria lanjut usia atau kakek berumur 70 tahun yang berjualan sate ayam dini hari di Kota Semarang.

Bernama Suharto Sobirin, biasa dipanggil Mbah Birin.

Dengan gerobak dorong kecil yang bisa dibilang terlihat cukup tua, Sobirin biasa berjualan sate ayam di Jalan Pamularsih Raya.

Mengintip Kekayaan John Kei, Rumah dan Mobil Harga Miliaran, Berseteru karena Masalah Tanah

Promo Superindo Hari Kerja 22-25 Juni 2020, Banyak Diskon dari Buah hingga Camilan, Cek di Sini

Bocah Sukoharjo Keasyikan Gowes dari Desa ke Kota, Tak Terasa 33 Km dan Tersesat

Ibadah Haji 2020 Dibatasi, Ini Tanggapan Asosiasi enyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia

Lokasi tepatnya di dekat lampu lalu lintas (traffic light) antara Jalan Simongan, Jalan Pamularsih Raya dan Jalan Pamularsih Dalam.

Penjual sate ayam di Jalan Pamularsih Kota Semarang mendorong gerobaknya pulang menuju rumahnya untuk salat subuh, Rabu (24/6/2020) dini hari.
Penjual sate ayam di Jalan Pamularsih Kota Semarang mendorong gerobaknya pulang menuju rumahnya untuk salat subuh, Rabu (24/6/2020) dini hari. (Tribun Jateng/Reza Gustav Pradana)

Pembeli tidak akan bisa menemuinya pada siang hari lantaran waktu jualannya yang terbilang tidak biasa, yakni malam atau dini hari mulai sekitar pukul 2.00 hingga 4.00 WIB.

Ditemui Tribunjateng.com di lokasi dagangnya, Sobirin yang beralamat di RT 10 RW 3 Karangsari, Semarang Barat tersebut mengatakan bahwa ia sudah berjualan sate ayam dini hari sejak beberapa tahun lalu.

Ia tidak menyebutkan secara spesifik alasannya, namun ia tampak merasa nyaman berjualan di waktu tersebut meskipun diterpa angin malam dengan suhu udara yang menurun.

“Iya disyukuri, saya biasa mulai jualan jam dua kadang setengah tiga.

Waktu masuk subuh saya pulang kemudian menunaikan salat subuh di rumah jadi imam bersama keluarga, siangnya dipakai untuk mengaji,” ungkapnya, Rabu (24/6/2020) dini hari.

Dari jam tersebut, ia mengaku tetap ada pembeli yang datang.

Terkadang dagangannya pun habis terjual, namun ada kalanya masih tersisa.

Ia juga mengatakan bahwa istrinya sedang sakit sejak dua tahun terakhir.

“Sakitnya gula dan darah tinggi, alhamdulillah akhir-akhir ini sudah agak sehat, Ramadan kemarin kuat puasa,” imbuhnya.

Ia yang sudah berjualan sate ayam selama puluhan tahun tersebut sering kali mengatakan bahwa dirinya selalu bersyukur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved