Kisah Nyata
Kisah Perjuangan Hidup Mati Pemulung Asal Wonosobo Melahirkan di Semak-semak Hanya Beratapkan Kardus
Wahati masih ingat betul bagaimana sakitnya melahirkan seorang diri. Kepalanya pusing berhari-hari jelang melahirkan, sendiri tanpa ditemani siapapun.
Saat menit-menit kelahiran bayinya itu, suami biologis Wahati sempat ribut dengan warga sekitar.
Banyaknya warga yang menyaksikan prosesi kehamilannya, membuat suami biologis Wahati canggung hingga akhirnya mengamuk.
"Banyak yang menonton tapi tidak ada yang menolong," jelas Wahati.
Tubuh Wahati juga hanya berlapis kain sarung saat ditemukan di bawah hujan deras.
Ia ditemukan ketika tengah menyusui bayi merahnya di bawah hujan deras.
Karena bertengkar dengan warga, suami biologis Wahati pergi hingga akhirnya bayinya lahir dengan sendirinya.
Tidak berselang lama Binmas dan Babinsa pun datang dan menyelamatkan Wahati juga bayinya.
"Ada polisi, marinir (aparat TNI), dan security," Wahati menjelaskan, usai melahirkan ia dibawa ke puskesmas terdekat.
Meski belum resmi, Wahati mengaku sudah memberikan nama untuk bayi tersebut sesaat dilahirkan.
"Namanya Budi Haryanto. Seperti nama kakeknya dulu Yanto," ungkap Wahati.
Wajah Putri terlihat girang, tangannya melambai-lambai ke arah Wahati.
Putri baru sebulan terakhir ini dapat berjumpa kembali dengan ibu kandungnya itu setelah 16 tahun berpisah.
Putri adalah anak bontot Wahati dari suami pertama.
Keduanya sudah berpisah sejak Putri berusia satu tahun.
Wahati memiliki tiga orang anak dari suami pertama. Satu anak laki-laki, dan dua anak perempuan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/wahati.jpg)