Berita Jateng
Ganjar Pranowo Sebut Risiko Penularan Covid-19 Tinggi di Semarang, Demak dan Jepara
Risiko tinggi saat ini, kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, konsentrasi di Kota Semarang, Demak, dan Jepara.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Provinsi Jawa Tengah.
Gubernur Ganjar Pranowo membeberkan penanganan Covid-19 kepada Presiden, di kantor Gradika Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Selasa (30/6/2020) pagi.
Ganjar terlebih dulu menyampaikan data kasus Covid-19 di Jateng.
• Kunjungi Komjen Pol (Purn) Noer Ali, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi Diguyur Petuah
• Klarifikasi Baim Wong Saat Disebut Berseteru dengan Nikita Mirzani Soal Karyawan
• Hotman Paris Cinta Berat pada Tamara Bleszynski: Gue Rela Gadai Berlian dan Kirim Lamborgini
• Raffi Ahmad Gaji Asisten Hingga Rp 20 Juta per Bulan, Merry Dikenal Royal Terhadap Perempuan
Data real time sampai sekarang, jumlah ODP 50.588 kasus, dalam pemantauan 3.922, dan selesai pemantauan 46.666.
Jumlah PDP 8.683 kasus, pasien dirawat masih 955, pasien sembuh 6.536, dengan pasien meninggal 1.192.
Sedangkan positif 3.996 kasus, pasien dirawat 1.818 dan pasien sembuh1.856 serta pasien meninggal 322 orang.
Gubernur memperlihatkan peta epidemiologi Covid-19 di Jateng.
Tampak dari peta, beberapa daerah yang sebelumnya merah, kini beranjak ke orange dan kuning.
Risiko tinggi saat ini, kata Ganjar, konsentrasi di Kota Semarang, Demak, dan Jepara.
Meski demikian pihaknya tidak bisa melepaskan dari area Semarang Raya.
Seperti Kota Semarang, Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, dan Salatiga.
“Maka sekarang kita lagi membantu kawan-kawan bupati, wali kota yang hari ini juga hadir dalam vidcon."
"Mereka, pasukan di depan yang kita minta untuk mengamankan daerah masing-masing,” kata Ganjar sesuai rilis yang diterima tribunjateng.com.
Pihaknya juga tengah melakukan analisis dari pasien positif.
Yang mana, ada penambahan kasus yang banyak terjadi di minggu ke-26 sebanyak 922 kasus.