Berita Jakarta
Alasan Kenapa Kapolri Minta Polisi Tersangkut Kasus Narkoba Dihukum Mati
Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz menyampaikan personel polisi yang tersangkut penyalahgunaan narkoba dinilai harus mendapatkan hukuman berat.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz menyampaikan personel polisi yang tersangkut penyalahgunaan narkoba dinilai harus mendapatkan hukuman berat.
Menurutnya, hukuman yang maksimal yang pantas diberikan adalah hukuman mati. "Kalau polisinya sendiri yang kena narkoba hukumannya harus hukuman mati sebenarnya. Karena dia sudah tahu undang-undang, dia tahu hukum," kata Idham Aziz dalam pemusnahan barang bukti narkoba di Kamisdi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (2/7).
Idham menuturkan, dirinya merupakan salah satu personel polisi yang memiliki konsen terhadap peredaran narkoba di Indonesia.
Atas dasar itu, ia kerap rewel terkait pengamanan barang bukti narkoba yang didapatkan dari para pengedar.
Idham mengaku selalu meminta barang bukti narkoba yang didapatkan dari tersangka untuk cepat dimusnahkan. Jika terlalu lama dipegang oleh polisi, dikhawatirkan ada penyalahgunaan yang dilakukan oleh personelnya.
"Karena bahaya narkoba itu bisa datang dari 2 sisi. Dari luar, bisa orang luar, dari dalam bisa polisinya sendiri. Kalau tidak cepat dimusnahkan, iman goyah, pegang segenggam bisa melihara," jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga mengusulkan personelnya untuk dilakukan pemeriksaan tes urine terkait narkoba. Jika ketahuan, Kapolri meminta personelnya itu bisa ditindak tegas.
"Di narkoba itu saya paling rewel. Bener nggak itu pengamanan barang buktinya. Cek itu anggota sesekali tes urine bener gak? Karena banyak kejadian begitu. Nah kalau polisinya sendiri yang kena narkoba hukumannya harus hukuman mati sekalian," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia meminta para pejabat utama polri untuk mengawasi anak buahnya terkait masalah narkoba tersebut.
Kapolri tak mau ada personelnya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
"Bagaimana kita yang memberantas narkoba kalau kita sendiri bagian dari itu. Silakan, para komandan punya tanggung jawab moral untuk membina, membimbing anggotanya, itu clear," tandassnya. (tribun network)
• Alasan Kenapa Monita Tahalea Tak Sabar Menanti Tanggal 4 Juli 2020
• Karyawati Ini Digerebek di Hotel, Sengaja Bikin Video Mesumnya lalu Dikirim ke Istri Sah PNS Itu
• Masih Misterius, Makhluk Pengisap Darah di Tapanuli Utara, Mampu Seret Babi Berbobot 25 Kg
• Risma Dituduh Bawa Lari dan Telantarkan 38 Pasien Covid-19