Olahraga
Yuda Jadikan Aktivitas Gowes Sepeda Sebagai Terapi Lututnya
Selain menjaga kebugaran tubuh, bersepeda juga dapat menjadi aktivitas pelepas penat yang menyenangkan. Tak pelak, banyak warga kini berbondong-bondon
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: m nur huda
Alumnus Ilmu Hukum Unnes ini mengaku memang rutin bersepeda. Paling tidak, dia seminggu sekali bersepeda keliling Kota Semarang. Untuk rute antar kota, dia hanya lakukan beberapa kali saat benar-benar luang.
"Namun karena pandemi ini, belum berani lagi gowes jauh-jauh. Ya gowesnya pun sekarang pakai masker. Lumayan ganggu pernafasan sih sebenarnya. Makanya kalau lagi sepi, saya sering tidak pakai masker," ungkap Yuda yang juga karyawan swasta ini.
Sementara, warga lainnya, Rifki Permana turut meramaikan demam goweser yang menjadi tren saat ini, terutama di Kota Semarang. Sebenarnya, lelaki berusia 23 tahun ini sudah lama memiliki sepeda jenis lipat, namun lebih sering dikandangkan.
Karena kini demam goweser melanda, akhirnya Rifki mulai menjajal lagi sepeda yang ia beli awal tahun 2019 lalu. Dia mengaku sejak awal bulan lalu jadi sering bersepeda mengelilingi Kota Semarang.
"Maklum, kuliah lagi libur. Isi waktu luang bersepeda cukup menyenangkan juga. Lalu, ngegowes pun jadi ramai sekarang, jadi ikut-ikut aja. Enak kalau ada temannya bersepeda itu. Kalau sendiri garing," ungkap warga Kecamatan Semarang Selatan ini.
Rifki melanjutkan, mungkin dalam seminggu, ia hampir lima kali bersepeda. Biasanya, Rifki bersepeda saat pagi atau sore hari. Rute yang diambil Rifki biasanya ke Simpang Lima atau Stadion Tri Lomba Juang (TLJ).
Dia mengaku memang sedang semangat-semangatnya bersepeda karena banyak teman. Rifki menggemari aktivitas bersepeda karena cukup bosan suntuk keseringan di rumah.
"Ya kan saya kuliahnya lagi libur. Sejak pandemi ada, saya lebih sering di rumah. Sempat kuliahnya pun dari rumah. Karena kemaren mulai ramai orang bersepeda, ya coba aja ikutan mumpung punya sepeda ini. Gowes tipis-tipis sehat cari keringat," tambahnya.
Rifki mengaku, tak punya motivasi seperti menjaga kebugaran tubuh, menurunkan berat badan, dan sejenisnya selama rutin bersepeda. Yang Rifki kejar hanya mengisi kebosanan dengan rekan-rekannya bersepeda bersama karena sudah lama tak bisa berwisata.
"Sebenarnya tidak ada motivasi ke menjaga kesehatan fisik atau semacamnya gitu. Cuman, bersepeda sama teman-teman itu asyik aja. Keliling kota, lihat suasana sekitar kan jadi sarana rekreasi tersendiri karena ga bisa kemana-mana. Kalau keluar keringat itu ya bonus lah," ungkap mahasiswa yang kuliah di salah satu kampus swasta di Solo itu. (Gum)