Virus Corona Jateng
3 Perusahaan di Semarang Jadi Klaster Baru Penularan Virus Corona, Ratusan Orang Tertular
Sebanyak 3 unit perusahaan di Kota Semarang jadi klaster baru penularan virus corona atau Covid-19.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 3 unit perusahaan di Kota Semarang jadi klaster baru penularan virus corona.
Dilansir dari kompas.com, penambahan klaster penularan Covid-19 di Kota Semarang, selama diberlakukan PKM jilid 4 pada periode 22 Juni hingga 5 Juli kemarin yakni berasal dari klaster perusahaan.
Temuan klaster baru tersebut memicu lonjakan jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang.
• Tok! Kapolrestabes Semarang Kalah di Praperadilan, Penetapan Tersangka Bos Aguaria Jadi Tidak Sah
• Muncul Tanda-tanda Merapi Meletus, Ganjar Minta Aktifkan Semua Pengungsian dan Bikin Simulasi
• Pak RT Semarang Heran dengan Perempuan yang Ditangkap Densus 88, Awal Jual Sembako Hingga Buka Pijat
• Polisi Lari Dikejar Bandar Judi Sabung Ayam: Anggota Nyaris Ditikam Pakai Pecahan Botol Kaca
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan dari hasil penelusuran ada ratusan karyawan dari tiga perusahaan besar yang tertular Covid-19.
"Ini yang terakhir salah satu industri kita sudah tracing ada beberapa karyawan positif, pihak perusahaan kita kejar terus, keluarganya kita kejar terus," jelas Wali Kota yang akrab disapa Hendi kepada wartawan, Minggu (5/7/2020).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan dalam satu pekan, ada penambahan klaster yang jumlah kasus positifnya lebih banyak dibandingkan dari klaster Pasar Kobong.
Namun, Hakam tak menyebut secara rinci klaster dari perusahaan yang dimaksud.
"Jumlah positif yang baru ketahuan berdasarkan hasil swab test, di perusahaan A sekitar 47 orang, perusahaan B ada sekitar 24 orang, dan perusahaan C yang paling baru lebih dari 100-an orang," katanya.
Menurutnya, saat dilakukan penelusuran, tiga perusahaan tersebut ternyata tidak menerapkan protokol kesehatan secara baik.
"PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)-nya tidak memadai."
"Yang paling besar karena mungkin pada saat istirahat, shalat, makan bareng, itu yang mungkin tak sesuai protokol kesehatan," imbuhnya.
Temuan ini menjadi bahan evaluasi Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Hakam juga meminta agar protokol kesehatan tidak disepelekan.
"Tak hanya saat bekerja, tapi itu harus dilakukan setiap waktu, termasuk saat istirahat."