Berita BMKG
Mendadak Hujan di Jawa Tengah Dampak Fenomena Alam Aphelion? Ini Jawaban BMKG
Bumi baru saja melintasi titik terjauhnya dari matahari atau disebut Aphelion.
Penulis: Dhian Adi Putranto | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bumi baru saja melintasi titik terjauhnya dari matahari atau disebut Aphelion.
Lintasan bumi yang mengelilingi matahari yang berbentuk elips membuat bumi bisa berada di titik terjauh maupun titik terdekat dari matahari.
Diketahui bahwa titik terjauh bumi terhadap matahari yakni sepanjang 152.095.295 KM, sedangkan titik terdekat bumi terhadap matahari sepanjang 147.091.144 KM.
• Pak RT Semarang Heran dengan Perempuan yang Ditangkap Densus 88, Awal Jual Sembako Hingga Buka Pijat
• Muncul Tanda-tanda Merapi Meletus, Ganjar Minta Aktifkan Semua Pengungsian dan Bikin Simulasi
• Tok! Kapolrestabes Semarang Kalah di Praperadilan, Penetapan Tersangka Bos Aguaria Jadi Tidak Sah
• 47 Orang Meninggal Kecelakaan di Sragen, Ini Kata AKP Sugiyanto
Kepala Seksi Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko mengatakan peristiwa itu terjadi pada 4 Juli 2020.
Namun menurutnya saat ini masih berada di lintasan titik terjauh dengan matahari.
"Lintasan bumi kepada matahari berbentuk elips sehingga ada titik terdekat atau perihelion dan ada titik terjauh yaitu aphelion.
Perihilon terjadi pada bulan Januari dan Aphelion pada bulan Juli," katanya, Senin (6/7).
Ia mengatakan bahwa fenomena tersebut tidak berdampak banyak pada cauaca di bumi terutama di Jawa tengah.
Menurutnya cuaca yang cenderung hujan di beberapa wilayah yang terjadi akhir-akhir ini juga bukan akibat dampak dari fenomena alam tersebut.
"Saat ini sinar matahari lebih banyak di bumi bagian utara, sedangkan saat ini sedang Indonesia sedang musim kemarau (Angin muson timur dari Benua Australia ke Asia) dan Australia mengalami musim dingin.
Hal itu membuat suhu agak lebih dingin.
Bukan karena terjadi Aphelion," pungkasnya.
Prakiraan Cuaca
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini dan prakiraan cuaca di Jawa Tengah (Jateng) pada Senin (6/7/2020) hari ini.
Dari keterangan Forecaster BMKG Kelas II Ahmad Yani Semarang MS Fuad A, cuaca pada umumnya akan cerah berawan-berawan.
Ada juga potensi hujan ringan hingga sedang tidak merata di wilayah pegunungan tengah Jateng pada sore hari.
Sementara itu, laman resmi prakiraan cuaca secara rinci menyebutkan wilayah yang mengalami hujan serta peringatan dini gelombang tinggi air laut.
Wilayah Temanggung dan Wonosobo berpotensi mengalami hujan lokal pada siang hari.
Sedangkan pada malam hari, hujan sedang bisa saja terjadi di sejumlah wilayah.
Wilayah itu yakni Banjarnegara, Cilacap, Kebumen, Purbalingga dan Purwokerto.
Wilayah lainnya akan cerah berawan dan berawan pada sepanjang hari.
“Potensi tinggi gelombang 1.25 - 2.5 m di wilayah Perairan Utara Jateng dan 4.0 - 6.0 m di wilayah Perairan Selatan Jateng,” tulis BMKG.
Suhu udara di seluruh wilayah mulai dari 19 dan mencapai 34 derajat Celcius.
Kelembapan udara di seluruh wilayah berkisar antara 55 hingga 95 persen.
Perlu diketahui, wilayah Jawa Tengah sendiri sudah memasuki masa musim kemarau pada Mei 2020 lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso.
“Memasuki musim kemarau, diimbau kepada masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrem saat masa transisi atau pancaroba.
Misalnya hujan lebat tiba-tiba dengan intensitas sedang-lebat, dalam durasi pendek yang disertai angin kencang, dan petir.
Kadang didahului dengan dengan hujan es dan angin puting beliung,” ungkapnya pada Senin (30/3/2020) lalu.
Bagi Anda yang akan beraktivitas di wilayah Jateng, harap gunakan peralatan yang sesuai dengan cuaca yang diprakirakan di atas.
Seluruh informasi prakiraan cuaca ini berdasarkan data dari sumber resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).(dap/rez)
• BREAKING NEWS! Truk Terjun Ke Jurang Sedalam 30 Meter di Semarang, Sopir Tewas di Tempat
• Breaking News: Relawan Temukan Jenazah Pendaki Dekat Puncak Gunung Lawu
• Sejak Ayu Ting Ting Terkenal, Ayah Ojak Tak Pernah Ambil Gajinya 9 Tahun
• Fakta Persidangan, Tak Hanya Menampar Perawat di Semarang, Budi Juga Ancam Penggal Kepala Dokter