Tribun Forum
Disporapar Jateng: Sebelum Beroperasi, Pastikan Pengelola Destinasi Wisata Lakukan Simulasi
Menyambut era new normal, destinasi pariwisata di Jateng perlu untuk melakukan simulasi sebelum beroperasi kembali.
Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM. SEMARANG – Menyambut era new normal, destinasi pariwisata di Jateng perlu untuk melakukan simulasi sebelum beroperasi kembali.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng (Kadisporapar Jateng), Sinoeng Nugroho Rahmadi.
“Bagi tempat wisata yang beberapa waktu lalu sempat mengalami vakum sementara, untuk dapat beroperasi kembali pastikan sudah menyediakan sarana prasana untuk menerapkan protokol kesehatan kemudian juga melakukan simulasi,” ucap Sinoeng dalam acara Tribun Forum, Rabu (8/7/2020).
• TNI Kejar-kejaran dengan 2 Kapal China, saat Tertangkap Ternyata Ada WNI Tewas di Freezer
• 10 WNI di Kapal China yang Ditangkap TNI Dipekerjakan Lewat Agen dari Tegal
• Terungkap Pembunuh Rara Bocah Malang di Pasuruan, Disetubuhi Sebelum Ditenggelamkan di Sungai
• Hingga Dua Tahun Kedepan, Jangan Berharap Kunjungan Wisatawan Asing Ke Indonesia

Sinoeng mengatakan dalam melakukan simulasi pembukaan kembali destinasi pariwisata tersebut juga perlu dipublikasikan kepada masyarakat, yang nantinya bisa diunggah melalui sosial media masing-masing.
Supaya masyarakat bisa memperoleh garansi bahwa destinasi pariwisata yang dikunjungi aman, bersih, nyaman.
Sementara itu Sinoeng menuturkan berdasarkan data yang Disporapar Jateng miliki sebanyak 690 destinasi pariwisata di Jateng hingga 7 Juli 2020 kemarin, sudah terdapat 103 destinasi pariwisata yang beroperasi kembali.
Sementara untuk yang saat ini masih mengajukan izin sebanyak 23 destinasi pariwisata.
“Untuk pengurusan izin ini juga saya katakan sangatlah penting, karena kita perlu melihat destinasi pariwisata tersebut berada di zona covid-19 warna apa. Zona tersebut yang ikut menentukan juga apakah destinasi pariwisata tersebut dapat kembali beroperasi, apabila di zona merah tentunya tidak boleh,” ungkapnya.
Selain itu Sinoeng juga mengatakan Disporapar Jateng juga memiliki standard operating procedure (SOP) new normal bagi sektor pariwisata yakni “Njagani Plesiran”, dengan penyampaian yang diberikan melalui animasi.
Harapannya agar pesan tersebut bisa tersampaikan dan memorable bagi para pelaku di bidang destinasi pariwisata.
“Kita perlu sadar bahwa di saat kondisi sedang seperti ini, harus ada keberanian untuk tidak mentargetkan wisatawan mancanegara berkunjung ke Jateng karena akan sulit dikontrol track perjalanan sebelumnya,” terangnya.
Menurutnya strategi pemasaran untuk destinasi pariwisata di Jateng saat ini lebih baik jika difokuskan ke wisatawan lokal atau nusantara, dengan memberikan keyakinan secara bertahap kepada masyarakat.
Selain itu, Disporapar Jateng juga memiliki strategi melalui hastag ke Jateng aja dengan melibatkan netizen dan influencer di Jateng, tentunya dengan promosi kekinian yang mengikuti perkembangan zaman. (Ute)
--
• New Tim Elang Datang, Kawanan Remaja Pesta Manohara di Semarang Lari Tunggang Langgang
• Uang Pensiunan PNS Baikal Dinaikan, Perbulan Bisa Sampai Rp 20 Juta
• Keluhan Ringgo Agus Rahman Hadapi Kelakuan Istri Saat Hamil, Sabai Morscheck: Gak Tahu Diri