Berita Banjarnegara
Kacang Mahal Macadamia Berhasil Disemai di Politeknik Banjarnegara, 50 Ribu Bibit Dibagikan ke Warga
Kacang Macadamia kurang begitu populer di masyarakat. Maklum, tanaman itu habitatnya di Australia.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Kacang Macadamia kurang begitu populer di masyarakat.
Maklum, tanaman itu habitatnya di Australia.
Budidayanya pun masih terbatas.
• Kepala Dinas P2TP2A Lampung Diduga Perkosa Gadis 14 Tahun, LRC-KJHAM: Itu Sadis
• BMKG Beri Peringatan Jakarta Seusai Gempa Banten Magnitudo 5,1, Ada Sejarah Masa Lalu 28 Meninggal
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Hafiz Rahim Mantan Penyerang Timnas Singapura Tewas Kecelakaan
• Detik-detik 4 Pria Curi Uang Rp 90,8 Juta di Dalam Mobil, Modus Pelaku Gembos Ban
Karenanya jangan heran, kacang istimewa ini harganya sangat mahal.
Jikapun mengenal, masyarakat menikmatinya sudah dalam bentuk olahan semisal es cream Macadamia.
Tetapi perlahan kacang itu mulai dikenal masyarakat Indonesia.
Banyak petani di sejumlah daerah mulai membudidayakan tanaman itu, termasuk di Kabupaten Banjarnegara.
Delapan tahun lagi, perkiraan tanaman mulai berbuah, masyarakat Banjarnegara mungkin sudah familiar dengan kacang itu maupun olahannya.
Politeknik Banjarnegara bekerjasama dengan BP DASHL Serayu Opak Progo berhasil menyemai benih kacang Macadamia di salah satu kebun kampus.
Nyatanya, tanaman itu bisa tumbuh baik di tanah Banjarnegara.
Pertumbuhan tanaman ini bahkan diklaim lebih baik ketimbang di negara habitatnya, Australia.
Sebanyak 50 ribu benih Macadamia berhasil disemai di kebun itu.
Di kebun itu, proses penyemaian terus dipantau dan mendapatkan perawatan intensif dari ahlinya.
Hingga menginjak usia 8 bulan, bibit itu siap dipindahkan ke lahan pertanian.
Puluhan ribu bibit Macadamia itu pun lantas dibagikan ke masyarakat atau petani yang ingin menanamnya.
Novan mengatakan, sekitar 80 persen bibit telah dibagikan ke masyarakat di berbagai daerah di Jawa Tengah.
"20 persennya juga sudah mau diambil masyarakat yang memohon,"kata Novan Hakim, Pegawai BP DASHL Serayu Opak Progo, (9/7)
Di Banjarnegara, bibit itu dibagikan ke petani di sejumlah kecamatan atas semisal Batur, Pegentan, Pejawaran, Wanayasa hingga Banjarmangu secara cuma-cuma.
Tanaman ini memang lebih cocok ditumbuhkan di daerah berhawa dingin atau dataran tinggi.
Normalnya, tanaman itu akan mulai berbuah di usia 8 tahun. Di usia itu, petani sudah bisa memanen buah Macadamia atau menjualnya.
Petani pun tak perlu khawatir gagal membudidayakan tanaman yang masih langka di Indonesia itu.
Di beberapa tempat di Banjarnegara, antara lain Desa Pegundungan Kecamatan Pejawaran, tanaman Macadamia yang lebih dulu ditanam, sekitar 10 tahunan lalu, nyatanya kini sudah berbuah.
"Malah ada petani bilang usia 6 tahun sudah belajar berbuah,"katanya
Novan mengatakan, selain memiliki nilai ekonomi tinggi karena harganya yang mahal, tanaman Macadami baik untuk kolestarian ekologi.
Sebagian wilayah Banjarnegara, terutama dataran tinggi Dieng banyak terdapat lahan kritis.
Penanaman Macadamia secara masif sekaligus dalam rangka mendukung upaya konservasi.
Macadamia termasuk tanaman keras yang bisa mengamankan tanah dari ancaman erosi.
Semangat petani menanam Macadamia menjadi kabar baik bagi upaya pelestarian lingkungan.
Terlebih selama ini kerusakan lingkungan di wilayah dataran tinggi semakin mengkhawatirkan.
"Makanya kita carikan tanaman yang punya nilai ekonomi dan ekologi," katanya.(*)
• Salmafina Sunan Unggah Foto Mesra dengan Pria Bule, Pacarnya?
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Nur Tewas Kecelakaan Terlindas Truk Saat Bonceng Anaknya
• Ini Saran Dokter Waktu Tepat Berhubungan Intim Pasca Istri Melahirkan
• Mantan Suami Murka Herlina Tolak Berhubungan Intim Lalu Bakar Mantan Istri dan 3 Anak Sedang Tidur