Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Terungkap Kota Semarang Jadi Lokasi Jualan Favorit Bandar Obat Daftar G

Kota Semarang ternyata menjadi pangsa pasar favorit bagi pemasok obat-obatan terlarang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Kapolsek Tembalang Kompol Mas'ud dan Tim New Elang Tembalang bersama dua tersangka dua pengedar obat-obatan terlarang di Kota Semarang, Minggu (12/7/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kota Semarang ternyata menjadi pangsa pasar favorit bagi pemasok obat-obatan terlarang.

Hal ini diungkapkan tersangka kasus obat-obatan terlarang Muhammad Santoso (23).

"Pangsa pasar terbesar saya ada di Semarang, saya bisa mengirim obat sebanyak 25 ribu hingga 30 ribu butir dalam sebulan," terangnya kepada Tribunjateng.com, Minggu (12/7/2020).

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Putra Ketiga Mbah Moen Gus Kamil Meninggal Dunia di RSUD Rembang

BREAKING NEWS: Putra Ketiga KH Maimoen Zubair Gus Kamil Wafat

Ganjar Pranowo Marahi Bupati Brebes Ikut Gowes Massal dan Dangdutan: Ada Kades Lapor Saya

Ketua KPU Diduga Selingkuh Langsung Diberhentikan: Tak Bisa Jaga Kehormatannya

Warga Langkat Sumetera Utara ini mengatakan, sudah dua tahun ini menjalankan bisnis terlarang tersebut.

Dari bisnis itu, dia mengaku dapat penghasilan bersih hingga Rp 2 juta perbulan.

"Uang hasil jualan untuk kebutuhan sehari-hari," papar pemuda pengangguran ini.

Santoso menambahkan, mendapatkan obat itu dari seseorang yang berdomisili di daerah Pondok Indah Jakarta.

Lalu dia pasok ke beberapa pengedar terutama di Sukabumi dan Semarang.

"Namun saya fokus mengirim di Semarang karena banyak peminat," terangnya.

Sedangkan tersangka lain, David Kusuma Zulkarnain (22) warga Kota Semarang, menjalin komunikasi dengan Santoso berawal dari informasi di internet.

"Saya tahu nomornya dari platform jual beli online setahun lalu, saya kenalan lalu pesan," bebernya.

David menuturkan, dua jenis obat yang dipesan masing-masing Hexymer dan Yarindo.

Dari tangan Santoso, dia memperoleh harga Rp. 450 ribu per 1.000 butir.

Setelah memesan dia bungkus paket besar dengan isi 1.000 butir.

Lalu paket itu dia jual seharga Rp. 750 ribu di Kota Semarang.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved