Berita Regional
Ratusan Driver Ojol Mogok Narik Protes Adanya Perubahan Skema Pembayaran, Ini Penjelasan Admin
Ratusan driver ojek online Grab Kupang protes adanya perubahan skema pembayaran.
TRIBUNJATENG.COM, KUPANG - Ratusan driver ojek online Grab Kupang protes adanya perubahan skema pembayaran.
Lebih dari 200 pengemudi ojek online (ojol) Grab di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi unjuk rasa.
Ratusan ojol yang mengenakan pakaian seragam mereka, menggelar aksi unjuk rasa dengan mendatangi kantor Grab di jalan Tampelo, Keluarahan Oetete, Kota Kupang, Senin (13/7/2020).
• Kombes Riko Bocorkan Tarif Kencan Prostitusi yang Diterima Hana Hanifah Sebelum Ditangkap di Medan
• Hana Hanifah Digerebek Dalam Kondisi Tanpa Busana, Kuasa Hukum Bantah Terlibat Prostitusi Online
• Gempa Selatan Jawa 13 Juli 2020 Bersebelahan Gempa 8.1 M 23 Juli 1943, Pernah Bikin 213 Orang Tewas
• Pedagang Kain Solo Teriak Banyak Suplier Surabaya Bebas Masuk BTC: Mereka dari Zona Hitam Corona!
"Kami protes karena adanya perubahan dalam skema pembayaran yang sangat membebani," ungkap Koordinator Ojol, Frids Dami, kepada wartawan, di sela-sela aksi unjuk rasa.
Selain perubahan skema pembayaran, lanjut Frids, semua ojol memprotes adanya kenaikan biaya tambahan yang dikenakan bagi pengguna Grab yang tidak dimunculkan di aplikasi.
Hal ini kata dia, membuat para driver sering bermasalah dengan pengguna jasa grab.
Pihaknya mengaku kerap diprotes penumpang, karena dikira merekalah yang naikan harga.
"Padahal, kami lakukan sesuai aturan Grab.
Kami tidak ambil keputusan sendiri apalagi ambil keuntungan," ungkap dia.
Frids mengatakan, kenaikan skema pembayaran dan intensif yang berubah-ubah, bukan saja memberatkan pengemudi, tetapi juga pengguna jasa.
Karena itu, pihaknya meminta biaya tambahan dihapuskan sehingga tidak menimbulkan polemik pengemudi dan para pengguna ojol.
Dia mengatakan, skema intensif sering berubah, namun mereka justru bertahan dengan skema lama, karena tidak terlalu merugikan.
"Tetapi perubahan baru ini sangat merugikan kami.
1 brilian kami hanya peroleh Rp 65.
Untuk capai 200 brilian dalam sehari saja kami tidak akan dapat," ungkap Frids.