Berita Jawa Tengah
Inspiratif: Kepala Disdikbud Jateng Jadi Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri: Soal Karier Diserahkan Allah
Nama Jumeri STP, MSi pernah menjadi perbincangan publik usai berhasil menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Nama Jumeri STP, MSi pernah menjadi perbincangan publik usai berhasil menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah melalui proses lelang jabatan pada 2019 lalu.
Tak perlu berlama-lama duduk menjadi kepala dinas, kini, mantan Kepala SMKN 1 Bawen Kabupaten Semarang itu dilantik menjadi pejabat Eselon I di Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Saat ini Jumeri menjabat Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD-Dikdasmen).
Tugas Dirjen PAUD-Dikdasmen sebelumnya dilaksanakan Hamid Muhammad selaku pelaksana tugas dirjen di direktorat tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim melantik Jumeri dan pejabat Eselon I lain pada Selasa (21/7) kemarin.
"Bersyukur atas semua yang diberikan. Semua berkat Allah," kata Jumeri kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/7).
Pria kelahiran Boyolali, 10 Mei 1963 tidak menyangka perjalanan karirnya hingga menduduki jabatan dirjen seperti sekarang ini.
"Rahasia noh," ucapnya berkelakar, ketika ditanya strategi dirinya cepat naik jabatan.
Pria yang pernah menjabat Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Jateng (MKKS) ini menuturkan hanya bekerja bersungguh-sungguh, selanjutnya diserahkan Yang Maha Kuasa.
Jumeri yang pernah dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Terbaik Tingkat Nasional tahun 2013 tersebut itu memulai kariernya dari bawah.
Pernah menjadi guru tidak tetap (GTT), wakil kepala sekolah, kepala sekolah, kepala dinas, hingga saat ini menjadi dirjen.
Di tengah pembelajaran daring saat ini, Jumeri pun mendapat banyak keluhan.
"Kami mendapat keluhan dari pelajar, merekabosan dengan penerapan PJJ pembelajaran jarak jauh), selain itu wali murid juga merasa terbebani dengan kuota internet untuk PJJ," jelasnya, Rabu (21/7).
Dilanjutkannya, evaluasi akan dilakukan pemerintah untuk mengambil langkah dalam hal pemenuhan pembelajaran anak di tengah pandemi.
"Materi pembelajaran di tengah pandemi yang lebih baik sudah disiapkan, platform yang akan digunakan nantinya bisa daring atau luring," paparnya.
Jumeri menuturkan, untuk daring materi sudah siap, namun untuk luring, pemerintah masih akan melakukan pemetaan.
"Meski banyak yang meminta sekolah dibuka lagi, namun harus mengacu pada keamaanan para pelajar di tengah pandemi Covid-19," terangnya.
Mengenai pembukaan pembelajaran secara tatap muka, Jumeri menerangkan, pemerintah menyerahkan ke gugus tugas dan Pemda setempat. "Dengan catatan jika zona
hijau diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka. Selain itu beberapa poin penting juga menjadi penilaian," ucapnya.
"Sebelum membuka pembelajaran secara langsung, kami akan meninjau kesiapan infrastruktur sekolah tersebut.
Tujuannya untuk memastikan sekolah bisa mengelola proses pembelajaran secara aman untuk siswanya.
Sistem monitoring juga menjadi poin penting yang akan kami tinjau bersama gugus tugas setempat," tambahnya. (mam/bud)
• Kisah Sepasang Kekasih Buang Bayi: Dari Berzina Lalu Hamil dan Melahirkan, Buang Anak karena Malu
• Pemkot Tegal Segera Ambil Alih Ruko Pasar Sore
• Bagaimana Kabar Mantan Gelandang PSIS M Yunus Pascacedera Parah? Begini Kondisinya Sekarang
• Jual Tanah dan Cari Suami di Kudus Dibanjiri Peminat hingga Singapura, Dewi Hanya Minta Syarat Ini