Editor Metro TV Meninggal
Mengapa Yodi Prabowo Sampai Bunuh Diri? Ini Kata Polisi dan Fakta yang Dihimpun
Luka lebam di tubuh korban, dipastikan adalah lebam mayat, karena jenazah korban ditemukan sekitar 3 hari setelah meninggal dunia
Mengapa Yodi Prabowo Sampai Bunuh Diri? Ini Kata Polisi dan Fakta yang Dihimpun
TRIBUNJATENG.COM, SEMANGGI - Direktur Pemberitaan Metro TV, Arief Suditomo memastikan bahwa Yodi Prabowo bukan orang bermasalah di kantor.
Sementara polisi kemudian menyimpulkan bahwa Yodi Prabowo meninggal dunia karena bunuh diri bukan dibunuh.
Menjadi pertanyaan publik mengapa Yodi Prabowo bunuh diri?
Terkait pribadi dan kiprah Yodi Prabowo di kantor, Arief Suditomo mengaku tidak terlalu mengenal Yodi. Meskipun kata dia, dari keterangan karyawan lainnya, Yodi diketahui tidak pernah memiliki masalah.
• Istrinya Pakai Masker Rp 22 Juta dan Viral, Jenderal Andika Blak-blakan Sakit yang Diderita Bu Hetty
• Punya Kebiasaan Begadang dan Makan Mie Instan, Pria Ini Divonis Menderita 16 Penyakit Sekaligus
• Ayah Tak Percaya Editor Metro TV Bunuh Diri, Ungkap Kejanggalan di Jasad Putranya saat Ditemukan
• Viral Wanita dan Bayinya Ditinggal Suami Traveling Keliling Indonesia
"Karena saya baru, yang kedua dia jauh di bawah saya. Sehingga saya mengenal dia dari orang yang mendapat report langsung dari beliau," katanya.

Sejauh ini kata, Arief, ia tidak pernah mendengar ada masalah sama sekali dialami Yodi, baik dalam pekerjaan atau masalah pribadi.
"Saya tidak pernah mendengar adanya masalah sama sekali atas dia. Anak ini bukanlah tipe karyawan yang probelamatik," kata Arief.
Karenanya ia berharap kasus ini segera terungkap. "Metro TV akan mensupport sepenuhnya Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus ini. Jadi ya mudah-mudahan secepatnya kita bisa mendapat jawaban," kata Arief.
"Sebab ini sebuah teka teki yang besar juga buat kami di k.antor Sitiuasinya sama, keinginan tahuan teman-teman dan Metro TV, sama," katanya.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengakui bahwa temuan jenasah yang sudah 3 hari meninggal dunia di lokasi temuan, menjadi kendala tersendiri.
"Karenanya kita harus mengumpulkan pelan-pelan semuanya, gak bisa terburu-buru. Karena ini mayat sudah hampir 3 hari di TKP. Ini menjadi hambatan tersendiri karena sudah terjadi pembusukan lanjutan di jenasah, dalam istilah forensik," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/7/2020).
Menurut Yusri dari keterangan saksi dan hasil puslabfor diperkirakan Yodi Prabowo meninggal dunia tanggal 8 Juli 2020 dan ditemukan pada 10 Juli 2020.
"Diduga korban meninggal antara pukul 12 malam sampai pukul 02.00 pagi," kata Yusri.
Penyebab Bunuh Diri
Terkait motif, Yusri mengatakan bukanlah perampokan atau ekonomi, karena barang-barang korban utuh saat jenasah ditemukan termasuk sepeda motor korban.
"Motif akan diketahui setelah pelakunya kita tangkap," kata kala itu.
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, termasuk dengan scientific identification, Polda Metro Jaya akhirnya menyimpulkan tewasnya editor Metro TV Yodi Prabowo akibat bunuh diri.
Yodi Prabowo dianggap depresi karena sejumlah permasalahan pribadi.
Mulai dari hubungan asmaranya dengan dua perempuan, sakit kelamin yang dialami, hingga ketergantungannya akan narkoba atau zat psikotropika amfetamin.

"Dari beberapa penjelasan, dari TKP, dari keterangan ahli, dari keterangan saksi, dari olah TKP, dari keterangan yang lain dan bukti petunjuk lain."
"Maka penyidik sampai saat ini berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Direktur Reserse Kriminal Umun Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).
Meski begitu, kata Tubagus, pihaknya tetap membuka diri jika ada informasi baru dan lain sebagainya yang menunjukkan tewasnya Yodi Prabowo adalah perkara kriminal.
"Lalu bagaimana, apakah perkara ini ditindaklanjuti atau tidak? Kita tetap membuka diri jika ada informasi dan lain sebagainya."
"Tapi fakta yang kami himpun dari pemeriksaan TKP, olah TKP, keterangan saksi, keterangan ahli, bukti petunjuk, bukti pendukung dan hal pendukung lainnya."
"Maka kami berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat bunuh diri," tutur Tubagus.
Menurut Tubagus, pintu masuk atau penyebab Yodi Prabowo bunuh diri, berdasar keterangan ahli adalah karena depresi.
"Penyebab depresinya apa yang dapat menyebabkan bunuh diri, setiap orang berbeda-beda. Ini menurut ahli," papar Tubagus.
Dari temuan polisi, kata Tubagus, ada beberapa latar belakang yang sangat mungkin bisa menjadi penyebab bunuh diri.
"Mulai dari hubungannya dengan kekasihnya, S dan perempuan lainnya, yakni L."
"Juga diketahui bahwa korban sempat memeriksakan diri dan konsultasi dengan dokter di RSCM karena penyakit kelamin dan kulit," jelas Tubagus.
Yodi Prabowo memeriksakan diri karena penyakit kelamin, menurut Tubagus, dari hasil penyelidikan transaksi keuangan rekening korban.
"Transaksi keuangan itu juga menunjukkan korban sempat memeriksakan diri apakah terkena HIV/AIDS atau tidak. Hasilnya negatif," beber Tubagus.
Selain itu, kata Tubagus, dari hasil pemeriksaan dokter forensik atas jenazah Yodi Prabowo, diketahui positif psikotropika jenis amfetamin.
"Kami duga karena dalam kondisi mengonsumsi amfetamin ini maka korban menjadi lebih berani bertindak, sampai memutuskan bunuh diri," ulas Tubagus.
Bunuh diri, kata Tubagus, dilakukan Yodi Prabowo dengan menikam dada dan lehernya menggunakan pisau dapur.
Karenanya, saat jenazah Yodi Prabowo ditemukan di pinggir Tol JORR di ruas Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020) lalu, ada pisau dapur di bawah tubuhnya yang tertelungkup.
"Dari hasil penyelidikan kami, pisau dapur itu dibeli korban dari Ace Hardware Rempoa beberapa saat sebelum ia bunuh diri."
"Kami perkirakan korban bunuh diri di TKP pada 8 Juli antara pukul 24.00 sampai pukul 02.00," ucap Tubagus.
Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan sidik jari di pisau dapur yang ditemukan di jenazah Yodi Prabowo, Puslabfor hanya menemukan sidik jari dan DNA korban, tanpa ada sidik jari dan DNA orang lain.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebutkan, dalam kasus ini ada 34 saksi yang diperiksa penyidik.
Dari olah TKP dan keterangan saksi, katanya, penyidik menyimpulkan pisau dapur yang ditemukan di sekitar jenazah korban awalnya berada di bawah tubuh Yodi Prabowo yang tertelungkup.
Selain itu, penyidik juga menyimpulkan tidak ada kekerasan benda tumpul atau pemukulan terhadap korban.
Luka lebam di tubuh korban, dipastikan adalah lebam mayat, karena jenazah korban ditemukan sekitar 3 hari setelah meninggal dunia.
"Kemudian apa yang diisukan adanya kekerasan terhadap korban itu tidak ditemukan. Ini juga berdasar dari labfor. Lebam yang ada adalah lebam mayat," beber Yusri.
Meski begitu, kata Yusri, korban dipastikan tewas karena tusukan senjata tajam di lehernya.
"Hasil dari kedokteran forensik tidak ada pemukulan dan tidak ada benda tumpul yang mengenai korban." (Wartakotalive.com)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Mengapa Yodi Prabowo Bunuh Diri, Polisi Menduga Terkait Cinta Segitiga Hingga Ketergantungan Narkoba