Berita UMKM
Acintya Art Kembangkan Produk Baju Tanpa Limbah Potongan Kain
Tak sekadar menghasilkan produk yang kreatif dan inovatif, tetapi juga tetap memperhatikan lingkungan sekitar.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tak sekadar menghasilkan produk yang kreatif dan inovatif, tetapi juga tetap memperhatikan lingkungan sekitar.
Hal itulah yang kini dikembangkan oleh Aria Nugroho, pengusaha fashion Acintya Art.
Dalam bisnisnya batiknya, Aria yang memiliki galeri workshop di Perumahan Cindelaras Permai 3 No 347 Jl. Raya Salatiga – Bringin KM 4, Desa Karangtengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini bertekad mengembangkan produk dengan menggunakan pewarna alam.
• Viral Video Demonstran Ditembak Kepalanya meski Sudah Angkat Tangan
• Video Viral CCTV, Detik-detik Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takeshi Pasar Kertek
• KABAR TERBARU: Kapan Sekolah Tatap Muka Dimulai? Ini Kata Mendiknas Nadiem Makarim
• Gagal Juara Piala FA, Chelsea Bakal Tendang 6 Pemain
Tak hanya itu, Aria kini juga mengembangkan baju dengan konsep "Zero Waste” atau produk baju tanpa limbah potongan kain.
"Kami membuat baju dari satu kain tanpa menyisakan limbah potongan kain," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/8/2020).
Aria memaparkan, dalam membuat zero waste ini menggunakan kain produksi Acintya Art seperti kain batik tulis, ecoprint, dan jumputan.
Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga menggunakan kain Aval.
Disebutkan, kain aval ini merupakan kain ex pabrik yang di antaranya didapatkan dari Kabupaten Semarang.
"Untuk produksi baju menggunakan kain aval merupakan “Second Line” dari Acintya Art. Acintya Art berusaha ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dengan meminimalkan limbah.
Banyaknya industri tekstil yang ada di Kabupaten Semarang dimanfaatkan untuk produksi baju," terangnya.
Dalam memproduksi kain maupun baju tersebut Acintya Art menggunakan sistem pemberdayaan masyarakat dengan memberi pelatihan kepada beberapa komunitas pengrajin batik, tukang canting, hingga penjahit untuk menambah penghasilan mereka.
"Banyak tukang canting yang mulai kekurangan pekerjaan sehingga kami berdayakan dengan memberikan pekerjaan ke para tukang canting dengan desain dan standar cantingan yang kami tentukan.
Demikian juga dengan produksi baju, dengan memberdayakan penjahit-penjahit di kampung.
Dengan sistem memberdayakan masyarakat ini diharapkan dapat membantu mereka sehingga menambah penghasilan," tukasnya. (idy)
• Satuan Pendidikan Butuh Rp 1,2 Miliar Lebih Untuk Optimalkan Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
• Sambut HUT Kemerdekaan RI, Kodim 0725/ Sragen Bedah 2 Rumah Warga
• Betrand Peto Kode Minta Jet Ski, Ruben Onsu Sudah Belikan Kuda Miliaran Rupiah
• Cegah Kerumunan di Tengah Pandemi, MAJT Sembelih 19 Ekor Hewan Kurban di Hari Tasyrik
150 UMKM Terpilih Ikuti Pelatihan Berjenjang Balatkop Provinsi Jawa Tengah 2021 |
![]() |
---|
Inilah Bakmi Sundoro, Frozen Food Asal Semarang yang Diolah Home Made |
![]() |
---|
Inilah Ayam Kriwil dari Fmflour, Miliki Tujuh Varian Rasa |
![]() |
---|
Sri Manfaatkan Kekayaan Lokal untuk Pembuatan Sirup Asem Gasit, Bahan Tradisional Kaya Manfaat |
![]() |
---|
Miliki Sejarah Keluarga, Yuni Kembangkan Wedang Seco, Varian Rasa Pakai Nama Leluhur |
![]() |
---|