Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Dulu Saya Diburu Satpol PP, Sekarang Saya Memburu Satpol PP

Saat ini, ada puluhan orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ) dan lansia telantar tinggal di Wisata Rumah Jiwa Hafara,

Editor: galih permadi
(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)
Chabib Wibowo Saat Berdiri di Depan Wisata Rumah Jiwa Hafara di Bantul, Yogyakarta Sabtu (1/8/2020) 

Menurut dia, selama ini di Yogyakarta sudah ada perda tentang anak jalanan tetapi belum ada solusi ke depannya.

Sejak tiga tahun terakhir, Panti Hafara berubah menjadi Wisata Rumah Jiwa Hafara untuk mengubah pandangan tentang anak jalanan, lansia dan ODGJ. Saat ini, ada 94 orang lansia dan ODGJ yang tinggal di pondok.

Dari pengamatan Kompas.com suasana rumah jiwa tergolong nyaman dan bersih.

Saat Babe, panggilan akrab Chabib, masuk ke ruangan, ia disambut seorang lansia yang ditemukannya beberapa tahun lalu. Lansia perempuan itu tersenyum dan mengulurkan tangan untuk bersalaman sambil bercanda dengan Babe, tak jauh dari aula yang juga untuk sembahyang, dua orang lansia duduk termenung di kursi roda karena sakit stroke.

Ruangan kamar termasuk kamar mandi mereka cukup bersih dengan suasana yang nyaman. "Di sini ada 94 orang, anak jalanan di luar yang dilakukan pendampingan ada 150 orang, dan sekitar 800 lansia yang kita dampingi," ucap Babe.

Mereka berasal dari sekitar DIY dan juga hasil pengamanan dari Satpol PP. Jika panti karantina milik pemerintah, mereka akan dikirim ke Hafara untuk ditampung.

"Dulu saya diburu satpol PP, sekarang saya memburu satpol PP," kata Babe yang menghentikan wawancara sejenak untuk menyuntikkan insulin ke tubuhnya akibat penyakit diabetes yang diderita 3 tahun terakhir.

Selain mendirikan yayasan untuk menampung ODGJ, lansia, anak jalanan, hingga pengguna narkoba, dia juga membuka pemulasaraan jenazah tak dikenal.

Saat ini, jenazah mereka dimakamkan di Makam 'Sepi Pamrih Tebih Ajrih' di Kecamatan Pandak, Bantul.

Diakuinya tidak semua orang yang dapat pendampingan darinya tinggal di sana. Ada yang kembali ke rumah dengan tetap diperhatikan perkembangannya melalui 'home visit'.

Melakukan pendampingan bersama puluhan relawan bukan perkara mudah, kadang harus mencari donatur, namun Babe mengaku pertolongan itu selalu datang.

Apalagi istrinya mendukung langkahnya untuk membantu sesama. Saat ini, donatur bisa menyalurkan melalui sedekah rombongan dan kita bisa.

Donatur datang tidak hanya dari orang yang berkecukupan, kadang juga datang dari keluarga pasien sembuh, hingga para pengamen jalanan.

ODGJ juga diberikan pelatihan membatik dan juga dijual untuk mereka sendiri.

"Tiga tahun awal itu saya mendampingi sendiri, ya lama-lama enggak kuat tho Mas. Sekarang ada kurang lebih 60 orang relawan," ucap Babe.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved