Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Fenomena Alam Puncak Hujan Meteor Perseid Akan Terjadi Malam Ini Hingga 2 Hari, Ini Kata LAPAN RI

Fenomena alam langka berupa puncak hujan meteor Perseid ternyata bisa dilihat di Indonesia pada tanggal 12-13 Agustus 2020.

Editor: galih permadi
Instagram @aslisuroboyo
Viral video yang diduga meteor jatuh di Surabaya. (Tangkap Layar Instagram @aslisuroboyo). 

TRIBUNJATENG.COM - Fenomena alam langka berupa puncak hujan meteor Perseid ternyata bisa dilihat di Indonesia pada tanggal 12-13 Agustus 2020.

Di artikel di bawah ini Anda akan menpdatakan informasi tentang waktu dan cara melihat hujan meteor dari Indonesia.

Hujan meteor Perseid ini sebelumnya telah aktif sejak tanggal 17 Juli dan berlangsung hingga 24 Agustus 2020.

Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai Diganti, Kini Dijabat Mantan Dirreskrimsus Polda Lampung 

Rusia Sukses Bikin Vaksin Corona Sputnik V, Akankah Wabah Covid-19 Berakhir September?

Inilah Daftar 11 Pemain Dicoret Shin Tae Saat TC Timnas U-19 Indonesia, Bomber Sutan Zico Disetop

Bos First Travel Minta Hartanya Dikembalikan

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emannuel Sungging Mumpuni mengatakan, puncak fenomena alam ini terjadi pada tanggal 12-13 Agustus 2020.

Adapun pengamatannya dapat dilakukan dengan mata telanjang saat dini hari.

"Perseid masih bisa diamati dua-tiga hari ini, kalau kondisi tidak berawan.

(Pengamatan dapat dilakukan) dini hari, mulai sekitar pukul 02.00 (waktu setempat)," kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/8/2020) sore.

Sungging menjelaskan, seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati hujan meteor Perseid ini.

Ia menambahkan, hujan meteor ini dinamai beradasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Perseus.

"Hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle dan dapat disaksikan mulai tengah malam hingga fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit), ketika titik radian berkulminasi di arah utara dengan ketinggian 25,3 derajat," ujar Sungging.

Sementara itu, intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60-70 meteor tiap jam dengan kelajuan mencapai 212.400 km/jam.

Meteor Perseid juga dapat diamati dengan mengecek lokasi Anda dengan waktu yang pas di portal timeanddate.

Mengutip Cnet, ilmuwan NASA menyarankan bahwa meskipun hujan meteor Perseid dapat dilihat kapan saja setelah jam 9 malam di daerah Anda, termasuk di Indonesia.

Namun waktu terbaik untuk melihat badai meteor adalah selama bagian paling gelap dari malam.

Yaitu pada jam-jam awal dini hari hingga sebelum fajar, atau antara jam 2 pagi hingga fajar.

Kalender astronomi

Berikut kalender astronomi pada minggu kedua (9-15 Agustus 2020):

9 Agustus 2020

Bulan berada di titik terjauh dari Bumi (apogee) pada pukul 20.46.52 WIB dengan jarak 407.076 km, iluminasi 69,8 persen (fase benjol akhir) dan lebar sudut 295 menit busur.

Bulan terletk di konstelasi Pisces ketika apogee.

Namun, Bulan baru dapat disaksikan saat terbit pada pukul 22.30 WIB di arah Timur dan terbenam keesokan harinya pada pukul 10.00 WIB di arah Barat.

Konjungsi Bulan Mars dapat disaksikan sejak pukul 22.30 WIB di arah Timur dan berakhir ketika senja bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit) di arah Barat-Barat Laut.

Saat konjungsi Bulan-Mars, Bulan akan terpisah sejauh 4,3 derajat terhadap Mars.

11-12 Agustus 2020

Bulan berada pada fase perbani akhir.

Puncak fase berbani akhir terjadi pada 11 Agustus 2020 pukul 23.44.38 WIB.

Bulan berjarak 401.942 km dari Bumi dan akan tampak dengan lebar sudut 29,7 menit busur.

Ketika fase perbani akhir, Bulan akan terbit di sekitar tengah malam di arah Timur-Timur Laut dan berkulminasi di arah Utara ketika Matahari terbit.

Bulan terbenam di arah Barat-Barat Laut di sekitar tengah hari.

Bulan berada di Manzilan Botein (Delat Arietis) di konstelasi Aries.

13 Agustus 2020

Venus akan mencapat elongasi maksimum di arah Barat pada 13 Agustus 2020 pukul 07.21 WIB sebesar 46 derajat.

Venus terletak di 20 derajat Utara Matahari dengan ketinggian 41,4 derajat dan berada di Manzilah Alhena (Gamma Germinorium) Konstelasi Gemini.

Venus dapat diamati dengan mata telanjang karena magnitudonya mencapai -4,3 dan lebar sudurt 23,8 detik busur.

Elongasi maksimum barat Venus terjadi rata-rata setiap 19 bulan sekali, di mana terakhir terjadi pada 6 januari 2019 dan akan terjadi lagi pada 21 Maret 2020 bertepatan dengan Ekuinoks Aries.

Diktomi merupakan nama lain dari fase perbani atau kuartir atau kuadratur.

Secara umum dikotomi adalah konfigurasi ketika Bumi, planet, dan Matahari membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat.

Hal ini membuat bagian planet, yakni Venus yang teramati dari Bumi akan tampak bercahaya 50 persen dari luas piringan.

Secara umum, terhadinya diktomi Venus hanya berselisih beberapa jam dengan elongasi maksimum Venus, baik di Barat maupun Timur.

Ini dikarenakan orbit Venus tidak tepat berimpir dengan ekliptika.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Simak, Ini Waktu dan Cara Melihat Hujan Meteor Perseid pada 12-13 Agustus"

Terungkap Aksi Koboi Penembakan Misterius di Tangsel, Pelaku Kembar Dibantu Teman

Cerita saat Habib Umar Assegaf Dipukuli & Diinjak Kepalanya Oleh Ormas di Solo

Pengusaha China di AS Pesan Masker Berlapis Emas Bertabur Berlian Seharga Rp 22,1 M

Cemburu Buta Mantan Pacar Dibonceng Pria, 2 Pemuda Kebumen Aniaya dan Rampas Motor Pembonceng

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved