Berita Internasional
Di Denmark, Masih Jomblo Usia 25 Tahun Disiksa Diikat di Pinggir Jalan & Ditaburi Rempah
Di Denmark, mereka yang masih lajang di usia 25 tahun bakal menemui mimpi buruk jadi kenyataan. Mereka yang masih jomblo akan 'disiksa' di pinggir jal
TRIBUNJATENG.COM - Di Denmark, mereka yang masih lajang di usia 25 tahun bakal menemui mimpi buruk jadi kenyataan. Mereka yang masih jomblo akan 'disiksa' di pinggir jalan.
Caranya dengan menaburi mereka menggunakan bubuk kayu manis saat mereka berulang tahun.
Ini merupakan tradisi lama yang bermula sejak ratusan tahun lalu tepatnya ketika penjual rempah-rempah tetap melajang karena mereka sering bepergian.
• Ambulans di Garut Dihalangi Kijang & Ajak Balapan, Anak Sedang Kritis Akhirnya Meninggal
• Kisah Ngatimin Jadi Mata-mata Tentara Indonesia Sembunyi Berhari-hari Tidak Makan, Nasibnya Kini
• Hampir Saja Terjadi Insiden Terhoror Sepanjang Sejarah MotoGP, Motor Melayang Dekat Rossi
• Motor Terbang Nyaris Kena Kepala Valentino Rossi di MotoGP Austria 2020, Hampir Jadi Hari Terburuk
Ketika itu, para penjual rempah-rempah selalu berkeliling untuk memasarkan produknya.
Sehingga mereka tidak pernah menetap dalam jangka waktu lama di suatu tempat.
Akibatnya, banyak di antara mereka yang tak bisa menjalin hubungan asmara karena waktu yang pendek.
Mereka pun tetap melajang alias jomblo hingga usia kepala 3.
Untuk laki-laki kemudian mereka disebut Pebersvends, sementara perempuan disebut Pebermø.
Kondisi itu ternyata lestari dan menjadi tradisi hingga sekarang.
Seseorang yang masih jomblo di usia 25, akan menerima 'siksaan' dari keluarga atau teman-temannya.
Saat berulang tahun, mereka akan diikat di pinggir jalan kemudian ditaburi bubuk kayu manis bersama-sama.
Ada kalanya mereka juga menambahkan telur supaya bubuk kayu manis merekat kuat.
Tapi jangan khawatir, karena biasanya hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan keamanan.
Cukup masuk akal lantaran yang melakukannya pun adalah keluarga atau teman-teman mereka sendiri.
Ini sebenarnya bukan merupakan hukuman. Namun alasan untuk mengolok-olok dan hal-hal konyol untuk menandai fase usia yang penting dalam masalah asmara.