Berita Internasional
Dikira Sudah Mati, Pria Ini Lolos dari Pembantaian ISIS
"Ada darah di badan saya, tapi itu berasal dari taruna yang berada di sebelah saya," kata Kadhim.
Saddam dan pendukunnya berasal dari kalangan Sunni.
Kadhim, sebagai pemeluk Syiah, mengaku cukup khawatir berangkat ke pangkalan militer Tikrit.
Identitas agama masih menjadi hal yang sensitif dan ia khawatir kehadirannya akan memicu persoalan.
Kekhawatirannya sirna ketika ia tiba di Kamp Speicher.
Orang-orang Sunni di sana menyambutnya dengan hangat.
"Saya kaget juga.
Ini adalah interaksi langsung pertama saya dengan warga Sunni," kata Kadhim.
Di hari-hari pertama semuanya berlangsung normal.
Pada hari ke-12 terjadi perubahan dramatis.
Milisi ISIS mendatangi kota dan menguasai kota ini.
Mereka menuju akademi militer Speicher.
Melihat ISIS menguasai kota sepenuhnya, para komandan militer di Speicher menyelamatkan diri.
Ditinggal para komandan dan perwira membuat ribuan taruna ini harus mempertahankan diri sendiri, padahal mereka baru beberapa hari masuk sekolah militer.
Tindakan pertama yang dilakukan ISIS adalah meminta semua taruna meninggalkan akademi dan menanggalkan seragam tentara.
"Kami berjalan beriringan seperti warga biasa, warga sipil," kata Kadhim mengenang.