Berita Artis
Siti Fauziah Bu Tejo Menangis Seharian Dituduh Melanggengkan Stereotip Perempuan Tukang Nyinyir
Siti Fauziah Pemeran Bu Tejo menangis lantaran ia dianggap melanggengkan stereotip perempuan yang suka nyinyir. Selain itu Film Tilik disebut tak mend
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
Siti Fauziah Bu Tejo Menangis Seharian Dituduh Melanggengkan Stereotip Perempuan Tukang Nyinyir
TRIBUNJATENG.COM - Pemeran Bu Tejo dalam film Tilik, Siti Fauziah (31) sempat menangis seharian usai di-bully oleh netizen Indonesia.
Bukan sakit hati oleh nyinyran biasa, Siti Fauziah menangis lantaran ia dianggap melanggengkan stereotip perempuan yang suka nyinyir.
Selain itu, Siti Fauziah, juga merasa sakit hati ketika film Tilik disebut tidak mendidik.
Hal itu diungkapkan pemeran Bu Tejo tersebut dalam acara Okay Bos Trans 7, Selasa (25/8/2020).
"Katanya pernah dibully se-Indonesia gara-gara peran Bu Tejo. Bahkan sampai nangis berhati-hati itu gimana ceritanya?" tanya Raffi Ahmad.
"Katanya film kita enggak worth it buat ditonton. Terus, film kita enggak mendidik. Terus, katanya aku melanggengkang stereotip perempuan yang julid. Tapi, ya udah, enggak apa-apa," cerita Siti Fauziah.
• Ruben Onsu Syok Temukan Nota Pembelian Sepatu di Kado Ulang Tahun Nikita Mirzani
• Punya Ilmu Kebal, Kasim Sempat Tertawa saat Tubuhnya Tak Mempan Dibacok Andi
• Seorang Ibu Dibunuh Anak Kandung dan Menantu di Temanggung, Jenazah Digantung Belakang Rumah
• Duda & Janda Cantik Asal Semarang Digerebek di Kos, Ngaku Pasutri Ternyata Baru Kenal di MiChat
Inilah Ide Awal di Balik Cerita Film Tilik
"Tilik" sendiri telah diproduksi pada tahun 2018 oleh Ravacana Films dan ditayangkan di Youtube Ravacana Films, Senin (17/8/2020) lalu.
Film Tilik yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo ini bercerita tentang warga desa yang bergunjing tentang status lajang Dian dalam perjalanan naik truk untuk menjenguk (tilik dalam bahasa Jawa) Bu Lurah di rumah sakit.
Di balik ide cerita dan produksi film Tilik
Produser film "Tilik", Elena Rosmeisara mengungkapkan, produksi film ini bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY.
"Jadi, Disbud DIY ada program Danais (Dana Keistimewaan) untuk perfilman Jogja dan kami submit," kata Elen saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020) sore.
"Program ini memang konsisten ada. Jadi, kami submit naskah, proposal dari naskah Tilik, kemudian melalui pitching, dan lolos. Lalu, kami produksi," sambungnya.