Berita Blora
Kawah Oro-oro Kesongo di Blora Meletus Tiga Kali Hari Ini, 4 Gembala Kerbau Masuk RS
Kawah Oro-oro Kesongo yang terletak di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora meletus, Kamis (27/8/2020) pagi.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Kawah Oro-oro Kesongo yang terletak di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora meletus hari ini, Kamis (27/8/2020).
Akibatnya, belasan ekor kerbau hilang terpendam tanah dan empat warga mengalami keracunan.
"Empat warga kami yang keracunan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Sekarang kondisinya semakin membaik," kata Kepala Desa Gabusan Parsidi yang dihubungi Tribunjateng.com.
• Ya Allah Sebut Istri Suranto saat Ditusuk di Ulu Hati, Ini Kronologi Pembunuhan 1 Keluarga di Baki
• KABAR GEMBIRA, Wakapolri Pastikan Indonesia Sudah Dapat 290 Juta Vaksin Covid-19 dari China dan UEA
• Viral, Baby Sitter Tampar Bayi 11 Bulan Berkali-kali saat Menyuapi Makan
• Gubernur Ganjar Pranowo Izinkan Sekolah di 3 Daerah Ini Dibuka untuk Uji Coba Belajar Tatap Muka
Parsidi melanjutkan, empat warganya tersebut merupakan penggembala kerbau di kawasan Oro-oro Kesongo.
Saat kejadian ada sekitar 30 kerbau yang digembalakan di situ.
"Ada 18 kerbau tenggelam ke dalam tanah akibat letusan itu.
Tapi saat itu ada satu kerbau akhirnya bisa selamat," katanya.
Parsidi mengatakan, letusan Oro-oro Kesongo pada hari ini terjadi sebanyak tiga kali.
Pertama pada pukul 05.30 WIB atau setelah fajar.
Pada letusan ini, semburan lumpur dan gas mencapai ketinggian sekitar 75 meter.
Kemudian letusan kembali terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat itu material menyembur sampai ketinggian 55 meter.

Pada letusan kedua inilah empat warga yang menggembalakan kerbau mengalami keracunan.
"Letusan ketiga yakni sekitar pukul 13.00, ketinggian material lumpur yang disemburkan sekitar 25 meter," kata dia.
Akibat kejadian ini, pemangku kebijakan dari pemerintah daerah sudah mendatangi lokasi.
Begitu juga kepolisian juga telah mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan.
"Dari (pemerintah) kabupaten juga sudah datang untuk mengecek," tandasnya.
Kawah Oro-oro Kesongo memiliki kemiripan dengan Bleduk Kuwu yang ada di Grobogan.
Namun, kata Parsidi, intensitas letusan dari perut bumi di Oro-oro Kesongo sangat jarang.
"Paling setahun ada letusan sekali atau dua kali biasanya.
Tapi tidak berkali-kali sampai tiga dalam sehari seperti hari ini," tandasnya.
Perlu diketahui, kawasan Kesongo adalah keunikan fenomena alam setempat berupa hamparan tanah luas yang terkadang muncul semburan lumpur.
Menyerupai fenomena Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.
Kepala Cabang Dinas ESDM Jawa Tengah wilayah Kendeng Selatan, Teguh Yudi Pristiyanto, menyampaikan, fenomena di Kesongo, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung, Desa Gabusan, adalah semburan gas bercampur lumpur.
"Warga keracunan karena menghirup kandungan gas.
Fenomena tersebut terjadi secara alami bukan akibat pengeboran sumur," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel.
Menurut Teguh, di titik lokasi yang sama, fenomena semburan gas bercampur lumpur Kesongo pernah terjadi pada 2013.
Hasil penelitian saat itu menyebutkan, peristiwa tersebut diakibatkan adanya gunung api lumpur atau mud volcano.
Mud vulcano merupakan sebuah fenomena ekstrusi cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti methane.
"Ini fenomena mud volcano.
Hal serupa pernah terjadi di tahun 2013 dan di titik yang sama.
Sore ini sudah berhenti dan kami meluncur ke sana," ungkap Teguh. (goz)
• Korban Kecelakaan di Genuk Semarang Dimakamkan di Sayung Demak, Kerabat: Suami Masih Syok
• Kena Sanksi PSSI, Ditinggal Pacar, Ini Kisah Perjuangan Punggawa Arema Asal Sayung Demak
• Duda & Janda Cantik Asal Semarang Digerebek di Kos, Ngaku Pasutri Ternyata Baru Kenal di MiChat
• Kesaksian Warga Soal 1 Pohon di Ngaliyan Semarang Belasan Kali Jadi TKP Kecelakaan Truk