Liga 1
Kena Sanksi PSSI, Ditinggal Pacar, Ini Kisah Perjuangan Punggawa Arema Asal Sayung Demak
Klub sepakbola Demak memang belum bisa mengukir prestasi prestisius di kancah kompetisi kasta tertinggi liga Indonesia.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK- Klub sepakbola Kabupaten Demak memang belum bisa mengukir prestasi prestisius di kancah kompetisi kasta tertinggi liga Indonesia.
Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan warganya bisa menjadi pemain sepakbola profesional dan membela klub besar di Liga 1.
Satu di antaranya adalah Taufik Hidayat.
• Bu Guru Winarni Demak Tewas Terlindas Truk di Genuk Semarang, Polisi Ungkap Kronologi Kecelakaan
• Duda & Janda Cantik Asal Semarang Digerebek di Kos, Ngaku Pasutri Ternyata Baru Kenal di MiChat
• Kesaksian Warga Soal 1 Pohon di Ngaliyan Semarang Belasan Kali Jadi TKP Kecelakaan Truk
• Inilah Desa di Banyudono Boyolali yang Terlewati Proyek Tol Solo-Yogya, Ada 529 Bidang Tanah
Pemain yang saat ini membela Arema FC itu mengatakan, butuh perjuangan yang tidak mudah untuk mewujudkan cita-citanya sebagai pemain sepakbola.
"Saya di SSB Tugu Muda sejak kelas 3 SD hingga SMP.
Setelah itu pindah ke SSB Bhaladika," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu, (26/8/2020) malam.
Dari menimba ilmu sepakbola di dua SSB tersebut, Taufik bisa menembus tim PSIS U-18, Diklat Salatiga, Porprov Semarang, PS Beltim, dan PON Jateng.
Bahkan pernah pula masuk skuad Persib Bandung U-21.
"Kemudian masuk PSIS 2014 dengan status magang waktu itu.
Awal masa persiapan berjalan sekira 2 bulan.
Alhamdulillah saya naik status dari pemain magang jadi pemain profesional.
Dikontrak PSIS selama 1 tahun," tutur pemain yang berasal dari Kampung Kauman, Desa Purwosari, Kecamatan Sayung, ini.
Namun sayang sekali, tahun pertama debutnya sebagai pemain profesional berakhir tragis.
Ia satu di antara pemain yang kena sanksi berat karena terlibat sepakbola gajah dalam laga PSS vs PSIS.
Taufik dihukum 5 tahun tidak boleh berkompetisi di sepakbola Indonesia.