Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kuliner

Bubur Asyura Masjid Menara Kudus: Topingnya Selalu 9 Jenis, Dibagikan ke Seribu Warga

"Tradisi membuat bubur asyura ini terus dipertahankan sampai sekarang‎," jelas Kharis

Penulis: raka f pujangga | Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/RAKA F PUJANGGA
1.000 Porsi Bubur Asyuro Dibagikan ke Warga Sekitar Masjid Menara 

TRIBUNJATENG.COM - Kesibukan sangat terasa di dapur sekitar Masjid Menara, Desa Kauman, Kudus, Jumat (28/8/2020)   

Sejak pukul 05.00 WIB, sejumlah rewang atau ibu-ibu memulai persiapan pembuatan bubur asyura. Proses pembuatan bubur itu memakan waktu tiga jam.

Seksi Humas Panitia Buka Luwur, Muhammad Kharis menyampaikan, bubur asyura tersebut memiliki makna untuk mengenang Nabi Nuh As yang selamat dari bencana besar pada 10 Muharam.

Janjinya Ngasih Kerjaan, Susanto Malah Ajak Gadis Remaja ke Kontainer Kosong dan Lakukan Aksi Bejat

Eijkman Temukan Virus Corona yang lebih Ganas Sudah sampai Indonesia, Kasus Baru Covid Catat Rekor

Petahana Bupati Mirna Belum Punya Pasangan di Pilkada Kendal, PDIP Usung Tino-Mustamsikin, PKB?

10 Mukjizat Para Nabi Terjadi di Hari Asyura 10 Muharram, Mukjizat Nabi Ibrahim hingga Nabi Yusuf

Kebetulan waktunya bersamaan dengan momentum buka luwur sehingga diperingati menjadi tradisi sejak dulu.

"Tradisi membuat bubur asyura ini terus dipertahankan sampai sekarang‎," jelas Kharis.

Panitia menyiapkan enam kawah atau wajan berukuran besar, yang dipakai memasak seribu porsi bubur tersebut.

Sejumlah rewang tengah membuat bubur asyuro, di sekitar Masjid Menara Sunan Kudus, Jumat (28/8/2020).
Sejumlah rewang tengah membuat bubur asyuro, di sekitar Masjid Menara Sunan Kudus, Jumat (28/8/2020). (TribunJateng.com/Raka F Pujangga)

Satu kawah dibagikan pada kegiatan, Jumat malam, menjadi 300 takir (wadah berukuran kecil).

Adapun lima kawah dibagikan kepada masyarakat sebanyak‎ 700 samir (wadah berukuran sedang).

Bubur yang dibagikan kepada masyarakat itu menggunakan sembilan toping, di antaranya cabai merah, tahu, tempe, telur, parijata, ikan teri, udang, pentul, dan tauge.

Koordinator Dapur Putri, Muslihah mengatakan, bubur asyura itu merupakan tradisi turun temurun yang dibuat dari resep yang sama hingga saat ini.

‎"Topingnya dibuat ada sembilan jenis itu juga sudah tradisi turun temurun," jelas dia.

?1.000 Porsi Bubur Asyuro Dibagikan ke Warga Sekitar Masjid Menara
?1.000 Porsi Bubur Asyuro Dibagikan ke Warga Sekitar Masjid Menara (TRIBUN JATENG/RAKA F PUJANGGA)

‎Dalam proses pengadukan bubur itu, setiap rewang tidak boleh bergantian. Satu kawah hanya dibuat dari satu orang.

Penggantian rewang dikhawatirkan akan membuat hasil masakan menjadi tidak baik.

"Satu kawah, satu orang. Nggak boleh gantian, kalau gantian hasilnya nanti 'blenyek'," jelas rewang, Siti Munawaroh, sembari mengaduk bubur.

Adapun bahan-bahan bubur yang dicampurkan di antaranya beras, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, jagung, ketela pohon, pisang kepok, daun pandan, serai dan kayu manis. (raf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved