Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Smart Mernek Jenek di Cilacap Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri dengan Pola Integrated Farming

Lahan pekarangan rumah yang belum dimanfaatkan secara optimal diubah menjadi sumber penghasilan pangan melalui 4 kegiatan budidaya terpadu.

TRIBUNBANYUMAS/Permata Putra Sejati
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bunga Desa, Desa Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, saat memanen sayur-sayuran, pada Sabtu (29/8/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Pengangguran dan rendahnya pengembangan potensi desa menjadi masalah yang dihadapi sebagian besar warga di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kaum wanitanya hanya sekadar mengurusi urusan kasur, sumur dan dapur.

Sementara kaum laki-laki masih berkutat pada pekerjaan tanam dan panen padi.

Petarung UFC Dikeroyok hingga Nyaris Tewas saat Berlibur di Bali

Cerita Warga saat Polsek Ciracas Dibakar, Dicegat Orang Bersenjata hingga Masuk Mako Kopassus

Kata Dandim Soal Perusakan Polsek Ciracas: Mungkin Kita Kerahkan Intelejen untuk Cari Info

Amalan 10 Muharram 1442 H, Pahala Besar Bagi yang Menyantuni dan Mengusap Rambut Anak Yatim

Lahan kosong di pekarangan rumah warga banyak tidak dimanfaatkan secara optimal.

Sampai pada awal 2019, sebagian warga Desa Mernek berkomitmen mengubah keadaan dengan mencoba mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki. 

Lahan pekarangan rumah yang belum dimanfaatkan secara optimal diubah menjadi sumber penghasilan pangan melalui 4 kegiatan budidaya terpadu.

Keempat budidaya terpadu tersebut adalah dengan membuat sistem pertanian hidroponik yang menggunakan air dari kolam ikan lele.

Kemudian ada pula budidaya maggot sebagai pakan ikan lele, hingga pemanfaatan limbah berupa kotoran hewan menjadi pupuk organik untuk pertanian.

Inilah yang disebut sebagai pola integrated farming.

Pola integrated farming adalah pengelolaan pertanian terpadu dalam satu hamparan dibudidayakan banyak komoditas yakni ada sayur-sayuran, ayam, lele, sapi, dan komoditas pangan lainnya seperti maggot hingga jangkrik.

"Kami menamainya dengan program Smart Mernek Jenek (SMJ).

Jenek itu artinya 'nyaman' dalam istilah keseharian warga setempat agar menjadi motivasi bagi masyarakat menjadikan suatu kawasan yang berdikari," ujar Kades Mernek Bustanul Arifin kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (29/8/2020).

Awal Januari 2020 program SMJ dimulai dengan support dan pembinaan oleh Pertamina melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporoate Social Responsibility (CSR).

Warga desa Mernek mencoba memanfaatkan lahan kosong dipekarangan rumah untuk mengembangkan pertanian hidroponik.

Ada berbagai macam sayur-sayuran yang ditanam dapat dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari seperti sawi, selada, kangkung, tomat, cabai, pokcoy, terong, kacang hijau, jahe merah dan tanaman palawija lainnya.  

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved