Berita Semarang
Karno Nasi Goreng SGG Kalibanteng Semarang Berjualan Lagi Setelah Gerobaknya Rusak Ditabrak Mobil
Karno (55) penjual nasi goreng SGG (Sego Goreng Gathel) yang biasa berjualan di sekitar Flyover Kalibanteng, Kota Semarang, kini bisa bernapas lega.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Karno (55) penjual nasi goreng SGG (Sego Goreng Gathel) yang biasa berjualan di sekitar Flyover Kalibanteng, Kota Semarang, kini bisa bernapas lega.
Ia dapat mencari nafkah lagi bagi keluarga setelah gerobak yang biasa dipakai berjualan telah diperbaiki.
“Saya sudah berjualan lagi selama dua pekan ini,
Seminggu setelah rusak, gerobak sudah bisa dipakai lagi, alhamdulillah,” ujar warga Jalan Yos Sudarso tersebut, Minggu (6/9/2020).
• Mbah Ginem Nangis Sesenggukan Ditipu Wanita Gendut Borong Dagangan Buat Jumat Berkah di Semarang
• Tagar Melisa Trending di Twitter, Kisah Pilu ARMY Fans BTS yang Bunuh Diri karena Dibenci Ayahnya
• Demi Nama Baik TNI AD, Jenderal Andika Perkasa Rogoh Kocek Pribadi Ganti Rugi Korban Ciracas
• Viral Anggota TNI Dimaki Emak-emak Gegara Tegur Tak Pakai Masker di Pasar
Gerobak milik Karno rusak parah seusai ditabrak pengemudi mobil boks muatan garam berpelat AD1770TU, Sabtu (15/8/2020) dini hari.
Gerobak nasi goreng itu terpental.
Barang-barang di dalamnya seperti penggorengan, piring-piring, dan gelas hancur berserakan di jalan.
Setelah menabrak, mobil boks itu naik ke atas trotoar dekat shelter Trans Semarang.
Karno beruntung bisa menghindari terjangan mobil saat kecelakaan terjadi.
Mobil boks yang berada di atas trotoar kemudian dievakuasi dengan ditarik mobil derek.
Sopir langsung dibawa ke kantor Satlantas Polrestabes Semarang untuk dimintai keterangan.
Setelah itu, Karno terpaksa memperbaiki gerobaknya sendirian.
Sejumlah relawan, driver ojek online (ojol), dan warga sekitar membantu membersihkan barang-barang yang berserakan.
“Waktu itu ban gerobak rusak, kacanya pecah, saya perbaiki sendiri saya bawa pulang dulu.
Wajan saya juga sentet (retak dan penyok) padahal itu harganya Rp 500 ribu.