Berita Semarang
Hidung Mbah Hasyim Dipasang Pen, Nominal Biaya Operasi Bikin Keluarga Lemas: Butuh Bantuan
Mbah Hasyim atau Ari Tosin (60) korban salah sasaran amukan pemuda mabuk di Jalan Pemuda Semarang hari ini dioperasi di RSUP Kariadi Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mbah Hasyim atau Ari Tosin (60) korban salah sasaran amukan pemuda mabuk di Jalan Pemuda Semarang hari ini dioperasi di RSUP Kariadi Semarang.
"Tadi siang Bapak operasi, semua berjalan lancar," ujar Anak Mbah Hasyim, Agus (36) kepada Tribunjateng.com, Senin (7/9/2020) malam.
Dijelaskan Agus, selepas operasi kondisi Bapaknya kian membaik.
• Terpergok Berhubungan Seks di Halaman Rumah Tetangga, Pasangan Ini Malah Marahi Warga
• Ini Peran 5 Oknum TNI AL Tersangka Ciracas, 2 dari TNI AU Bebas, KSAD Ganti Rugi Rp 594 Juta
• Menabung 10 Tahun di Bank BRI Cabang Slawi, Eli Tak Menyangka Bisa Menangkan Hadiah 1 Unit Mobil
• Cerita Mistis Indah Murti Sang Perias Jenazah di Semarang, Sering Dikentutin Jenazah
Hal itu ditunjukan saat Mbah Hasyim sudah bisa diajak komunikasi.
Ia juga sudah mau makan kendati hanya makanan halus seperti pisang, bubur serta lainnya.
Agus mengatakan, hasil operasi hidung Bapaknya harus di pasang pen.
Selanjutnya, di bawah pelipis mata ada tulang yang harus disusun ulang sebab retak.
"Secara keseluruhan kondisi Bapak membaik, penglihatan dan pendengaran masih normal," tuturnya.
Di tengah perkembangan kondisi bapaknya yang kian membaik, Agus dan keluarga kini dihadapkan dengan tanggungan biaya operasi yang mencapai Rp 18,9 juta.
Tagihan rumah sakit sejumlah tersebut keluar pada hari ini pukul 14.00 WIB.
Menurut Agus, pihaknya tentu kesulitan membayar jumlah tagihan tersebut.
Pasalnya, ia hanya bekerja sebagai driver ojek online.
"Saya driver ojek online dengan kondisi seperti ini, adik saya juga masih nganggur."
"Hanya kami berdua yang mengurus Bapak.
"Ya kami sekarang hanya bisa pasrah," terangnya.
Melihat kondisi Bapaknya yang masih dalam perawatan, biaya rumah sakit diprediksi akan terus bertambah.
Kendati demikian, menurut Agus, pihak RSUP Kariadi tidak menutup mata.
Pihak rumah sakit memberikan kelonggaran biaya rumah sakit dengan cara mencicil.
"Pihak RSUP Kariadi sudah memberikan berbagai solusi yang memudahkan kami.
Kemungkinan terburuk jika kami tidak bisa membayar cash maka kami bisa membayar dengan mencicil ke rumah sakit," katanya.
Di sisi lain, Agus menyebut, mengenal Bapaknya sebagai sosok yang bertanggung jawab.
Sikap tanggung jawab tersebut ditunjukan dengan hidup mandiri dengan menjaga lahan kosong di Jalan Pemuda Semarang.
Mbah Hasyim sempat menjaga proyek di daerah Jalan Pemuda empat tahun lalu.
Kurun waktu dua tahun Mbah Hasyim sempat dibayar.
Di tahun-tahun berikutnya bekerja tanpa bayaran namun pemilik masih memberikan peluang dari memanfaatkan lahan kosong tersebut.
Cara dengan menyewakan ke orang yang mengontrak baik untuk tempat tinggal maupun penitipan gerobak.
"Bapak bilang masih bisa obah, jadi ga mau merepotin anak jadinya mau tinggal sendiri.
Ia tipe orang tidak mau merepotkan anak,beliau tidak pernah meminta tolong kepada anaknya.
Bahkan dalam kondisi sesuai apapun," terangnya.
Menurut Agus, selain sosok bertanggung jawab, Bapaknya juga dikenal tidak akan lari dari masalah.
Ia membuktikannya saat kejadian penganiyaan.
Lantaran yakin tidak bersalah, Bapaknya tidak lari, dihajar apapun tidak lari dan bertahan.
"Bapak juga selalu berpesan, Nang dadi wong lanang kodrat bekerja bukan bergaya," terangnya.
Pertama kali mendengar Bapaknya dianiaya, Agus sempat tidak percaya.
Pasalnya selama ini Bapaknya tidak pernah ada musuh, sebaliknya bapaknya banyak teman.
"Saya dapat info dari keponakan, setelah saya cek di berita bahwa bapak dibawa ke IGD RSUP Kariadi maka saya susul ke sana, betul itu bapak dengan kondisi masih kritis," katanya.
(Iwn)
• Ussy Sulistiawaty Tak Pernah Pakai Jasa Babysitter meski Punya 5 Anak
• Kesaksian Tetangga Detik-detik Sebelum Fanni Ditemukan Meninggal Tergantung di Rumahnya
• Korban Amukan Pemuda Mabuk, Mbah Hasyim Dioperasi, Keluarga Kesulitan Tanggung Biaya