Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Ternyata Ini Alasan Dohan Hajar Mbah Hasyim hingga Berlumurah Darah di Jalan Pemuda Semarang

Dohan Kamaludin (22) alias Arab tersangka penganiyaan terhadap mbah Hasyim (60) mengaku melakukan aksi penganiyaan lantaran terpancing emosi.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dohan Kamaludin (22) alias Arab tersangka penganiayaan terhadap Mbah Hasyim (60) mengaku melakukan aksi penganiyaan lantaran terpancing emosi.

"Saya semakin emosi sebab Mbah Hasyim memukul terlebih dahulu," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (8/9/2020).

Arab mengklaim melakukan aksi penganiayaan itu secara tidak sengaja.

Ini Peran 5 Oknum TNI AL Tersangka Ciracas, 2 dari TNI AU Bebas, KSAD Ganti Rugi Rp 594 Juta

Daeng Koro, Pecatan Kopassus Keluar Penjara Gabung Kelompok Teroris Jadi Panglima Laskar Jihad

Luna Maya Geram Dengar Raffi Ahmad Dituduh Menikah Siri dengan Ayu Ting Ting

Cerita Mistis Indah Murti Sang Perias Jenazah di Semarang, Sering Dikentutin Jenazah

Pasalnya, Mbah Hasyim bukanlah orang yang dia cari.

Ia ketika itu mencari seseorang yang bernama Cak Iwan.

Alasannya mencari Cak Iwan yakni ingin membalas dendam.

"Cak Iwan dulu pernah hajar teman saya. Setelah itu kami cari orang itu untuk balas dendam," katanya.

Arab menjelaskan sebelum mendatangi Cak Iwan ia terlebih dulu mabuk bersama dua temannya.

Mereka berpesta miras di Jalan Gendingan Semarang.

Saat mabuk itulah, ia dicurhati seorang temannya yang pernah dihajar Cak Iwan.

Ia pun langsung mengajak temannya mencari yang bersangkutan untuk menuntaskan dendam tersebut.

Sepengetahuan teman tersangka, orang yang dicari pernah tinggal mengontrak di tanah kosong di Jalan Pemuda Semarang.

Diketahui tanah tersebut dijaga oleh Mbah Hasyim.

"Saya tidak kenal siapa itu Mbah Hasyim. Saya cari Cak Iwan, musuh teman saya. Cuma ketika sampai di lokasi saya tanya ke Mbah Hasyim responsnya tidak enak," jelasnya.

Arab mengakui, ketika bertemu dengan korban tengah mabuk berat setelah mengonsumsi lima botol congyang.

Ketika sampai, pelaku menggedor-gedor pintu rumah miliknya.

Mbah Hasyim saat itu sedang tiduran sambil menonton televisi.

Arab bertanya ke Mbah Hasyim di mana posisi Cak Iwan.

Lantaran tidak bertemu dengan yang dicari, ia menduga Mbah Hasyim menyembunyikannya.

Namun Mbah Hasyim bersikeras tidak tahu dan sempat mendorong korban.

Selepas didorong itulah, Arab mengaku Mbah Hasyim sempat memukulnya sebanyak satu kali di pelipis mata kiri.

"Itulah yang bikin saya makin emosi menghajar korban," jelasnya.

Arab menuturkan, melayangkan pukulan berkali-kali dengan tangan kosong.

Pada saat itu ia memang kalap mata dan dipengaruhi minuman keras.

"Saya yang menghajar sendiri, teman saya tidak ikut-ikutan," terangnya.

Anak Mbah Hasyim, Agus (36) membantah pernyataan dari tersangka Arab.

Pasalnya keterangan langsung dari Bapaknya, sewaktu kejadian ia membela diri sebab dipukuli.

"Bapak dipukuli bertubi-tubi oleh pelaku lalu melindungi kepala dengan kedua tangan. Saat melindungi diri dengan tangan itulah pelaku mengira Bapak memukul. Padahal tidak karena saat itu pelaku juga dalam kondisi mabuk," bebernya.

Mbah Hasyim atau Ari Tosin (60) korban salah sasaran Arab di Jalan Pemuda Semarang  dioperasi di RSUP Kariadi Semarang, Senin (7/9/2020).

"Tadi siang Bapak operasi, semua berjalan lancar," ujar Agus.

Dijelaskan Agus, selepas operasi kondisi Bapaknya kian membaik.

Hal itu ditunjukkan saat Mbah Hasyim sudah bisa diajak komunikasi.

Ia juga sudah mau makan kendati hanya makanan halus seperti pisang, bubur serta lainnya.

Agus mengatakan, hasil operasi hidung ayahnya harus dipasang pen.

Selanjutnya, di bawah pelipis mata ada tulang yang harus disusun ulang sebab retak.

"Secara keseluruhan kondisi Bapak membaik, penglihatan dan pendengaran masih normal," tuturnya.

Di tengah perkembangan kondisi bapaknya yang kian membaik, Agus dan keluarga kini dihadapkan dengan tanggungan biaya operasi yang mencapai Rp 18,9 juta.

Tagihan rumah sakit sejumlah tersebut keluar pada Senin pukul 14.00 WIB.

Menurut Agus, pihaknya tentu kesulitan membayar jumlah tagihan tersebut.

Pasalnya, ia hanya bekerja sebagai driver ojek online.

"Saya driver ojek online dengan kondisi seperti ini, adik saya juga masih nganggur. Hanya kami berdua yang mengurus Bapak. Ya kami sekarang hanya bisa pasrah," terangnya.

Melihat kondisi Bapaknya yang masih dalam perawatan, biaya rumah sakit diprediksi akan terus bertambah.

Kendati demikian, menurut Agus, pihak RSUP Kariadi tidak menutup mata.

Pihak rumah sakit memberikan kelonggaran biaya rumah sakit dengan cara mencicil.

"Pihak RSUP Kariadi sudah memberikan berbagai solusi yang memudahkan kami. Kemungkinan terburuk jika kami tidak bisa membayar cash maka kami bisa membayar dengan mencicil ke rumah sakit," katanya.

Di sisi lain, Agus menyebut, mengenal Bapaknya sebagai sosok yang bertanggung jawab.

Sikap tanggung jawab tersebut ditunjukan dengan hidup mandiri dengan menjaga lahan kosong di Jalan Pemuda Semarang.

Mbah Hasyim sempat menjaga proyek di daerah Jalan Pemuda empat tahun lalu.

Kurun waktu dua tahun Mbah Hasyim sempat dibayar.

Di tahun-tahun berikutnya bekerja tanpa bayaran namun pemilik masih memberikan peluang dari memanfaatkan lahan kosong tersebut.

Cara dengan menyewakan ke orang yang mengontrak baik untuk tempat tinggal maupun penitipan gerobak.

"Bapak bilang masih bisa obah, jadi ga mau merepotin anak jadinya mau tinggal sendiri. Ia tipe orang tidak mau merepotkan anak,beliau tidak pernah meminta tolong kepada anaknya. Bahkan dalam kondisi sesulit apapun," terangnya.

Menurut Agus, selain sosok bertanggung jawab, Bapaknya juga dikenal tidak akan lari dari masalah.

Ia membuktikannya saat kejadian penganiayaan.

Lantaran yakin tidak bersalah, Bapaknya tidak lari, dihajar apa pun tidak lari dan bertahan.

"Bapak juga selalu berpesan, nang dadi wong lanang kodrat bekerja bukan bergaya," terangnya.

Pertama kali mendengar Bapaknya dianiaya, Agus sempat tidak percaya.

Pasalnya selama ini Bapaknya tidak pernah ada musuh, sebaliknya bapaknya banyak teman.

"Saya dapat info dari keponakan. Setelah saya cek di berita bahwa bapak dibawa ke IGD RSUP Kariadi maka saya susul ke sana. Betul itu bapak dengan kondisi masih kritis," katanya. (Iwn)

Ada Warga yang Isolasi Mandiri, Ketua BPS Karanganyar: Bisa Konfirmasi ke RT Setempat

Pria Bermotor Matic Merah Remas Payudara Wanita di Kabupaten Pati

1 Pelaku Perampokan Rp 300 Juta di Banyumas Ditangkap di Daerah Wangon, 2 Masih Buron

3 Orang Dinyatakan Positif Covid-19 Hasil Tracing Klaster Ijab Kabul di Karanganyar

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved