Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Ini Bedanya Orang Mati Bunuh Diri dan Dibunuh Menurut Ahli Forensik

Ini Bedanya Orang Mati Bunuh Diri dan Dibunuh Menurut Ahli Forensik. Kadang ada juga kasus orang dibunuh kemudian digantung seolah-oleh bunuh diri

Editor: iswidodo
TRIBUNNEWS.COM
ILUSTRASI Ini Bedanya Orang Mati Bunuh Diri dan Dibunuh Menurut Ahli Forensik 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Melanjutkan liputan khusus tentang meningkatnya angka bunuh diri di masa pandemi covid-19, Tribun Jateng minta pendapat ke sejumlah ahli sesuai bidang berkaitan.

Para ahli menjelaskan bahwa bunuh diri tidak muncul seketika.

Tapi kebanyakan sudah didahului oleh tindakan percobaan bunuh diri sebelumnya.

Menteri Ida Fauziyah Pastikan BLT Batch III Untuk Karyawan Swasta Gaji di Bawah Rp 5 Juta Cair

Perawat Semarang Tewas Kecelakaan Tabrak Truk Mogok, Sopir Ditetapkan Tersangka

Geger Mayat Bayi Prematur Mulut Disumbat Tisu, Nelayan Mengira Hanya Boneka

Wanita Pemotor Melenggang Masuk Tol Kaligawe Semarang Ikuti Petunjuk Google Maps

Hal tersebut menjadi salah satu indikasi yang membedakan seseorang dinyatakan meninggal akibat dibunuh atau bunuh diri.

"Kalau bunuh diri sering kali ada upaya percobaan sebelumnya.

Misal kalau dia bunuh diri dengan cara mengiris arteri di pergelangan tangan, maka di sekitarnya seringkali tampak luka percobaan sebelumnya," kata Dokter Forensik RSUP Dr Kariadi, dr. Sigid Kirana LB,Sp.FM(K), Sabtu (13/9).

Hal tersebut  disebabkan karena lebih ke arah psikologis. 

Karena pada saat awal, pelaku masih ada keraguan untuk melakukan bunuh diri sehingga muncul upaya semacam coba-coba terlebih dahulu.

Lalu bagaimana untuk kasus bunuh diri yang dilakukan dengan cara lain, seperti gantung diri atau meminum racun?

Dokter Sigid Kirana menjelaskan hal tersebut atau upaya coba-coba mungkin saja ada.

Namun, masalahnya tidak semua upaya percobaan selalu tampak pada pemeriksaan forensik.

Sepengalaman dr. Sigid Kirana, banyak kasus bunuh diri yang dilakukan dengan cara gantung diri atau meminum racun.

Alasannya mungkin karena cara tersebut dianggap paling mudah.

"Yang paling sering gantung diri dan minum racun, tapi kemungkinan karena cara itu mudah dilakukan.

Kalau mengiris arteri di pergelangan tangan agak seram karena banyak darah yang keluar.

Orang kan kalau lihat darah sudah takut duluan," imbuhnya.

Bagi manyarakat yang mendapati kasus bunuh diri, yang terpenting dan utama adalah melakukan pemeriksaan, apakah korban sudah meninggal atau belum.

Jika belum, maka segera beri pertolongan pertama.

"Misal korban gantung diri, kalau belum meninggal segera diturunkan, siapa tahu masih bisa kembali lagi.

Setelah itu segera bantuan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan tentu saja lapor ke polisi bila korban sudah meninggal," jelasnya.

dr. Sigid Kirana menambahkan, terpenting jangan merusak Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Sebab siapa tahu korban tersebut tidak meninggal karena bunuh diri.

"Misal banyak orang datang, lihat-lihat, foto-foto demi konten, siapa tahu itu bukan bunuh diri.

Contoh paling gampang masalah jejak kaki, kalau banyak yang lihat kan jadi banyak jejak kaki di TKP.

Hal itu akan menyulitkan polisi untuk melakukan penyelidikan," imbuhnya. (tim)

Begini Pengakuan Orang-orang Coba Bunuh Diri Tapi Masih Hidup

Video Reviewnya Viral, Odading Mang Oleh Kini Dipenuhi Antrean Calon Pembeli

Viral Pelajar Kebumen Ditegur Polisi Gara-gara Pasang Masker di Lampu Motornya

Update Virus Corona Kota Semarang Selasa 15 September 2020, Ada Penambahan Kasus di Krobokan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved