Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Respons Ganjar Pranowo Soal Permintaan NU dan Muhammadyah Tunda Kembali Pilkada Serentak

Jumlah ini merupakan terbanyak kedua secara nasional setelah Provinsi Sumatera Utara dimana ada 23 daerah di Jateng yang akan menggelar pesta demokras

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI
Gubernur Ganjar memberikan keterangan usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jateng, Senin (21/9/2020) 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG- Sebanyak 21 kabupaten/ kota di Jawa Tengah akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 2020.

Jumlah ini merupakan terbanyak kedua secara nasional setelah Provinsi Sumatera Utara dimana ada 23 daerah di Jateng yang akan menggelar pesta demokrasi.

Kasus pandemi virus corona Covid-19 yang tak kunjung menunjukkan angka penurunan signifikan serta sejumlah penyelenggara pilkada yang terkonfirmasi positif corona membuat khawatir Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Wanita Positif Corona Bikin Geger Kota Semarang Isolasi Mandiri di Kendal, Warga Trisobo Heboh

Respons Pemerintah Desa Trisobo Kendal Soal 1 Keluarga Viral Asal Semarang Isolasi Mandiri di Sana

BREAKING NEWS: Pasar Wage Purwokerto Terbakar, Seluruh Pedagang Diungsikan

BREAKING NEWS: Bikin Geger Hendak Sebar Virus Corona di Jerakah Semarang, Satu Keluarga Dievakuasi

Ia pun meminta agar pilkada ditunda kembali seperti sebelumnya.

Setidaknya hingga menunjukkan tren positif penurunan penularan corona.

"Iya silakan pemerintah pusat, KPU, dan Bawaslu menganalisisnya (penyelenggaraan pilkada), di daerah merah memang berbahaya banget," kata Ganjar di Gedung DPRD, Senin (21/9/2020).

Karena itu, ia mengungkapkan jika tahapan pilkada bisa dilaksanakan virtual atau meminimalkan pertemuan tatap muka, semestinya bisa dilakukan.

Ganjar pernah menyarankan pelaksanaan pencoblosan pilkada menggunakan e-Voting.

Namun ternyata, sistem dan aturan belum memungkinkan.

Ia berharap tidak ada klaster baru dari proses pilkada.

Mengingat, di Boyolali, sudah ada klaster dari para penyelenggara pilkada. Sejumlah anggota Panwaslu positif Covid-19.

"Semua kemungkinan (penundaan) bisa saja terjadi. Bisa saja ada yang ditunda, bisa saja tetap jalan namun di daerah tertentu, tapi dengan pembatasan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang sangat ketat," imbuhnya.

Seperti diketahui, ormas Islam terbesar yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah mengeluarkan pernyataan meminta penundaan pilkada dengan pertimbangan peningkatan kasus corona.(mam)

Orangtua Pelaku Mutilasi Rinaldi Tinggal di Tegal Merasa Terpukul: Fajri Persulit Kami Bertemu Laeli

2 Kapal Vietnam Masuk Laut Indonesia Ditangkap TNI AL, Sempat Diwarnai Insiden Kejar-kejaran

Jadwal Timnas U19 Indonesia, Garuda Muda Melawan Bosnia Herzegovina dan Dinamo Zagreb

Oknum Polisi Jadi Tersangka Pencabulan Gadis Pelanggar Lalulintas

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved