Berita Banyumas
Siswa di Lereng Gunung Slamet Jalan Kaki Berburu Sinyal dan Pakai Ponsel Bergantian demi Ikut Ujian
Persoalannya, sekolah yang berada di dusun paling ujung dan berbatasan langsung dengan lereng hutan Gunung Slamet ini sangat sulit mendapatkan sinyal.
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai mengikuti Ujian tengah semester (UTS).
Di tengah pandemi Covid-19 ini, ujian tidak dapat dilakukan secara tatap muka.
Mereka mau tidak mau harus mengikuti ujian secara daring.
• Viral Kuburan Keluarkan Cairan Warna Merah Mirip Darah, Imam Masjid:Almarhum Orang Baik
• Ganjar Marah-marah di Kantin DPRD Jateng, Ketua Dewan Soroti Sikap Gubernur saat Diwawancara
• Viral Ganjar Marah di Kantin DPRD Jateng karena Ada Kerumunan, Bambang Krebo: Saya Bisa Pahami
• Kisah Mbah Waryono Sampai ke Telinga Walikota Semarang, Hendi: Luar Biasa
Persoalannya, sekolah yang berada di dusun paling ujung dan berbatasan langsung dengan lereng hutan Gunung Slamet ini sangat sulit mendapatkan sinyal.
Bukit Dekimati yang berada persis di sisi barat Telaga Kumpe menjadi satu-satunya tempat yang dapat dijangkau sinyal seluler.
Siswa harus berjalan kaki melalui jalan desa yang belum rampung dibeton menuju lokasi dengan ketinggian 700 mdpl itu untuk mendapatkan sinyal.
Di bawah rerimbunan pohon karet dan alas seadanya mereka mengerjakan soal-soal ujian melalui google form di HP-nya masing-masing.
Resa Ramadhani, siswa kelas VIII mengaku kesulitan untuk mengikuti ujian.
Selain soal Matematika yang tidak begitu dikuasai, ia juga diburu waktu karena harus bergantian HP dengan temannya.
"Saya pinjam HP punya pak guru, gantian sama teman," kata Resa seusai menyelesaikan ujian, Selasa (22/9/2020).
Pagi itu Resa merampungkan 20 soal matematika hanya dengan waktu 45 menit dari total 90 menit waktu yang tersedia.
Sisa waktu 45 menit digunakan teman di sebelahnya untuk mengerjakan soal yang sama.
"Nggarapnya ngasal tadi," ucap remaja dengan rambut lurus berwarna cokelat ini.
Setiyani, siswi kelas IX mengaku sudah dua kali mengikuti ujian daring.
Sebelumnya ia juga harus mengikuti ujian daring pada saat ujian kenaikan kelas, beberapa waktu lalu.