Berita Regional
Suara Gaduh di Atap Ternyata Hujan Es di Bogor Sebesar Kelereng & Penjelasan BMKG
Warga menemukan pecahan es batu sebesar kelerang di halaman mereka. Ternyata pada pukul 17.00 WIB, sempat terjadi hujan es yang cukup masif di Bogor.
TRIBUNJATENG.COM, BOGOR - Awan hitam menyelimuti Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020) sore.
Hujan kemudian turun disertai gemuruh suara seperti bebatuan menimpa atap rumah.
Setelah dicek, warga menemukan pecahan es batu sebesar kelerang di halaman mereka.
Ternyata pada pukul 17.00 WIB, sempat terjadi hujan es yang cukup masif di Bogor.
Yuli (28), warga Kecamatan Rancabungur, menyebut bahwa es yang jatuh sebesar kelereng. Hujan terjadi cukup singkat, yaitu sekitar 15 menit.
• Harga Mobil Bekas Rp 30 Jutaan Akhir Bulan Ini, Jenis Pabrikan Jepang hingga Eropa
• Pemerintah Tak Akan Bikin Perppu Pilkada Cukup Revisi PKPU Protokol Kesehatan
• Anggota Polisi Ajudan Gubernur Maluku Aniaya Petugas Bandara hingga Pendarahan
• Dwi Sasono dan Widi Mulia Nostalgia Masa SMA saat Menunggu Sidang
"Iya tadi sore jelang Maghrib, (hujan es) bersamaan sama hujan dan berlangsung sebentar cuman 15 menitan," kata Yuli saat dihubungi Kompas.com.
Dia mengaku terkejut setelah menyaksikan sendiri es yang jatuh dari dari langit dan memenuhi jalan di depan rumahnya.
Yuli pun sempat mendengar suara gaduh dari atap rumahnya.
" Hujan es, pantes gedebag-gedebug di atap rumah," ucap Yuli menirukan saat dirinya terkejut mendengar tetesan air hujan yang berbeda dari sebelumnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjelaskan bahwa hujan es sebetulnya sering terjadi.
Penyebabnya ialah faktor orografis yang menyebabkan awan Comulunimbus berpotensi tumbuh.
"Tapi baru sekarang skala pertumbuhan di wilayah yang terdampak hujan es begitu luas dan masif. Jadi ya ini bisa dibilang yang pertama terjadi karena meliputi area yang cukup luas," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Bogor, Asep Firman Ilahi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020) malam.
Hujan es kali ini, kata Asep, terjadi di 12 kecamatan.
"(Terjadi di) 7 kecamatan di Kabupaten Bogor, sedangkan Kota Bogor terjadi di 5 kecamatan," ungkap dia.
Hail atau yang biasa disebut hujan es terjadi karena uap air terkondensasi melebihi titik jenuh.
Asep menjelaskan, hujan es juga merupakan penanda peralihan musim kemarau ke penghujan, atau pancaroba.
Pada masa pancaroba, kata Asep, sering terjadi cuaca ekstrem.
"Hujan ekstrem ditandai dengan hujan lebat dengan intensitas lebih dari 100 mm/hari. Hujan juga biasanya disertai dengan angin kencang dan petir, bahkan terjadi hujan es," ungkap dia.
Maka BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada ketika berkegiatan di luar rumah, terutama ketika berada di tepi sungai.
Beberapa potensi bencana yang bisa muncul, yakni banjir bandang, pohon tumbang dan petir yang menyambar.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suara Gaduh di Atap, Rupanya Hujan Es Sebesar Kelereng di Bogor, Ini Penjelasan BMKG"