Kim Jong Un Minta Maaf atas Insiden Pembunuhan dan Pembakaran Jasad Pejabat Korsel

TRIBUNJATENG.COM, PYONGYANG - Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, menyampaikan permintaan maaf kepada Korea Selatan (Korsel) atas insiden penembakan warga Korsel di perbatasan.

Melansir Indian Express, kepada Korsel, Kim menyatakan, insiden itu seharusnya tidak terjadi, dan ia menyesal karena telah mengecewakan.

Insiden awal pekan ini adalah pembunuhan pertama dalam sekitar satu dekade, dan Seoul menuntut Pyongyang untuk menunjukkan penyesalan atas perilakunya.

Kim Jong Un meminta maaf atas penembakan fatal seorang warga Korsel oleh personel militer Korut di utara perbatasan. Hal itu menjadi sebuah isyarat yang dapat membantu meredakan sumber ketegangan baru antara kedua negara itu.

Korut mengirim surat pada Jumat (25/9) pagi, meminta maaf atas pembunuhan seorang pria berusia 47 tahun yang bekerja di Kementerian Perikanan Korsel, ungkap Penasihat Keamanan Nasional Korsel, Suh Hoon.

"Kim memberikan perintah untuk menyampaikan pesan bahwa dia sangat menyesal atas kejadian tersebut yang sangat mengecewakan Presiden Korsel Moon Jae-in dan rakyat Korsel," kata surat tersebut, menurut Suh.

Media resmi Korut sejauh ini tidak menyebutkan insiden tersebut. Sebelumnya, seorang pegawai pemerintah Korsel hilang pada Senin lalu dari kapalnya di dekat Pulau Yeonpyeong, sekitar 10 kilometer di bagian selatan perbatasan laut yang dikenal sebagai Garis Batas Utara.

Personel Korut menembak pria itu dan membakar tubuhnya, kata Kementerian Pertahanan Korsel pada Kamis kemarin (24/9).

Pegawai pemerintah Korsel itu diduga berusaha membelot, tetapi diperlakukan dengan kasar oleh Korut karena mereka yakin bahwa dia bisa menjadi pembawa virus corona, tulis Kantor Berita Yonhap, mengutip ucapan seorang pejabat militer Korea Selatan. (Kompas.com)