Berita Semarang
Selama Pandemi Covid-19, Penjualan CD di Toko Ini Justru Meningkat
Gempuran musik yang diputar di era digital tak membuat toko kaset ini lesu. Apalagi di saat pandemi Covid-19 ini, penjualannya justru meningkat.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gempuran musik yang diputar di era digital tak membuat toko kaset ini lesu.
Apalagi di saat pandemi Covid-19 ini, penjualannya justru meningkat.
Adalah "Come Store", toko yang terletak di sebuah perkampungan jalan Pamularsih Barat, Semarang.
• Video Pegawai Kemenkumham Jateng Meninggal di Rumah Dinas
• Sule Bongakar 1 Alasan Kenapa Ia Jatuh Hati ke Nathalie Holscher: Ga Pernah Ngalami yang Seperti Ini
• Suasana Riang Tiba-tiba Tegang saat Pak Kades Kejar Penari Jaipong, Warga Histeris
• Bocah Ini Mengaku Kukunya Dicabut Pakai Tang Sebelum Dibuang Orangtuanya
Pemilik toko, Bruri Prasetyo (35) mengungkapkan, penjualan CD di tokonya justru meningkat hampir mencapai 100 persen.
"Selama pandemi ini kebanyakan (penjualannya) meningkat atau setidaknya stabil.
Kalau kenaikan presentasenya hampir 100 persen, hanya untuk kontinuitasnya sekira 50 persen," kata Bruri saat ditemui tribunjateng.com.
Bruri mengatakan, naiknya penjualan DVD/CD di tokonya itu seiring dengan pemberlakuan social distancing atau pembatasan sosial di masyarakat.
Menurutnya, selain kolektor yang berburu kaset maupun CD, kini banyak pula penikmat musik yang lantas mengulas rilisan album fisik selama imbauan pemerintah untuk tetap di rumah.
"Masa pandemi ini memang banyak yang melakukan streaming melalui digital.
Mereka berpikir, 'mau mengulik apa?' Akhirnya beralih mereview album fisik.
Namun ada juga beberapa yang memang butuh untuk koleksi," jelas dia menganalisis.
Bruri menyebutkan, dalam satu bulan dirinya bisa menjual ratusan kaset maupun CD.
Meskipun demikian, ungkapnya, tidak menjanjikan jika bulan-bulan ke depan akan terus meningkat.
Hal itu bergantung dengan ada atau tidaknya rilis album pada saat itu.
"Omset beberapa bulan terakhir dengan adaya beberapa rilisan yang sudah dinanti-nanti penggemar seperti Burgerkill yang album Killchestra itu kemarin orang bisa dapat CD-nya yang beli piringan hitamnya.
Ternyata versi regulernya keluar.
Bahkan dalam kurun waktu hanya 2 hari, saya bisa jual 90 pcs. Terbayang omzetnya.
Itu bergantung barang yang dijual.
Kalau 3 bulan ke depan tidak ada band yang rilis, penjualan masih ada namun kami kejar di angka stabil.
Tetapi misal bulan keempatnya ada isu band mengeluarkan cetak dan dinanti albumnya, ada tambahan surplus ketika mendapat barang tersebut," ungkapnya mengira-ira.
Di tokonya itu, Bruri menjual beraneka rilisan fisik dari berbagai genre musik mulai indie, pop, rock, metal, hingga jazz.
Album fisik itu dari musisi lokal hingga luar negeri.
Harga yang ia tawarkan mulai dari Rp 15 ribu hingga jutaan rupiah bergantung nilai dari item yang ia jual.
"Kebetulan item yang kami jual kaset pita, CD, piringan hitam, dan marchandise lain berkaitan dengan musik.
Harga ada Rp 15ribu, Rp 25ribu, Rp 50ribu, bahkan yang Rp 1 juta juga ada," ungkapnya. (idy)
• PSSI Resmi Tunda Lagi Kompetisi Liga 1 dan Liga 2, Berharap November Bisa Mulai
• Pemeriksaan Kasus Konser Dangdut di Tegal Diambil Alih Polda Jateng
• Kronologi SPBU Sawangan Wonosobo Terbakar, Api dengan Cepat Menyambar Bangunan
• Gatot Nurmantyo Diusir saat Deklarasi KAMI di Surabaya, Sebut Dibubarkan Polisi
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :