Berita Banjarnegara
Hayati Sumpah Profesi, Dokter Spesialis Ini Blusukan Datangi Pasien di Dusun Terpencil Banjarnegara
Kegiatan blusukan para dokter spesialis ini pantas diapresiasi. Mereka melayani bukan hanya di ruang praktik atau rumah sakit tempat bekerja. Para do
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Jalan akses menuju Dusun Buaran, Desa Pucungbedug Kecamatan Purwanegara, banjarnegara, Jawa Tengah rusak dan berlubang. Ini membuat jalan yang menembus ladang itu sulit dilalui kendaraan.
Tapi ini tak mematahkan semangat beberapa dokter spesialis dan relawan dari The Plegia Banjarnegara untuk mencapai dusun itu.
Meski mobil yang mereka tumpangi harus ekstra hati-hati dan berjalan pelan saat melintasinya.
Sampai di dusun terpencil, kendaraan itu berhenti di depan rumah kecil yang dindingnya belum diplester.
• Trump Positif Covid-19, Segala Perawatan hingga Obat yang Belum Pasti Diberikan, Ini Jenisnya
• Sopir Mobilio Asal Semarang Kecelakaan di Sleman Tewaskan 4 Orang Tak Punya SIM, Bawa 6 Penumpang
• Identitas Korban Kecelakaan Maut Tol Solo-Ngawi, 3 Tewas Seorang Balita Selamat Warga Sleman
• Kecelakaan Maut di Tol Solo-Ngawi, Balita Selamat di Pangkuan Ibunya yang Tewas
Di situ, seorang anak telah menanti kehadiran mereka. Fajri namanya. Usianya sudah menginjak remaja, 13 tahun. Namun ia tak bisa beraktifitas seperti teman-teman sebayanya.
Tumbuhnya lumpuh layu. Karenanya ia lebih banyak tiduran di ranjang.
Kondisinya yang memilukan menuai banyak perhatian, termasuk tenaga medis RSI Banjarnegara. dr. Lestari, SH, MH, SpKFR dan dr Raya SpKFR, mereka gantian memeriksa anak itu. Mereka juga sedikit memberikan terapi kepada anak itu di kursi roda.
"Ini beda. Kalau untuk penyakit lain kita menyembuhkan. Tapi kalau ini kita mengoptimalkan fungsi organ yang masih ada atau tersisa," kata dr Raya SpKFR, yang juga Kepala Instalasi Rehab Medik Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Sabtu (3/10/2020).
Kegiatan blusukan para dokter spesialis ini pantas diapresiasi.
Mereka melayani bukan hanya di ruang praktik atau rumah sakit tempat bekerja. Para dokter ini rela mendatangi pasien tak mampu tanpa imbal jasa.
Fajri adalah satu di antara pasien beruntung yang mendapatkan pelayanan itu. Anak itu memang pantas mendapatkannya.
Ia sulit mengakses fasilitas kesehatan karena terlahir dari keluarga yang susah. Alih-alih mengantar terapi dan memeriksakan anak ke rumah sakit, untuk kebutuhan harian saja keluarga itu harus berjuang mati-matian.
Raya ternyata menghayati betul dan mengamalkan apa yang menjadi sumpah dokter. Di antara sumpah dokter, adalah bersedia membaktikan diri untuk kepentingan perikemanusiaan.
Selain itu, doktrin agama yang mengatur hubungan antar manusia juga mendorongnya untuk mengamalkan ilmu dan memberi manfaat kepada orang lain.
Nyatanya, menurut dia, tidak semua pasien bisa datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan karena faktor ekonomi atau lainnya.