Berita Kudus
BREAKING NEWS: Ayah di Kudus Depresi Merasa Kena Corona, Bunuh Putrinya Tak Lama Kemudian Bunuh Diri
Diduga depresi, seorang ayah Endro Gunawan (48) tega membunuh putri kandungnya Ilona Indra Mulyasari (12)
Penulis: raka f pujangga | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Diduga depresi, seorang ayah Endro Gunawan (48) tega membunuh putri kandungnya Ilona Indra Mulyasari (12) di rumahnya, Perum Ngembal Asri, Desa Ngembal Kulon RT 05 RW 03 Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Setelah melakukan aksinya tersebut, Endro juga melakukan bunuh diri hingga ditemukan istrinya sekitar pukul 17.00, Kamis (8/10/2020).
Petugas Puskesmas Ngembal Kulon bersama tim Inafis Polres Kudus yang datang ke lokasi menemukan Ilona dan ayahnya masih hidup sekitar pukul 17.30.
• Siapa Massa Misterius Pakaian Serba Hitam di Demo UU Cipta Kerja? Muncul di Bandung Hingga Jakarta
• Bahas Omnibus Law UU Cipta Kerja, Faisal Basri: Pak Luhut Jangan Bawa Ribuan TKA dari China
• Transfer Pemain Serie A Liga Italia, Juventus Beli 2 Striker Sekaligus, AC Milan Borong Pemain Muda
• Ramalan Zodiak Cinta Besok Jumat 9 Oktober 2020, Gemini Ada Rasa yang Memudar
Namun pada saat perjalanan menuju RSUD Dr Loekmonohadi Kabupaten Kudus, anaknya Ilona sudah menghembuskan nafas terakhir.
Tetangga korban, Ani Firgiany (42), warga RT 5 RW 3, menyampaikan, ayahnya sudah lama sakit depresi.
Endro merasa jika terkena Covid-19 gara-gara tertular anaknya.
Namun menurut istri korban, Mulyati, suaminya mengalami depresi sehingga merasa terkena Covid-19.
"Makanya ayahnya itu tiga hari lalu minta diswab karena merasa kena Covid.
Anaknya juga sudah lama punya asma, tapi menganggapnya itu Covid," ujar Ani, Kamis (8/10/2020).
Setelah istrinya pulang dan tiba di rumah, kata dia, anak berada di sofa dan suaminya berada di lantai.
Anaknya diduga dicekik menggunakan kain sarung hingga tak bernyawa.
"Saat ditemukan itu anaknya sudah kalungan kain sarung.
Terus ayahnya di lantai, ada darah berceceran dan pisau di dekatnya," ujarnya.
Ani juga menunjukkan dua surat wasiat yang ada di sekitar lokasi kejadian bertuliskan 'Maafkan kami, semoga kami berkumpul lagi'.
Kemudian surat kedua bertuliskan 'Makamkan kami menggunakan protokol kesehatan dengan satu liang'