Berita Semarang
Polisi Sebut Ada Pihak Luar yang Picu Aksi Demo Omnibus Law UU Cipta Kerja di DPRD Jateng Ricuh
Polisi mengamankan ratusan demonstran yang menggelar aksi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (7/10/202
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polisi mengamankan ratusan demonstran yang menggelar aksi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di depan DPRD Jateng atau kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (7/10/2020).
"Sudah kita amankan mereka untuk menjalani pemeriksaan di Polrestabes. Ada sekitar 50-100-an orang," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Auliansyah Lubis kepada wartawan, Rabu (7/10/2020).
Polisi menduga ada pihak di luar mahasiswa dan buruh yang menunggangi jalannya aksi hingga berakhir ricuh.
• Menaker Sebut di UU Cipta Kerja Karyawan Kena PHK Dapat Uang Tunai dan Pelatihan
• Viral Video Haru Pengantin Wanita Sendirian di Pelaminan, Ini Kronologi dan Faktanya
• Sebagai Pengusaha Ini Kata Ruben Onsu Soal Omnibus Law UU Cipta Kerja
• Partainya Dukung UU Cipta Kerja, Ketua DPD PAN Bandung Mundur dari Jabatan dan Keanggotaan
"Ini mungkin banyak ditunggangi orang luar, belum bisa disampaikan siapa. Kita periksa di Polrestabes Semarang," ujarnya.
Dia tak membantah saat ditanya ada anak-anak di bawah umur yang ikut dalam aksi tersebut.
"Ada aturannya nanti bagaimana penanganan kalau anak-anak di bawah umur," ucapnya.
Sebelumnya, demonstrasi mahasiswa yang menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jateng atau kompeks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, pada Rabu (7/10/2020) berujung ricuh.
Massa yang memaksa masuk merobohkan pagar.
Insiden ini menyebabkan mahasiswa dan aparat kepolisian terluka akibat terkena pintu besi yang roboh.
Situasi memanas setelah terjadi pelemparan botol bekas air mineral, batu dan benda tumpul lainnya hingga menyebabkan beberapa lampu gedung tersebut pecah.
Selang beberapa jam aksi demo itu berlangsung, massa aksi pun tak bisa terkendali sehingga menyebabkan bentrokan antara para demonstran dan aparat kepolisian.
Polisi menembakkan gas air mata untuk memukul mundur para demonstran.
Ketua Komisi A DPRD Jawa Tengah, Masrukhan Samsurie, menyayangkan kericuhan yang terjadi saat aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, Rabu (7/10/20020).
Dia mengaku langsung menuju lokasi kejadian begitu mendengar kabar demo berakhir ricuh. Menurutnya, hal semacam ini harusnya dapat dihindari.

"Ya kami menyayangkan sampai terjadi ricuh seperti ini. Begitu dapat kabar, saya langsung ke lokasi, untuk lihat kondisinya,"kata Masrukhan.