Berita Regional
Resto Legian Malioboro Yogyakarta Dibakar Pendemo UU Cipta Kerja Pakai Bom Molotov, Ini Kata Polisi
Restoran Legian yang berada di Jalan Malioboro terbakar, Kamis (8/10/2020) sekitar pukul 15.45 WIB.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYA - Restoran Legian yang berada di Jalan Malioboro terbakar, Kamis (8/10/2020) sekitar pukul 15.45 WIB.
Kebakaran itu diduga dilakukan peserta aksi Jogja Memanggil yang berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Gedung DPRD DIY.
Restoran itu berada di sebelah selatan gedung DPRD DIY dan berjarak kurang dari 50 meter dari lokasi unjuk rasa.
• Resto Legian Malioboro Yogyakarta Dibakar Pendemo UU Cipta Kerja
• Malioboro Yogyakarta Lumpuh, Demo UU Cipta Kerja Berakhir Ricuh, Massa Lakukan Aksi Pembakaran
• Website DPR RI Diretas Bertuliskan Dewan Pengkhianat Rakyat, Ini Kata Sekwan Indra Iskandar
• Gara-gara Ingin Ambil Bangkai Ular, 2 Pria Gunungpati Semarang Tewas di Dalam Sumur Sedalam 15 Meter
“Ada bau bensin di tempat makan itu,” ujar Edi (36), salah satu warga sekitar.
Ia mendapat informasi, penyebab kebakaran bangunan dua lantai itu akibat lemparan bom molotov dari peserta aksi Jogja Memanggil.
Asap mengepul keluar dari dalam restoran. Api dengan cepat menyambar bangunan tersebut.
Tim pemadam kebakaran Kota Yogyakarta dengan sigap memadamkan api tersebut dan saat ini sedang berlangsung pendinginan.
Sebelumnya, aksi Jogja Memanggil menolak UU Cipta Kerja di Yogyakarta berakhir ricuh di DPRD DIY.
Kericuhan mulai terjadi sekitar pukul 12.30 WIB dan mulai mereda pada pukul 16.00 WIB.
Peserta aksi yang datang ke gedung DPRD DIY terdiri dari beberapa kelompok.
Aksi pertama yang diwakili para buruh berjalan lancar dan damai.
Namun, saat peserta aksi berikutnya kericuhan terjadi.
Kericuhan dipicu ketika peserta massa melemparkan botol air mineral ke arah polisi yang berjaga. Pelemparan pun berlanjut menggunakan botol kaca serta batu dan membuat keadaan semakin tidak kondusif.
Polisi juga sempat menembakkan gas air mata untuk menghalau kericuhan.
Namun, peserta aksi Jogja Memanggil tidak mau mundur dan semakin sulit dikendalikan.