Berita Tegal
Terdampak Covid-19, Slamet Jual Eceran Kerajinan Ban Bekas Miliknya
Pengrajin ban bekas di Desa Kabunan, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-19 bahkan sudah sejak awal pande
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
Karena ia mengaku selama ini belum pernah menerima bantuan yang kaitannya dengan bisnis kerajinan ban bekasnya sama sekali.
Entah dalam bentuk bantuan modal usaha, dan lain sebagainya. Pernah hanya sebatas dapat informasi ada program pinjaman usaha, tapi tidak pernah ada kelanjutannya.
"Kemarin ada tawaran dari salah satu Bank BUMN tentang program pinjaman untuk modal usaha.
Tapi syratanya harus menyertakan jaminan.
Lah kami saja tidak punya yang harus dijadikan jaminan, makannya benar-benar bingung dan membutuhkan bantuan khususnya pemerintah Kabupaten Tegal," jelasnya.
Adapun setiap harinya, Slamet dibantu dua pekerja bisa menghasilkan paling tidak 20 buah kreasi ban bekas.
Itu pun dengan catatan kondisi tubuh sedang benar-benar fit.
Sedangkan untuk bahan baku ban bekasnya, Slamet mengaku membeli dari Jakarta.
Sistemnya membeli satuan, yang harganya untuk satu buah ban bekas ukuran besar (ban truk) Rp 40 ribu.
Namun karena pandemi Covid-19, harganya turun menjadi Rp 35 ribu per ban bekas besar.
Untuk satu ban ukuran besar, Slamet bisa mengolahnya menjadi 4 buah tempat sampah.
Sedangkan ban bekas ukuran kecil, bisa mengahsilkan dua buah tempat sampah.
"Kisaran harga kalau di pasaran untuk yang satu set meja, kursi mulai Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu.
Sedangkan untuk tempat sampah dan pot bunga harganya kisaran Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu per buah," tuturnya.
Sementara itu, salah satu penjual sekaligus pengrajin di Desa Kabunan, Alidin menambahkan, penjualan di tempatnya juga sangat berkurang sudah hampir 7 bulan ini.