Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Meski Diminta Lari, Bocah 9 Tahun Ini Tetap Nekat Melawan Pemerkosa Ibunya, Ini Kesaksian Ayahnya

Sang pemerkosa telah ditangkap yang tak lain seorang risidivis yang dibebaskan program asimilasi terkait pandemi corona

Editor: muslimah
Istimewa
Pelaku pembunuhan anak Rg (9) dan pemerkosa ibunya, Minggu (11/10/2020) pagi ini berhasil ditangkap tim gabungan Polres Langsa di tempat persembunyiannya 

Meski Diminta Lari, Bocah 9 Tahun Ini Tetap Nekat Melawan Pemerkosa Ibunya, Ini Kesaksian Ayahnya

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Bocah berusia 9 tahun berinisial Rg telah meninggal dunia saat secara heroik membela menghalangi pemerkosa ibunya.

Rg yang duduk di kelas 2 SD itu dibunuh sang pemerkosa lalu mayatnya dibuang ke sungai.

Sang pemerkosa telah ditangkap yang tak lain seorang risidivis yang dibebaskan program asimilasi terkait pandemi corona.

Kasus itu masih menyisakan tanya, siapa R bocah pemberani tersebut?

Baca juga: Wisata Karimunjawa Mulai Dibuka Besok, Pengunjung Dibatasi dan Ada Syarat Ketat

Baca juga: Mahfud MD Kantongi Daftar Aktor Kerusuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja: Tak Ada Nama SBY

Baca juga: Seusai Baca Draf UU Cipta Kerja, Hotman Paris: Berita Bagus untuk Para Buruh

Baca juga: Update Virus Corona Jawa Tengah Kamis 15 Oktober 2020

Ayah Rg, Fadli Fajar buka suara mengenai kematian sang putra.

Dirinya mengaku tak percaya peristwa tersebut dapat terjadi pada anak kandungnya.

Fadli Fajar juga menceritakan mengenai sosok Rg.

Rg diketahui kerap menduduki peringkat 1 dan 2.

Rg juga sudah bisa membaca Al Quran di usianya yang masih dini karena rajin berlatih.

Menceritakan sang anak, Fadli Fajar sampai tak kuasa menahan tangis.

Apalagi mengigat jika kini anaknya sudah tiada.

 Fadli Fajar saat ini tinggal di Kota Medan, Sumatera Utara.

Sementara putranya, Rg, baru dua minggu tinggal bersama ibunya, D, di Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur.

Diakuinya, sejak berpisah dengan korban D dua tahun lalu, Rg bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.

"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar pria berdarah Aceh-Karo ini sambil menangis.

Berapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, korban D datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rg ke Aceh.

Seperti sudah firasat, saat itu Fadli Fajar mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya itu.

"Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut, akhirnya saya mengizinkannya," imbuhnya.

Ia pun mengaku sempat kaget dan tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.

"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal.

Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli Fajar.

Ia pun menceritakan detik-detik saat anaknya melindungi sang ibu hingga akhirnya sakaratul maut di tangan Samsul.

"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya.

Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku.

Setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit.

 Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," imbuhnya lagi.

Fadli Fajar mengenang, putranya itu merupakan anak yang cerdas.

"Ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat rangking di kelas.

Bahkan sekarang Ia sudah mampu membaca Alquran," kenang ayahnya menangis sedih.

Kini, Fadli Fajar telah mengikhlaskan kepergian anak kesayangannya itu.

"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami.

Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak’," ucap ayahnya kembali menangis.

Diakhir perbincangan, Fadli Fajar berharap penegak hukum memberikan ganjaran seberat-beratnya kepada pelaku, supaya tidak ada lagi Rangga Rangga lain yang menjadi korban.

Pemakaman Rg Tak Didamping Ortu

Pemakaman bocah yang dibunuh pemerkosa ibunya dilakukan pada Minggu (11/10/2020) malam.

Pemakaman bocah berusia 9 tahun tanpa didampingi kedua orangtuanya.

 Ini karena sang ayah harus mendampingi ibunya yang menjadi korban pemerkosaan seorang pria residivis bernama Samsul Bahri (36).

Rg, sang bocah heroik itu, dibunuh Samsul Bahri saat menghalangi niat pelaku memperkosa ibunya, Rn (28)

Sang bocah kemudian dibunuh dan mayatnya dibawa kabur usai memperkosa ibunya pada Sabtu (10/10/2020) dinihari kemarin.

Anak tak berdosa yang masih duduk di kelas 2 SD ini dikebumikan di TPU Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, usai Shalat Magrib tadi.

l
Tim gabungan saat menemukan jenazah Rg, anak usia 9 tahun yang jadi korban pembunuhan pemerkosa ibunya. (istimewa)

Keuchik Alue Gadeng Kampung, Dedi yang dihubungi lewat telepon selular kepada Serambinews.com, Minggu (11/10/2020) malam, mengatakan, korban sudah selesai dikebumikan usai Shalat Magrib.

Menurut Dedi, proses pemakaman diikuti keluarga dan kerabat dekat serta ratusan warga yang ikut mengantarkan jenazah Rg ke tempat peristirahatan terakhir.

Namun, lanjutnya, kedua orangtua korban hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan kepergian anak lelakinya tersebut.

“Mereka tidak bisa mengantarkan jenazah anaknya dan hadir ke pemakaman, karena ibu korban Rn yang ditemani ayahnya kini masih dirawat di salah satu RS di Langsa,” ujar Keuchik Dedi.

 Kronologi Pemerkosaan

Peristiwa tersebut terjadi di rumah korban Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, Sabtu (10/10/2020) dini hari sekira pukul 02.00 WIB.

Peristiwa bermula saat korban Dn (28) dan anak lelakinya itu tidur di rumah.

Kemudian pelaku masuk ke gubuk di pedalaman Aceh Timur itu untuk memperkosa ibu muda tersebut.

Sang ibu berusaha melawan bahkan sempat terjadi perkelahian dengan pelaku. 

Pelaku membacok tangan korban.

Saat perkelahian itu, anak korban terbangun dan membantu ibunya.

Di depan mata ibunya, anak korban turut dibacok.

Saat kejadian, suami korban sedang mencari ikan di sungai.

“Setelah membacok korban, pelaku langsung lari. Bahkan membawa anak korban,” kata Kasat Reskrim Kasat Reskrim Polres Langsa, Iptu Arief Sukmono dihubungi.

Rumah korban memang berada di tengah kebun sawit dan jauh dari permukiman penduduk.

Sehingga saat kejadian tidak ada masyarakat yang mengetahui peristiwa tragis tersebut.

Insiden baru diketahui masyarakat setelah waktu salat Subuh atau sekitar pukul 06.00 WIB.

Korban Dn saat itu keluar dari daerah rumahnya ke permukiman warga lainnya untuk meminta tolong.

Selanjutnya masyarakat langsung melaporkan kejadian tersebut kepada aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Birem Bayeun, Polres Langsa.

Mendapat laporan tersebut, kepolisian pun langsung bergerak cepat dengan memburu pelakunya.

Dibantu warga akhirnya kepolisian berhasil membekuk pelaku di tempat persembunyiannya.

Pelaku Sempat Melawan Petugas

Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo menyebutkan, pada saat tersangka Samsul Bahri akan dibawa ke Polres Langsa, pelaku sempat memberikan perlawanan.

Karena membahayakan keselamatan petugas, akhirnya pelaku dilumpuhkan dengan memberikan tindakan tegas berupa tembakan ke arah kaki sebanyak saat ini, pelaku bersama dengan barang bukti telah kita amankan di Mapolres Langsa untuk dilakukan penyidikan," sebut Kasat Reskrim.

Menurut Iptu Arief Sukmo, tersangka Samsul Bahri ditangkap hidup-hidup pada Minggu (11/10/2020) pagi pukul 09.00 WIB, oleh tim gabungan di areal perkebunan sawit.

Persisnya, saat pelaku bersembunyi di bawah pohon besar milik masyarakat yang berada di Dusun Kumbang, Gampong Alue Gadeng Kampung.

Saat diringkus, tersangka tidak menggunakan baju hanya menggunakan celana jeans warna biru, dan ia memegang senjata tajam jenis samurai.

Ketika dilakukan penangkapan oleh tim gabungan yang turut dibantu oleh masyarakat setempat, tersangka Samsul Bahri sempat melakukan perlawanan.

 "Sehingga petugas beberapa kali memberikan tembakan peringatan ke atas agar pelaku menyerahkan diri kepada pihak kepolisian," tutup Kasat Reskrim.

Samsul (36), tersangka pemerkosaan ibu muda berinisial Dn (28) serta pembunuhan anak korban berinisial Rg (9) sempat bungkam.

Ya, meski kini ia sudah ditahan di Mapores Langsa, tapi belum bersedia mengungkap keberadaan Rg yang menurut Dn sudah dibunuh pelaku, sebelum pria lajang dan pengangguran ini memerkosanya.

Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief Sukmo Wibowo SIK, menyampaikan hal ini menjawab Serambinews.com, Minggu (11/10/2020).

Kasat Reskrim juga menginformasikan ternyata tersangka ini adalah residivis kasus pembunuhan yang divonis 18 tahun penjara.

Namun, sejak beberapa bulan lalu bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara, karena mendapat asimilisasi lantaran pandemi Covid-19.

Penyebab Kematian Sang Bocah

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil visum petugas medis RSUD Langsa, terdapat berapa luka sayatan benda tajam di jenazah Rg (9), korban pembunuhan yang dilakukan tersangka Samsul Bahri (36), pada Sabtu (10/10/2010) dini hari.

Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo dalam keterangan tertulisnya kepada Serambinews.com, Minggu malam, mengatakan, jenazah korban Rg ditemukan sekira pukul 15.40 WIB, oleh tim gabungan dibantu oleh BPBD dan masyarakat.

"Mayat korban ditemukan mengapung di seputaran sungai Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, dalam keadaan masih memakai pakaian lengkap," ujar Kasat Reskrim.

Iptu Arief menambahkan, setelah ditemukan, tim gabungan langsung mengevakuasi jenazah dan membawa ke RSUD Langsa untuk dilakukan visum.

Hasil visum oleh tim medis menerangkan, adanya luka bacok pundak kiri sepanjang 15 cm lebar 5,5 cm dengan kedalaman luka 5,5 cm.

Luka Bacok di leher kiri sepanjang 8 cm lebar 1,5 cm dan kedalaman 2 cm. Luka bacok di rahang kiri panjangnya 14,5 cm, lebar 2,5 cm, dengan kedalaman 2 cm.

Lalu, ada juga luka tusuk di leher depan dengan kedalaman 3,5 cm dan panjang 1,5 cm. Luka tusuk bahu kiri lebar 1,5 cm dan panjang 4 cm serta kedalaman 3,5 cm.

Luka sayat di leher sebelah kiri dengan lebar 0,5 cm dan luka kanan dada bawah. Luka bacok di tangan kanan sampai dengan pergelangan tangan dengan panjang 10 cm dan Lebar 1,5 cm serta kedalamannya 5 cm.

Selain itu, ada luka bacok di lengan kanan bawah dengan panjang 5,5 cm dan lebar 2 cm, serta luka bacok jari kanan mengenai jari kelingking, manis, dan tengah.

"Pihak medis menduga penyebab kematian korban karena putusnya nadi besar di sebelah kiri korban akibat benda tajam," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Memilukan! Ayah Dampingi Ibu di RS, Pemakaman Anak Korban Pembunuhan Residivis tak Dihadiri Orangtua

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved