Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Kisah Sukses Wahyono Kembangkan Usaha Teh di Kemuning Karanganyar

Bermula dari meneruskan usaha orang tua, kini warga Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar, Wahyono sukses kembangkan usaha pengolahan te

Penulis: Agus Iswadi | Editor: galih permadi

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Bermula dari meneruskan usaha orang tua, Wahyono warga Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar, kini sukses kembangkan usaha pengolahan teh.

Sempat bekerja di tempat pengolahan teh daerah Kemuning dan Ciwidey Bandung, ayah dua anak itu lantas memutuskan keluar dari pekerjaan dan mulai merintis usaha pengolahan teh sejak 2011 lalu.

Di sisi lain orang tua Wahyono telah menggeluti usaha pengolahan teh rumahan sekitar sejak 1986.

Baca juga: Daftar Lengkap Mutasi Polri Terbaru 229 Pati dan Pamen Polisi Pindah Tugas

Baca juga: Selepas Adzan Subuh, Suami di Kebumen Terhenyak Temukan Istri Tewas Gantung Diri

Baca juga: Jadwal Bola Liga Inggris Pekan Ini Everton Vs Liverpool dan Manchester City Vs Arsenal

Baca juga: Klasemen Liga Inggris, Jurgen Klopp Sudah Meramal Kesuksesan Ancelotti di Everton

"Mewarisi usaha orang tua.

Dulu waktu SD disuruh bantu menggoreng (sangrai) teh pakai kreweng (semacam wadah dari tanah liat). Pernah juga kerja di kebun teh.

Terus resign.

Kenapa saya tidak meneruskan usaha teh milik keluarga, akhirnya pulang merintis.

2011 mulai merintis sampai sekarang," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (16/10/2020).

Dia menceritakan, dulu orang tuanya menjual olahan teh di sekitar pasar dekat rumah.

Selain meneruskan usaha orang tua, Wahyono juga memiliki keinginan untuk mengembangkan teh yang ada di kawasan Kemuning Ngargoyoso.

"Tempat pengolahan namanya Mbok Karti. Itu nama orang tua, sekarang usianya 76 tahun. Cikal bakalnya ya dari situ," ucapnya.

Hingga saat ini sudah ada beberapa varian teh yang dihasilkan, seperti teh hitam, teh jahe, teh melati, teh sereh, teh mint dan teh hijau.

Selain itu ada juga teh kualitas premium, seperti teh putih dan teh oolong.

Teh hitam ukuran satu kilo dibandrol dengan harga Rp 30 ribu. Sedangkan untuk kemasan 230 gram dibanderol Rp 10 ribu. Kemudian teh sereh, teh jahe, teh melati dan teh mint kemasan 115 gram dibanderol dengan harga Rp 8 ribu. Untuk teh hijau kemasan 80 gram dibanderol Rp 10 ribu dan ukuran satu kilo dibanderol Rp 70 ribu.

Dia menjelaskan, untuk teh premium harganya cukup mahal karena kualitasnya beda. Teh putih ukuran satu kilo dibanderol Rp 2 juta.

Untuk kemasan kaleng ukuran 30 gram dibanderol Rp 100 ribu.

"Teh putih lebih untuk kesehatan. Bisa menurunkan kolesterol, gula darah, dan menstabilkan tekanan darah. Kalau diseduh warnanya jernih dan ada rasanya manis," terangnya.

Bahan baku teh diambilkan dari perusahaan teh daerah Kemuning, Pekalongan dan Ciwidey Bandung.

Apabila ada permintaan dalam jumlah banyak atau kualitas premium, Wahyono kerap mengambil dari luar Karanganyar.

Wahyono mengungkapkan, saat ini dirinya fokus memasarkan teh buatannya di wilayah Soloraya.

Sebelumnya dirinya memasarkan teh olahannya hingga ke Sumatera, Jakarta dan Jawa Timur.

Beberapa reseller banyak yang mengambil di tempat pengolahannya untuk dijual kembali.

Selain itu teh Mbok Karti juga dipasarkan di daerah wisata, pusat oleh-oleh dan rumah makan daerah Ngargoyoso.

Lantaran tidak terlalu menguasai teknologi, dirinya jarang memasarkan produk teh Mbok Karti melalui media sosial.

Beberapa konsumen lebih banyak langsung datang ke tempat pengolahan.

Dalam mengolah dan mengemas teh, dirinya dibantu adik dan saudaranya.

Semenjak 2011 hingga 2018, omzet penjualannya secara bertahap mengalami peningkatan.

Puncaknya pada 2019, dalam sebulan dirinya bisa memproduksi sebanyak 2 ton teh.

Omzetnya sekitar Rp 60-Rp 70 juta perbulan.

Menurutnya, semakin ramainya wisatawan yang datang ke Ngargoyoso turut berpengaruh terhadap omzet penjualannya.

"Sejak ada pandemi Covid-19, sampai lebaran tidak ada pemasukan.

Mulai Juni ada permintaan.

Kalau produksi perbulan rata-rata sekitar 1 ton, dengan omzet sekitar Rp 25 juta-Rp 30 juta," ungkap Wahyono.

Dia menuturkan, apabila teh disimpan dengan cara yang benar seperti tidak terkena sinar matahari langsung serta kedap udara, teh olahannya dapat bertahan hingga lama.

Pasalnya semakin lama teh disimpan, ketika diseduh rasanya akan semakin enak. (Ais).

Baca juga: Melly Goeslaw Masih Ingat Tingkah Lucu Agnez Mo Saat Jadi Artis Cilik

Baca juga: Ini Deret Bisnis Mentereng Indra Priawan Suami Nikita Willy, Kaya Raya Sejak Lahir

Baca juga: BREAKING NEWS Kecelakaan Gadis Cantik Berjilbab Asal Kendal Tewas Terlindas Truk di Tugu Semarang

Baca juga: Kemunculan Bunga Bangkai di Batang, BKSDA Jateng Sebut Jadi Pertanda Fenomena Alam Ini

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved