Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

32 Orang Tewas, Dokter dan Politisi Minta Program Vaksin Flu Massal di Korsel Dihentikan

Otoritas kesehatan Korsel menolak menangguhkan kampanye engan alasan kurangnya bukti yang menunjukkan hubungan langsung antara kematian dan vaksin.

Editor: Vito
NICOLAS ASFOURI / AFP
ilustrasi - Seorang insinyur melihat sel-sel ginjal monyet ketika dia melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Ruang Budaya Sel di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech sedang melakukan satu dari lima uji klinis vaksin potensial yang telah disahkan di Cina 

TRIBUNJATENG, SEOUL - Suntikan vaksin flu di tengah kampanye pemerintah Korea Selatan (Korsel), untuk memvaksinasi sekitar 30 juta dari total populasi yang mencapai 52 juta orang untuk mencegah komplikasi virus corona, diduga telah menyebabkan 32 kematian di negara tersebut.

Data yang dirilis Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan, jumlah korban tewas telah mencapai 25 orang selama seminggu terakhir hingga Kamis (22/10). Yonhap melaporkan pada Jumat (23/10), ada tujuh kematian baru dalam semalam.

Kondisi itu mendorong imbauan dari kalangan dokter dan politisi agar pemerintah Korsel menghentikan program tersebut. Meski demikian, otoritas kesehatan Korsel telah menolak untuk menangguhkan kampanye dengan alasan kurangnya bukti yang menunjukkan hubungan langsung antara kematian dan vaksin.

Layanan Forensik Nasional Korsel telah melakukan otopsi pada beberapa orang yang meninggal, dan memutuskan bahwa vaksin tersebut tidak menyebabkan kematian seorang remaja lelaki berusia 17 tahun, kata Yonhap, mengutip pihak kepolisian.

Yonhap memberitakan, Badan forensik Korea Selatan tidak menemukan hubungan antara kematian itu dan suntikan vaksin flu yang diterimanya. Konfirmasi itu dilakukan pemerintah Korsel di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan vaksin.

Mengutip Reuters, remaja itu termasuk yang pertama dilaporkan meninggal sebagai bagian dari kampanye pemerintah. Badan forensik dan polisi tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Perdana Menteri (PM) Korsel, Chung Sye-kyun menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum, menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk memverifikasi penyebab pasti kematian.

"Sejauh ini para ahli mengatakan kecil kemungkinan bahwa ada kaitan antara vaksin dengan kematian, tetapi banyak warga tetap cemas," katanya dalam sebuah pertemuan.

Setidaknya 22 dari 25 kasus yang dikonfirmasi termasuk anak laki-laki itu menerima suntikan flu gratis yang telah diberikan pemerintah untuk sekitar 19 juta remaja dan warga lanjut usia, dan tujuh dari sembilan orang yang diselidiki memiliki kondisi yang mendasarinya, kata KDCA.

Penyedia vaksin termasuk perusahaan domestik seperti GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine, dan Boryung Biopharma Co Ltd, sebuah unit dari Boryung Pharm Co Ltd, bersama dengan Sanofi Prancis. Mereka menyediakan program gratis dan layanan berbayar.

Direktur KDCA, Jeong Eun-kyeong mengatakan pada hari Kamis bahwa vaksin tersebut akan terus dipasok. Akan tetapi, pemerintah mungkin mempertimbangkan untuk menangguhkan beberapa produk yang memiliki nomor identifikasi yang cocok dengan batch yang diproduksi di pabrik yang sama pada hari yang sama jika lebih banyak orang meninggal saat menggunakannya.

Belum jelas apakah ada vaksin yang dibuat di Korsel yang diekspor, atau apakah yang dipasok oleh Sanofi juga digunakan di tempat lain. Keempat perusahaan domestik tersebut menolak berkomentar. Demikian pula halnya dengan Sanofi.

Korsel memesan 20 persen lebih banyak vaksin flu tahun ini untuk menangkal apa yang mereka sebut 'twindemic' dari flu besar yang bersamaan, dan wabah covid-19 di musim dingin.

KDCA melaporkan 155 kasus baru virus corona pada Kamis tengah malam. Kondisi itu membuat total infeksi corona menjadi 25.698 kasus, dengan 455 kematian. Data KDCA menunjukkan, sejauh ini, 8,3 juta orang telah diinokulasi sejak program dimulai pada 13 Oktober, dengan sekitar 350 kasus reaksi merugikan dilaporkan. (Kontan.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved