Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Surup

Ngopi Surup Tribun Jateng Bareng Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid

Butuh waktu beberapa bulan untuk penyesuaian dari pengusaha menjadi birokrat atau pejabat. Struktur organisasi di perusahaan

TRIBUNJATENG.COM -- Butuh waktu beberapa bulan untuk penyesuaian dari pengusaha menjadi birokrat atau pejabat. Struktur organisasi di perusahaan tentu tidak sama dibanding dalam Pemda.

Itulah yang dialami oleh Achmad Afzan Arslan Djunaid yang biasa dipanggil Aaf, Wakil Wali Kota Pekalongan.

Siapa dia dan bagaimana perjalanannya menjadi Wakil Wali Kota Pekalongan, berikut ini disajikan Ngopi Surup program Tribun Jateng di media sosial, yang dikemas dalam video wawancara santai (eksklusif) sambil minum kopi dengan host Kristiyawanto dan ditranskrip oleh reporter Indra Dwi Purnomo.

Aaf adalah warga asli kampung Pesindon, Kelurahan Bendan Kergon, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Adik kandung almarhum H Achmad Alf Arslan Djunaid Wali Kota Pekalongan, yang meninggal dunia pada 7 September 2017 lalu. Aaf dilantik menjadi Wakil Wali Kota Pekalongan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, pada bulan April 2019. Berikut petikan wawancaranya.

Pak Aaf suka kopi pahit apa manis?

Saya suka kopi manis. Sudah tahu nama terang saya? Banyak yang bilang nama saya ribet bacanya, yaitu Achmad Afzan Arslan Djunaid. Panggil saja Aaf.

Ini rumah Pak Aaf desaian model mana?

Iya terima kasih, ini desain gaya Maroko. Rumah ini dikonsep oleh istri, yang kebetulan sekolahnya desian interior.

Kapan awal terjun dunia politik?

Saya terjun dunia politik langsung jadi Wakil Walikota Pekalongan. Ini amanah luar biasa. Mengingat situasi dan kondisi pada waktu itu. Bapak Wali Kota meninggal dunia tahun 2017.

Itu kakak saya. Lalu, Wakil Wali Kota naik jadi Wali Kota sehingga wakil kosong. Di situ saya berproses, atas kepercayaan partai, keluarga, sahabat, dan masyarakat akhirnya saya berproses menjadi Wakil Wali Kota.

Bisa menyesuaikan jadi pejabat?

Butuh waktu untuk penyesuaian. Memang tidak mudah tapi harus bisa. Dari swasta ke birokrasi. Sekarang berproses sudah 1,5 tahun saya mendapat ilmu baru, keluarga baru, dunia baru, dan bisa langsung terjun di masyarakat.

Menganalisa masalah-masalah di Kota Pekalongan ini. Intinya, kita sudah diberikan amanah jadi jangan setengah-setengah menjalankannya.

Bagaimana respon keluarga?

Awalnya menjadi Wakil Wali Kota pasti diprotes anak-anak karena waktu saya tersita di situ. Tapi tinggal bagaimana mengatur waktu dan akhirnya mereka bisa memahami. Sesibuk apapun sempatkanlah bersama anak istri dan keluarga. Apalagi, sekarang anak belajar di rumah.

Apa tujuan dan impian Pak Aaf?

Pasti tujuan saya, impian bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan di Kota Pekalongan. Di sektor pendidikan, SMA di Kota Pekalongan belum merata dengan sistem zonasi kemarin, di Kecamatan Pekalongan Barat ini masih susah untuk mencari sekolah.

Bagaimana, kita harus berkomunikasi dengan provinsi, akademisi yang ada di Kota Pekalongan dan bagaimana mengatasi program itu.

Lalu ada masalah sampah, bagaimana cara mengatasi sampah yang tingginya 17 meter, kemudian banjir rob, dan limbah.

Harapan saya adalah kalau selama ini lancar dan mendapatkan amanah dari masyarakat Kota Pekalongan, ada program yang bisa diselesaikan dalam satu periode dan ada juga program yang dilanjutkan periode berikutnya.

Tentu mengatasi masalah bertahap tak bisa langsung selesai. Termasuk penanganan rob dan banjir, sampah, dan sekarang pasar yang belum terbangun, lalu limbah dan itu menjadi PR.

Ada pengembangan program untuk millenial?

Iya anak muda harus difatilitasi dan didorong agar makin kreatif dan berprestasi. Kaum millenial, pemuda tentu suka olahraga dan seni budaya.

Harus ada wadah dan fasilitas untuk mereka berekspresi salurkan bakat potensinya.

Di Kota Pekalongan masih minim hal itu. Bisa juga dengan pengembangan kreativitas mereka.
Kaum millenial tidak usah diarahkan dan sebagainya, mereka sudah jalan. Tinggal kita kontrol dan fasilitasi apa kebutuhan mereka.

QUICK QUESTION

Ada pertanyaan dua opsi dan Bapak harus memilih dengan cepat.

1. Wisata alam apa wisata buatan? Wisata Alam

2. Musik pop atau musik dangdut? Dangdut

3. Nella Kharisma atau Via Vallen? Nella Kharisma

4. Pantai atau gunung? Gunung

5. Megono atau soto tauco? Megono

6. Terus futsal apa sepakbola? Futsal

7. Pasar tradisional atau modern? Pasar Tradisional

8. Istri atau anak?

Kalau pilih secara cepat saya tidak bisa, kalau antara pilihan yang pasti dua-duanya. Tapi kalau harus untuk memilih saya pilih anak.

9. Terakhir Pak, rakyat atau keluarga? Rakyat

Apa harapan untuk Persip Pekalongan?

Ya semoga Persip Pekalongan tetap bisa eksis di kancah persepakbolaan Indonesia. Suporter Kota Pekalongan ini sangat luar biasa, terbaik di liga 3 kemarin. Ini potensi besar.

Harapannya Persip Pekalongan tetap bisa eksis, syukur kalau bisa melangkah ke Liga 2. (Dro)

Baca juga: Resep Nasi Megono Kuliner Nikmat Khas Kota Pekalongan

Baca juga: Ruang Isolasi Covid-19 di Kota Pekalongan Penuh, Slamet: Mudah-mudahan Tak Terjadi Penambahan

Baca juga: Dinad Kependudukan Kota Pekalongan Musnahkan 446 KTP Tak Valid

Baca juga: Ngetren Fenomena Janda Bolong, Segini Harganya di Kota Pekalongan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved