Berita Magelang
Ada Drone Jatuh di Candi Borobudur Jadi Polemik, PT TWCB: Sama Sekali Tak Berizin
Satu unit pesawat drone jatuh di kawasan Candi Borobudur, Selasa (20/10/2020). Taman Wisata Candi Borobudur menyesalkan kejadian ini
TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Satu unit pesawat drone jatuh di kawasan Candi Borobudur, Selasa (20/10/2020).
Sementara itu, General Manager Taman Wisata Candi Borobudur, I Gusti Putu Ngurah Sedana, juga membenarkan adanya kejadian tersebut.
Ia menyesalkan pihak penyelenggara tak meminta izin kepada pihak taman sebelum menerbangkan pesawat drone.
Bagaimana pun pihak taman juga berwenang terhadap kawasan candi.
“Kemarin sama sekali tidak ada permintaan dari kita. Karena itu di zona 1 mungkin dari pihak EO atau pihak zona 1 dalam hal ini BKB sudah memberikan izinlah karena mungkin sudah ada izin dari Lanud dan instansi lain berkaitan dengan perizinan drone itu,” tuturnya, saat ditemui wartawan di kantornya di kompleks Candi Borobudur, Rabu (28/10/2020).
Seyogyanya, permohonan prosedur pengurusan izin penerbangan drone disampaikan kepada Taman Wisata Candi Borobudur.
Jika memenuhi persyaratan, maka akan dikeluarkan surat untuk perizinan di Lanud. Pilot juga harus memiliki sertifikasi. Ia hanya menyesalkan kenapa tak sesuai prosedur.
“Kejadian kemarin, patut kita sesali karena selama ini kita benar-benar, jika ada orang yang mau menerbangkan drone pasti terpantau karena sudah melalui kami dan kami sudah keluarkan surat pengantar perizinan ke pihak lain seperti kepolisian dan Lanud,” kata dia.
Putu mengatakan, sepemahamannya penerbangan drone di zona 1 Candi Borobudur harus memiliki izin dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud.
Kemudian untuk pengambilan gambar di zona 2 (kawasan taman) harus memenuhi izin dari Lanud Adisutjipto Yogyakarta.
Penerbangan drone selain berizin juga mesti menggunakan prosedur free flight yang benar dengan mempelajari cuaca yang ada di sekitar Candi Borobudur baik zona 1 dan zona 2. Terpenting, penerbangan drone di atas struktur bangunan candi dilarang.
“Untuk penerbangan drone di Candi Borobudur terutama di atas struktur bangunan candi dilarang keras. Kalau di zona 2 masih diizinkan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan Nomor 37 tahun 2020 terkait penerbangan drone,” ujar Putu.
Sementara itu, Balai Konservasi Borobudur (BKB) membenarkan kejadian tersebut.
Tidak ada kerusakan pada candi maupun personel yang menerbangkannya. Kendati demikian, pihaknya akan evaluasi.
Baca juga: Cara Mengatasi Sesak Napas Akibat Asam Lambung hingga Pencegahannya
Baca juga: Kronologi Mahasiswi Yogya Ditemukan Tewas Membusuk di Kamar Kos, Ketahuan Saat Dikunjungi Teman
Baca juga: Kantor Pemuda Pancasila Solo Disegel, Ketua MPC Faisol: Mereka Korban Kepentingan Oknum
Baca juga: Remaja 14 Tahun Simpan Bayinya di Freezer & Dibungkus Plastik, Takut Ketahuan Orangtua
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Wiwit Kasiyati, menyampaikan, bahwa benar telah terjadinya jatuhnya pesawat drone di kawasan candi Borobuduru pada Selasa (20/10) lalu pukul 12.28 WIB.
Petugas BKB telah melakukan pemeriksaan baik terhadap candi maupun personel yang menerbangkannya.
Tidak ditemukan kerusakan atau vandalisme yang disengaja personel tersebut.
"Benar telah terjadi jatuhnya pesawat drone di kawasan candi borobudur pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 12.28 WIB."
"Petugas telah memeriksa baik terhadap dampak kerusakan pada candi maupun terhadap personil yg menerbangkannya dan hingga saat ini tidak ditemukan kerusakan atau vandalisme yang disengaja oleh personel dimaksud," katanya, Rabu (28/10/2020) melalui keterangan tertulisnya yang dikirim melalui pesan Whatsapp kepada wartawan.
Kendati demikian, Wiwit mengatakan, ke depan pihaknya akan melakukan evaluasi soal penerbangan drone di kawasan candi Borobudur.
“Kami akan lakukan evaluasi penerbangan drone di kawasan Candi Borobudur,” lanjutnya.
Wisatawan
Situasi di Candi Borobudur terpantau cukup ramai, meski tak seramai hari biasa di luar masa pandemi. Libur panjang ini menjadi momen untuk wisatawan dari berbagai daerah berwisata ke sini.
Meski demikian, PT Taman Wisata Candi Borobudur tetap memberlakukan pembatasan jumlah wisatawan, disinfeksi sarana prasarana, dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), I Gusti Putu Ngurah Sedana, mengatakan, di hari pertama, sudah mulai bermunculan wisatawan di masa libur panjang. Terlihat dari arus kendaraan menuju candi yang padat.
"Pengunjung dari pantauan di pintu mengalir lancar, tidak menutup kemungkinan banyak wisatawan ke sini. Banyak laporan menuju Borobudur macet. Bisa langsung ke candi dan mengunjungi tempat wisata di kawasan borobudur," katanya, Rabu (28/10).
Kendati sudah mulai ramai, pihaknya tetap memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Wisatawan yang datang wajib mencuci tangan, menjaga jarak dan mengenakan masker. Petugas juga mengecek suhu tubuh dari wisatawan yang datang.
Setiap istirahat pukul 11.30-13.00, pengelola melakukan pembersihan sarana dan prasarana di dalam taman. Seluruh fasilitas di taman wisata Candi Borobudur disemprot disinfektan dan dibersihkan.
"Pukul 11.30-13.00, istirahat dan tutup sementara, karena sesuai dengan protokol kesehatan kegiatan istirahat itu untuk membersihkan sarprasnya. Protokol kesehatan mulai dari cuci tangan, lantai desinfektan, pengelapan area yang dilalui pengunjung, tiang-tiang di gazebo, Tempat duduk kita sterilkan semua. Harapan pengunjung berikutnya sudah bersih dan tak ada lagi bekas pengunjung pertama datang di pagi hari," katanya.
Selain itu, di masa libur panjang ini, rapid test dilaksanakan di objek wisata Candi Borobudur. Rapid dan swab test ini ditujukan kepada wisatawan yang notabene banyak berdatangan dari luar daerah ke Candi Borobudur.
"Itu salah satu juga instruksi dari ketua gugus tugas provinsi untuk objek wisata di jateng diwajibkan untuk mengadakan rapid test atau swab untuk menghindari klaster baru. Karena ini kan banyak dari zona merah ke sini. Kemarin sudah diadakan rapat dengan kadinas kesehatan, objek wisata terutama borobudur dilaksanakan rapid dan swab yang akan masuk," tuturnya.
Sementara itu, pembatasan pengunjung tetap diberlakukan. Taman Wisata Candi Borobudur diberikan kuota 3.500 orang sehari. Namun realisasinya, jumlah wisatawan yang datang di bawah 2.500 orang saja per hari.
"Pembatasan pengunjung sudah ditetapkan ketua satgas provinsi, kita diberi kuota 3.500. Kalau 3.000 sudah bisa bernapas kita. Tapi secara kenyataannya masih dibawah 2.500 orang," tuturnya.
Salah seorang pengunjung dari Magelang, Angga, mengatakan, ia sengaja datang bersama teman-temannya ke Candi Borobudur dengan memanfaatkan momen libur panjang ini. Ia juga senantiasa mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan.
"Tetap protokol kesehatan, supaya semua aman," katanya. ( Tribunjogja.com | Rendika ferri K )
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kasus Drone Jatuh di Kawasan Candi Borobudur Magelang, Komentar Balai Konservasi