Berita Internasional
Buntut 2 Serangan dalam Sehari, Prancis Tetapkan Status Darurat Tertinggi & Terjunkan 4.000 Tentara
Emmanuel Macron, Presiden Prancis, mengatakan negaranya "diserang" ekstremisme setelah tiga orang dibunuh di sebuah gereja di Nice.
TRIBUNJATENG.COM, NICE - Emmanuel Macron, Presiden Prancis, mengatakan negaranya "diserang" ekstremisme setelah tiga orang dibunuh di sebuah gereja di Nice.
Pelaku penyerangan bersenjata pisau memenggal kepala seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya di sebuah gereja di kota Nice, Perancis, pada Kamis (29/10/2020), yang dicurigai merupakan serangan teroris.
Sekitar 4.000 personel tentara, berpotensi ditingkatkan menjadi 7.000 personel, akan diterjunkan di seluruh Prancis untuk melindungi berbagai tempat seperti sekolah dan gereja, demikian dilansir dari The New Daily.
Baca juga: Kisah Tukang Cilok Ivan Masuk TNI, Awalnya Ingin Jadi Bintara, Tak Tahunya Malah Bisa Masuk Akmil
Baca juga: Inilah Sosok Agnes Gadis Indonesia Pembeli iPhone 12, Fotonya Dipajang di Twitter CEO Apple Tim Cook
Baca juga: Berminat Buka Franchise Indomaret? Siapkan Modal Awal Segini, Berikut Keuntungan yang Djanjikan
Baca juga: Tak Tahan Intip Gadis Tetangga Mandi, Warga Semarang Ini Bergegas Ketuk Pintu Depan
Pemerintah Prancis juga telah menetapkan status darurat ke level tertinggi.
Polisi mengidentifikasi tersangka pembunuhan bernama Brahim Aouissaoui (21), seorang migran Tunisia yang baru-baru ini memasuki Prancis dari Italia.
Serangan tersebut terjadi kurang dari dua pekan setelah insiden pemenggalan terhadap seorang guru di Paris, Samuel Paty.
Paty dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswanya di dalam kelas.
Dengan komunitas Muslim terbesar di Eropa, Perancis telah mengalami serangkaian serangan dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan itu termasuk pemboman dan penembakan di Paris pada 2015 yang menewaskan 130 orang.
Pada 2016, terjadi lagi serangan di Nice di mana seorang milisi mengendarai truk dan menabraki kerumunan massa ketika merayakan Hari Bastille.
Serangan tersebut menewaskan 86 orang.
"Saya mengatakan ini dengan sangat jelas (bahwa) kami tidak akan menyerah pada terorisme.
Sekali lagi pagi ini, tiga rekan kami yang jatuh di Nice, dan jelas sekali Perancis sedang diserang,” kata Macron.
Beberapa jam setelah serangan Nice, polisi membunuh pria lain yang mengancam orang yang dengan pistol di Montfavet, dekat kota Avignon di Perancis selatan.
Serangan pada Kamis tersebut bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad.
Serangan itu juga terjadi di tengah kemarahan Muslim yang meningkat karena Perancis membela penerbitan kartun Nabi Muhammad.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan negaranya membersamai Perancis setelah terjadi serangan tersebut.
"Ini adalah tindakan barbarisme yang paling kejam dan pengecut oleh seorang teroris dan harus dikutuk dengan cara sekuat mungkin," kata Morrisons di radio 2GB di Sydney, Australia.
Morrison mengatakan juga telah menghubungi Macron.
"Sakit hati yang akan dialami orang-orang Perancis saat ini karena menggigil di seluruh dunia sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," kata Morrison.
Selain itu, banyak pemimpin dunia mengutuk serangan itu termasuk Inggris, Belanda, Italia, Spanyol, Arab Saudi, dan Turki.
Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan awal pekan ini mengecam Macron dan Perancis karena membela penerbitan kartun Nabi Muhammad.
Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun mengatakan Islam tidak dapat digunakan atas nama terorisme.
“Kami menyerukan kepada kepemimpinan Perancis untuk menghindari retorika yang menghasut lebih lanjut terhadap Muslim dan fokus menemukan pelaku ini dan tindakan kekerasan lainnya,” kata Altun. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Status Darurat Tertinggi, Perancis Terjunkan 4.000 Personel Tentara Buntut 2 Serangan dalam Sehari"
Baca juga: Seorang Pria Terekam CCTV Pukuli ATM Pakai Palu, Polisi: Dia Tidak Ambil Uang
Baca juga: Maia Estianty dan Irwan Mussry Ternyata Dijodohkan oleh Sosok Ini
Baca juga: Tentara Korea Utara Bunuh Pejabat Korea Selatan, Korut Justru Salahkan Korsel
Baca juga: Vicky Prasetyo Blakblakan Naksir Kalina Ocktaranny, Deddy Corbuzier Tanggapi Begini