Maulid Nabi
Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW dari Awal Kenabian Hingga Menjelang Hijrah ke Madinah
Arabia merupakan wilayah padang pasir yang terletak di bagian Barat Daya Asia, dan merupakan padang pasir yang tergersang dan terluas di dunia.
Mereka berkata :” Wahai Muhammad hendaknya kau menyembah tuhannya orang – orang quraisy dan orang – orang quraisy menyembah tuhanmu”.
Atas kejadian ini maka turunlah Surah Al Kafirun :“ 1)Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!. 2) aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, 3) dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah, 4)dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6) Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”.
Setelah permohonan untuk saling menyembah Tuhan tidak di terima, maka mereka mengajukan permohonan yang lain, yaitu : agar Muhammad mau mengganti Qur`an yang ada itu dengan Qur`an yang lain. Maka turunlah ayat 15 SurahYunus :“ qul mā yakụnu lī an ubaddilahụ min tilqā`i nafsī, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, innī akhāfu in 'aṣhaitu rabbī 'ażāba yaumin 'aẓīm “ : Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah pantas bagiku menggantinya atas kemauanku sendiri. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar (Kiamat) jika mendurhakai Tuhanku.”
• Pemboikotan terhadap Nabi dan Umat Islam
Kegagalan kaum Quraisy dalam membujuk Nabi untuk meninggalkan da`wahnya justru membuat posisi umat Islam di Makkah semakin kuat. Menguatnya posisi umat Islam, membuat kaum quraisy semakin kejam dan tidak manusiawi.
Mereka menempuh cara – cara baru untuk melumpuhkan kekuatan Nabi Muhammad SAW yang bersandar pada perlindungan Bani Hasyim.
Mereka membuat piagam pemboikotan untuk memutuskan segala bentuk hubungan dengan Bani Hasyim.
Tiga inti piagam pemboikotan itu ialah : 1). Orang – orang Quraisy tidak akan menikahi orang – orang Islam. 2). Orang – orang Quraisy tidak akan jual beli berupa apapun dengan umat Islam. 3). Orang – orang Quraisy tidak akan menerima damai dari orang – orang Islam, sehingga mereka menyerahkan Muhammad untuk di bunuh. Akibat pemboikotan ini Bani Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan dan kesengsaraan selama 3 tahun.
• Hijrah ke Habsyi ( Ethiopia ) yang pertama
Penganiayaan dan penyiksaan oleh kaum Quraisy terhadap umat Islam yang di luar batas perikemanusiaan membuat Nabi Muhammad SAW tidak tahan untuk melihatnya.
Maka akhirnya Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada para shohabatnya untuk hijroh / mengungsi ke Habsyi.
Anjuran tersebut di tanggapi secara positif oleh para shohabatnya.
Dan kemudian berangkatlah mereka ke Habsyi dengan jumlah 11 orang laki – laki dan 4 orang wanita.\
Lalu, di susul oleh rombongan yang kedua hingga mencapai 70 orang.
Kedatangan umat Islam ke Habsyi di sambut baik oleh Raja Nejus / Najasi, bahkan mereka di ijinkan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan yang mereka anut.
• Hijroh ke Habsyi yang kedua
Umat Islam yang hijroh ke Habsyi gelombang pertama berlangsung selama 2 bulan, setelah itu mereka kembali ke Makkah lagi.
Melihat keberhasilan umat Islam bertahan dan mendapatperlindungan di Habsyi serta jumlah umat Islam di Makkah semakin bertambah banyak, maka kaum Quraisy semakin geram dan semakin meningkatkan penganiayaan terhadap umat Islam.
Oleh karena itu, Nabi menyarankan kepada umat Islam untuk hijroh ke Habsyi yang kedua.
Hijroh yang kedua ini diikuti oleh 101 orang diantaranya terdapat 18 orang wanita dan dipimpin oleh Ja`far bin Abi Tholib.
Hijroh yang kedua ini masih mendapat sambutan hangat dari Raja Nejus. Kebaikan Raja Nejus ini membuat marah orang – orang Quraisy.
Mereka mengutus `Amr bin `Ash dan Abdullah bin Robi`ah menghadap Raja Nejus untuk menghasutnya agar tidak memperlakukan kebaikan terhadap umat Islam dan agar mengembalikan mereka ke Makkah.
Menanggapi hasutan tersebut Raja Nejus bersikap hati – hati, kemudian Raja memanggil perwakilan umat Islam untuk dimintai penjelasan apa yang sesungguhnya terjadi, lantas Ja`far bin Abi Tholib bertindak sebagai wakil dan juru bicara umat Islam untuk memberi penjelasan sesuatu yang sesungguhnya terjadi ( tentang Islam ) dengan membaca Surah Maryam dari awal sampai ayat ke 33.
Mendengar penjelasan tersebut akhirnya Raja Nejus masuk Islam berikut para pembesar kerajaan dan para pendetanya.
Atas peristiwa ini maka turunlah ayat 82 Surah Al Maidah, artinya :“Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri”.
Tidak lama dariperistiwa ini meninggallah Raja Nejus dan setelah Malaikat Jibril memberitahu kepada Nabi Muhammad SAW, maka beliau menyolati janazah secara ghoib. Dan inilah awal mula sholat janazah bil ghoib.
• Hijrah dan Misi ke Thoif
Pada tahun ke 10 dari kenabian di kenal dengan tahun duka ( عَامُالْحُزْنِ) karena pada tahun ini istrinya, Khotidjah dan pamannya, Abu Tholib meninggal dalam waktu yang berdekatan ( +/- 1 bulan ).
Dengan meninggalnya kedua orang tersebut, maka kaum Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi.
Karena penderitaan yang di alami Nabi semakin berat, maka beliau dengan di dampingi oleh Zaid bin Kharitsah hijroh ke Thoif untuk memohon bantuan dan perlindungan dari keluarganya yang ada di kota itu, yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas`ud yang bergelar Abu Kuhal.
Mereka adalah para pembesar dan penguasa di Thoif.
Harapan untuk mendapat bantuan dan perlindungan dari keluarganya yang ada di Thoif ternyata gagal dan hampa, karena mereka telah dihasut oleh Abu Jahal.
Bahkan Nabi di usir dan di hina dengan cara – cara yang tidak manusiawi, beliau dilempari batu oleh para pemuda hingga luka dan berdarah.
• Isra` dan Mi`roj
Setelah +/- 1 bulan di Thoif Nabi kembali ke Makkah, kaum Quraisy semakin menjadi – jadi dan semakin meningkatkan penghinaan dan penganiayaannya.
Disaat menghadapi ujian yang maha berat dan tingkat perjuangan sudah pada puncaknya ini, maka beliau diperintah oleh Allah untuk menjalankan Isra` Mi`roj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho dan Mi`raj ke Sidrotil Muntaha untuk melihat sebagian dari ayat – ayat Allah dan untuk bertemu dengan-Nya. (*)